TAROMBO atau silsilah atau garis keturunan bagi masyarakat Batak merupakan hal yang sangat penting diketahui dan selalu diwariskan turun-temurun kepada keturunannya. Ini merupakan salah satu adat dan budaya bagi masyarakat Batak. Berikut ini saya ingin memaparkan sedikit pengalaman saya mengenai tarombo itu.
Pengalaman ini saya tuliskan sedemikian rupa agar kita memahami betul betapa pentingnya mengetahui tarombo itu, dan menyadari bahwa sebagai orang Batak harus bisa memahami adat maupun budayanya sendiri. Memahami tarombo dalam artian kita bisa mengetahui akan siapa-siapa saja yang masih terikat dalam satu garis keturunan atau silsilah kita dari sejak adanya marga kita itu.
Biasanya boru bagi orang Batak sangat jarang dipaparkan tarombo secara luas, cukup hanya tahu nomor berapa marga nya dan asalnya saja. Mungkin karena boru jika sudah menikah akan masuk ke hitungan garis keluarga dari suaminya, dan nantinya tarombo dari suaminyalah yang akan diikutkan.
Tapi hal ini tidak menyurutkan ketertarikan saya untuk lebih dalam mengetahui tarombo dari marga saya sendiri, walaupun saya boru, tapi saya bisa tahu siapa-siapa saja keturunan dari ompung kami sampai 5 (lima) generasi ke atas lengkap dengan keturunannya.
Jujur, saya hanya ber-modal tahu saja, 90% dari orang-orang yang masuk dalam silsilah tarombo itu tidak saya kenal secara langsung. Hal ini dikarenakan sejak dari generasi ke-3 di atas saya (ompung saya) sudah tidak lagi berdomisili di bona pasogit, ompung saya sudah lama merantau ke Asahan - Sumatera Timur, dan tentu saja keluarga yang masih berdiam di bona pasogit tidak lagi saya kenal. Lagi pula karena banyak faktor saya tidak pernah pulang ke bona pasogit.
Besar di perantauan dan bermodalkan pengetahuan tarombo dari orang tua akhirnya mempertemukan saya dengan banyak saudara-saudara saya yang lain. Seperti halnya kejadian semalam saya bertemu dengan Bapauda (paman nya) bapak saya di tempat kerja saya. Sebagaimana lazimnya berkenalan secara Batak yaitu menyebut marga, saya sebut marga saya dan asal nya, dan ternyata ompung itu begitu kaget dengan penuturan saya tentang siapa saya dalam tarombo keluarga. Begitu beliau tahu siapa saya, ompungku ini sangat senang dan memeluk saya yang masih pahompu-nya sendiri. Saya sendiri juga kaget tidak menyangka bahwa beliau itu masih ompung saya, selama ini saya cuma tahu bahwa beliau itu adalah marga Marpaung seorang pengusaha bisnis hiburan di Jakarta ini.
Aha...kulihat ompungku ini menangis bahagia saat memeluk saya, begitu senangnya dia menceritakan pada teman di sebelah nya bahwa saya masih pahompunya sendiri. Dalam hati saya berkata, "Makasih Tuhan atas pertemuan ini, saya juga sangat senang bertemu dengan ompung saya ini."
Ada rasa kebahagiaan tersendiri jika kita berjumpa dengan keluarga yang tidak pernah kita kenal dan ternyata masih satu dalam garis keturunan keluarga. Ternyata kita tidak sendiri, kita punya keluarga besar yang jika kita mau mencari dan mengetahuinya, kita akan menemukan orang-orang itu.
Semoga catatan saya yang tidak bagus ini, mendorong teman-teman semua (terlebih kepada naposo) untuk lebih mau mengetahui tentang tarombo nya masing-masing, kepada laki-laki maupun perempuan, tarombo itu sangat penting buat kita.
HORAS.
kosakata :
tarombo = silsilah, garis keturunan.
boru = anak perempuan.
ompung = kakek, nenek.
bona pasogit = kampung halaman.
bapauda = paman (adik laki-laki dari ayah).
pahompu = cucu.
naposo = anak muda.
(Artikel ini dibuat untuk tugas mata kuliah IBD dengan tema KONSEPSI IBD DALAM KESUSASTERAAN)
Jecqlien Netty Natarida Marpaung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar