NETTI NATARIDA MARPAUNG

WELLCOME TO MY BLOG..

I'M A DREAMER, AND I WANNA MAKE MY DREAMS COME TRUE.

Senin, 24 Oktober 2011

ANTARA JEMPOL DAN PILPRES

Teman-teman...., Bingung kan membaca judulnya? Aku tahu pasti dalam pikiran teman-teman semua berkata, "Apa-apaan nih, apa hubungannya jempol dengan Pilpres?"

Hahaha...ada teman...ada. Mau tau? Check it out.

Tentu teman semua pernah me-like (memberi jempol) pada status teman-teman anda kan?
Kenapa teman-teman memberi jempol? Apa kira-kira kriteria status tersebut sehingga teman-teman memberikan jempol?
Apa karena statusnya lucu?
Apa karena statusnya berbobot (menarik dan berkualitas)?
Apa karena sipembuat status seleb atau orang yang anda sukai sehingga setiap dia meng-update status selalu disukai?
Atau jangan-jangan karena teman anda itu sering me-like status anda terus gak enak dong kalau gak balas like kembali?
Opsi terakhir ini nih yang paling bahaya. Beda-beda tipis nih dengan budaya sogok-menyogok atau suap-menyuap. Betul tidak? Harus dijempol dulu baru dia mau kasih jempol?

Terus...korelasinya dengan Pilpres apa donk?
Inilah yang menarik perhatian saya untuk mengangkat persoalan ini dalam catatan, sebab selama ini saya sering bingung melihat status teman-teman yang begini misalnya, "Aduh...perut gw sakit banget nih.."
atau status yang begini, "Uuuhh...gak tahan boo' nafasnya bau jengkol."
tapi auzubileee ada-ada aja yang memberi jempol, padahal yang begini nih logikanya butuh koment kan? Kali aja teman-teman ada yang tahu obat sakit perut yang manjur, atau sebagai teman share untuk mengatasi bau jengkol nafasnya.
Malas berkomentar? Sekalian abaikan daripada harus memberi pilihan jempol atau opsi setuju pada statement yang tidak berkualitas?
Dari hal-hal kecil seperti inilah kita sebenarnya membiasakan diri menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang berbobot atau berkualitas. Jika kita terbiasa memilih atau menyukai yang berkualitas dibanding yang hanya lucu-lucuan atau asal-asalan dan yang lebih parah lagi karena suap-menyuap (dijempol dulu baru menjempol) maka saya yakin dalam setiap Pilpres atau pemilihan-pemilihan pemimpin lainya kita bisa lebih cerdas dalam menjatuhkan pilihan. Janganlah tertarik memilihnya karena dia ganteng atau keren saja misalnya, atau karena dia masih orang terdekatnya si raja minyak padahal bibit bobot bebetnya tidak jelas, atau karena kita disogok dengan beberapa lembar uang yang sejatinya hanya bisa buat membeli makanan sehari saja.
Ingat..begitu kita menjatuhkan jempol, kita sudah ikut ambil bagian dalam sepak terjang kepemimpinannya. So bagaimanapun hasil kerja kepemimpinannya kitalah yang menyetujuinya.

Jadi biasakanlah diri anda dengan memilih dan menyukai hal-hal yang berkualiatas, niscaya di 2014 kita tidak akan salah memberikan jempol lagi. Mulailah membangun negara kita tercinta ini dari diri kita sendiri dengan cara memilih pemimpin yang berkualitas.


Camra, 15 04 11
J e n e t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar