NETTI NATARIDA MARPAUNG

WELLCOME TO MY BLOG..

I'M A DREAMER, AND I WANNA MAKE MY DREAMS COME TRUE.

Selasa, 29 April 2014

TEORI TENTANG PERBEDAAN KARANGAN


A. PENGERTIAN KARANGAN

Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234). 
Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.

B. JENIS-JENIS KARANGAN

- Berdasarkan teknik pemaparannya:

1. Karangan Narasi
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi banyak kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.

Ciri-ciri karangan narasi :
a.  Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b.  Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai  akhir
c.   Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d.  Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

Langkah menyusun narasi (fiksi) :
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

Contoh karangan narasi :
      Malam itu Ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairul. Bahkan, Ayah mengatakan bahwa aku akan diantar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan Siti. (Sikumbang, 1981 : 1-42 dan Parera, 1983 : 3-24).

2. Karangan Deskripsi
Karangan ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, karangan ini bersifat tata ruang atau tata letak. Dengan kata lain, deskripsi berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindera.

Ciri-ciri karangan deskripsi :
a.   Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b.   Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
c.   Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

Langkah menyusun karangan deskripsi :
a.   Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
b.   Tentukan tujuan
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
d.  Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan kepentingan
e.   Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

Contoh karangan deskripsi :
      Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kedai penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.

3. Karangan Eksposisi  
Karangan eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri karangan eksposisi :
a.   Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b.   Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c.    Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d.   Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.   Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Langkah menyusun karangan eksposisi :
a.   Menentukan topik atau tema
b.   Menetapkan tujuan
c.    Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d.   Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e.   Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi

Contoh karangan eksposisi :
            Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter meter untuk setiap kios. Dari data ini data dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.

4. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Ciri-ciri karangan argumentasi :
a.   Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga    kebenaran itudiakui oleh pembaca
b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c.   Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat ataupandangan pembaca
d.   Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan  menjauhkan subjektivitas
e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

Langkah menyusun karangan argumentasi :
a.   Menentukan topik atau tema
b.   Menetapkan tujuan
c.   Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d.   Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e.   Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

Contoh karangan argumentasi :
      Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?

5. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri karangan persuasi :
a.   Terdapat himbauan atau ajakan
b.   Berusaha mempengaruhi pembaca

Langkah menyusun karangan persuasi :
a.   Menentukan topik atau tema
b.   Menetapkan tujuan
c.    Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d.   Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e.   Mengembangkan kerangka menjadi karangan persuasi

Berdasarkan Sifatnya:

1. Karangan ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan karya ilmiah, antara lain:
* Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
* Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
* Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
* Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
* Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

2. Karangan Semi Ilmiah (Populer)

      Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

3. Karangan Non Ilmiah

      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:

a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. Fakta yang disimpulkan subyektif,
c. Gaya bahasa konotatif dan populer,
d. Tidak memuat hipotesis,
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. Bersifat imajinatif,
g. Situasi didramatisir,
h. Bersifat persuasif.
i. Tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:

a.Dongeng
b.Cerpen
c.Novel
Drama
Roman. 

C. CIRI-CIRI KARANGAN 

Ciri-ciri karangan yang baik yakni :
- Berisi hal-hal yang bermanfaat. Karangan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan dapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin karangan itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.
- Pengungkapan jelas. Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah karangan dicerna pembaca. Dengan pengungkapan yanh semakin jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah diikuti.
Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian. Karangan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca memahami karangan. Sebaiknya karangan langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit.
Efektif dan efisien. Yang dimaksud dengan efektif dan efisien  adalah pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas, yaitu dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.
Ketepataan penggunaan bahasa. Karangan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot karangan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan pengarang untuk memenuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.
Ada variasi kalimat. Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam karangan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang-seling.
Vitalitas. Karangan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam karangan itu menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam karangan yang ditulisnya.
Cermat. Karangan yang baik memperahatikan masalah kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap sepele apalagi diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata maupun menyusun kalimat.
Objektif. Mengarang adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa pengarang benar-benar menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya. 


D. KERANGKA KARANGAN

Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis
besar dari suatu karangan yang akan digarap (Keraf, 1994: 149). Pada dasarnya,
untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk
karangan itu menjadi karangan yang teratur dan sistematis. Maka, sebelum
membuat karangan lebih baik dibuat susunan-susunan yang dapat memudahkan
dalam mengembangkan karangan tersebut. Susunan-susunan tersebut dapat
dikatakan sebagai kerangka karangan.
Adapun langkah-langkah untuk menyusun karangan tersebut, yaitu sebagai
berikut.
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih besar dan menyangkut pada
permasalahan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah
kepala karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan
yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam
menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide dan inovasi. Banyak
cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai dengan
tujuan penulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan
tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah dikumpulkan
dengan teliti dan sistematis.
4. Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi
beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu
sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil
yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang
sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan:
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan:
a. Mencatagagasan
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung pada materi yang hendak
ditulis. Pengembangan karangan juga jangan menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan
terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat.




Daftar Pustaka:

Anon. 2013. “Jenis-Jenis Karangan Menurut Menurut Pengertian dan Ciri-Ciri Karangan”. Dalam http://semuapelajaransekolah.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-karangan-menurut-pengertian.html

Google. Tanpa tahun. “Kerangka Karangan”. Dalam   http://eprints.uny.ac.id/8200/3/BAB%202-07205244110.pdf

Homework Student. 2011. “Karangan yang Baik”. Dalam http://homework-student.blogspot.com/2011/02/karangan-yang-baik.html#rPD5s2Z4AvMKXDGp.99

Kurniawan, Gatot. Tanpa Tahun. “Karangan Imiah, Non-Ilmiah, dan Semi Ilmiah (Populer)”. Dalam http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html

Putra, Hedi. 2013. “Pengertian dan Jenis-jenis Karangan”. Dalam http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/08/pengertian-dan-jenis-jenis-karangan-566867.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar