Pernahkah kita berpikir
bahwa untuk keluar dari zona negara berkembang yang melekat pada negara
Indonesia ini ialah hanya dengan menciptakan generasi baru yang baik dan bermutu di
masa depan? Dan bagaimanakah selayaknya generasi baru tersebut?
Gagasan itu terbersit
dalam pikiran saya ketika saya sedang memberikan ASI pada buah hatiku tercinta.
Melihat begitu banyaknya ibu yang melahirkan di negeri ini yang tidak
memberikan ASI untuk anaknya yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor atau
alasan. Alasan-alasan tersebut bisa jadi karena: (1) Ibu belum memahami betapa
pentingnya ASI Eksklusif untuk bayi baru lahir, (2) Ibu kembali bekerja, (3)
Kurangnya motivasi dari keluarga terutama suami, (4) Gencarnya iklan susu
formula, (5) Kurangnya dukungan sekitar dan tenaga kesehatan, (6) Sang ibu
merasa ASI yang dimilikinya kurang memadai, sehingga merasa perlu untuk
menambah susu formula. Dan alasan yang ke-(7) adalah bahwasanya sang ibu merasa
jika menyusui nantinya akan mengendurkan otot-otot payudara mereka dan hal
tersebut akan mengurangi daya tarik atau penampilan mereka. Khusus untuk dua
alasan terakhir, sesungguhnya hal itu lebih merupakan perasaan subyektif sang
ibu karena data yang lebih realistik menunjukkan hanya 1 dari 1000 orang ibu
yang betul-betul memiliki jumlah ASI yang kurang memadai. Dan juga si ibu tersebut
lebih mementingkan diri sendiri dalam hal ini penampilannya, dibanding anak
yang mereka lahirkan yang seharusnya anak tersebutlah tujuan hidup kita.
Saya sendiri seorang
ibu yang memiliki bayi, sangat bersyukur mampu memberikan ASI eksklusif selama
6 bulan kepada anak saya, walaupun sehari-hari saya masih harus beraktivitas di
luar rumah seperti kuliah dan lainnya. Pemberian ASI tersebut nantinya akan dilanjutkan
hingga anak saya berusia 2 tahun.
Jika kita melihat data
SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012, hanya ada 50,8 %
bayi usia 0-1 bulan yang menerima ASI, 48,9% untuk bayi 2-3 bulan, 27,1 % untuk
bayi 4-5 bulan dan 0,7% untuk bayi dibawah 24 bulan, dengan kata lain tidak ada
bayi yang lolos ASI eksklusif selama 2 tahun.
Sangat miris memang
jika kita melihat data tersebut, padahal ASI begitu penting untuk tumbuh
kembang seorang anak, semakin lama seorang anak mendapatkan pasokan ASI,
semakin besar peluang untuk terbebas dari gangguan mental seperti menarik diri
dari pergaulan, gelisah, gangguan cara berpikir, perilaku menyimpang, autisme,
serta tingkah laku agresif, juga untuk menjaga daya tahan tubuh atau sistem
imun anak terhadap segala jenis penyakit.
Salah satu penelitian
terbaru yang dipublikasikan Brown University menunjukkan hasil adanya perbedaan
perkembangan otak sebesar 20-30 persen antara anak yang murni mendapatkan ASI,
dengan anak yang mendapatkan asupan kombinasi (ASI + susu formula), apalagi
yang hanya mengandalkan penuh susu formula. Rangkuman penelitian lebih jauh
bisa dibaca pada tautan ini: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://news.brown.edu/pressreleases/2013/06/breastfeeding
Hasil penelitian Dr.
Leda Chatzi dari University of Crete, Yunani, yang dilansir kantor
beritaReuters di akhir tahun 2013 memperkuat penelitian-penelitian
sebelumnya dengan menunjukkan hasil bahwa bayi-bayi yang mendapat ASI
Eksklusif, pada umur 18 bulan menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan kognitif, komunikasi reseptif, dan kelincahan motorik dibandingkan
bayi yang tak mendapatkan ASI Eksklusif. Informasi lebih jauh tentang ini bisa
disimak pada laman berikut:http://www.reuters.com/article/2013/12/25/us-breast-feeding-idUSBRE9BO08920131225
Jika semua ibu
menyadari betapa pentingnya ASI untuk tumbuh kembang anak, bukankah nantinya
akan terlahir generasi-generasi emas Indonesia yang selain pintar juga memiliki
kepribadian yang baik? Perlu diketahui bahwa bibit, bebet, serta bobot seorang
anak ada di tangan seorang ibu. Lalu ibu manakah yang tidak ingin memberikan
yang terbaik untuk anak-anaknya?
Untuk keluar dari zona
negara berkembang yang terus menerus melekat pada negara Indonesia yang kita
cintai ini adalah jika kita bisa merobah paradigma atau pola berpikir ibu-ibu
di negeri ini. Jadilah ibu yang bijak yang akan melahirkan generasi-generasi
emas Indonesia yang nantinya akan bisa membawa negara Indonesia ini menuju
negara yang maju, makmur dan sentosa.
Jakarta, 4252014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar