Ujian utama yang terakhir untuk semester lima
selesai...
Semester yang penuh perjuangan, cobaan, rintangan dan juga penuh berkat. Terimakasih Tuhan atas segala anugerah yang terindah yang Kau beri, terimakasih buat kesehatan yang boleh ku miliki, terimakasih buat kesempatan yang tetap Engkau sertai.
Masih jelas terekam di benakku, bagaimana masa-masa sulit saat hamil tua melangkah ke kampus dengan tekad yang kuat untuk menimba ilmu. Masih segar dalam ingatanku saat mengalami kontraksi yang pertama kali, tanda-tanda mau melahirkan eh aku masih duduk di bangku kelas sambil sesekali menggigit bibir menahan rasa sakit akibat kontraksi.
"Net...lu kenapa?" tanya Kimi teman yang duduk di bangku sebelahku.
"Gak tau Ki, perut gue sakit banget."
"Aduh..jangan-jangan lu mau ngelahirin Net..aduh Net..jangan ngelahirin di kelas, Kimi takut Net.." ringis temanku..hihi..
"Ah belom kali Ki, tapi gak tau juga ya, mungkin juga ini tanda-tanda."
"Lu pulang duluan deh Net..."
"Gak papa koq, gue masih tahan koq sampai kuliah kelar." kataku sambil megangin perut yang rasanya mules teratur.
Dengan terburu-buru si suami tercintaku sudah datang menjemput.
"Apa ku bilang, gak usah masuk dulu, eh malah ngeyel, gini kan akibatnya, untung aja lu gak ngelahirin di kampus." cerocos suamiku..hihi..
"Udah..udah...aku gak papa koq, cuma mules doang, ntar langsung aja dulu ke bidan buat check up." sahut ku.
Namun harus menunggu esok harinya lagi baru sijagoan ku muncul ke dunia, itupun berkat bantuan tim dokter yang sukses melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan jagoanku.
Tiga minggu pasca operasi caesar, kondisi kesehatanku sangat-sangat baik, begitu juga dengan sijagoanku. Aku memutuskan untuk masuk kuliah saja, dengan tekad tetap memberikan asi eksklusif pada jagoanku. Namun tak segampang itu, aku juga harus mengusap dada karena banyak pihak yang tak setuju dengan niatku untuk melanjutkan kuliah, "sudahlah urus anak saja di rumah, perempuan jatuh-jatuhnya ke dapur koq, jadi buat apa sekolah tinggi-tinggi." komentar mereka.
Dan di tengah-tengah pihak yang tak mendukung, selalu saja ada orang yang mendukung dengan tulus hati. Ialah keluarga namboru kami, amang boru, kaka Friska, kaka Tina yang dengan senang hati menjaga jagoanku saat aku sedang kuliah. Suamiku yang selalu mendukung dan juga jagoanku pemberi semangat yang tidak pernah rewel dan selalu pengertian seolah jagoanku tahu kalau mamanya pergi bukan untuk hura-hura.
Selesai sudah semester yang penuh dengan cerita, dan aku sangat bersyukur pada Tuhan sebab aku selalu disertai-Nya, dikuatkan, sehingga aku mampu menyelesaikan studiku di masa-masa kelahiran jagoanku tanpa harus cuti. Terimakasih juga buat teman-temanku yang baik, Mak, Nui, Pipit, Kimi, Wanto, Neng, Marta,..you are my bestfriend guys..juga buat teman sekelas ku semua. Thank you all.
Jakarta, 153214
Netti
Semester yang penuh perjuangan, cobaan, rintangan dan juga penuh berkat. Terimakasih Tuhan atas segala anugerah yang terindah yang Kau beri, terimakasih buat kesehatan yang boleh ku miliki, terimakasih buat kesempatan yang tetap Engkau sertai.
Masih jelas terekam di benakku, bagaimana masa-masa sulit saat hamil tua melangkah ke kampus dengan tekad yang kuat untuk menimba ilmu. Masih segar dalam ingatanku saat mengalami kontraksi yang pertama kali, tanda-tanda mau melahirkan eh aku masih duduk di bangku kelas sambil sesekali menggigit bibir menahan rasa sakit akibat kontraksi.
"Net...lu kenapa?" tanya Kimi teman yang duduk di bangku sebelahku.
"Gak tau Ki, perut gue sakit banget."
"Aduh..jangan-jangan lu mau ngelahirin Net..aduh Net..jangan ngelahirin di kelas, Kimi takut Net.." ringis temanku..hihi..
"Ah belom kali Ki, tapi gak tau juga ya, mungkin juga ini tanda-tanda."
"Lu pulang duluan deh Net..."
"Gak papa koq, gue masih tahan koq sampai kuliah kelar." kataku sambil megangin perut yang rasanya mules teratur.
Dengan terburu-buru si suami tercintaku sudah datang menjemput.
"Apa ku bilang, gak usah masuk dulu, eh malah ngeyel, gini kan akibatnya, untung aja lu gak ngelahirin di kampus." cerocos suamiku..hihi..
"Udah..udah...aku gak papa koq, cuma mules doang, ntar langsung aja dulu ke bidan buat check up." sahut ku.
Namun harus menunggu esok harinya lagi baru sijagoan ku muncul ke dunia, itupun berkat bantuan tim dokter yang sukses melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan jagoanku.
Tiga minggu pasca operasi caesar, kondisi kesehatanku sangat-sangat baik, begitu juga dengan sijagoanku. Aku memutuskan untuk masuk kuliah saja, dengan tekad tetap memberikan asi eksklusif pada jagoanku. Namun tak segampang itu, aku juga harus mengusap dada karena banyak pihak yang tak setuju dengan niatku untuk melanjutkan kuliah, "sudahlah urus anak saja di rumah, perempuan jatuh-jatuhnya ke dapur koq, jadi buat apa sekolah tinggi-tinggi." komentar mereka.
Dan di tengah-tengah pihak yang tak mendukung, selalu saja ada orang yang mendukung dengan tulus hati. Ialah keluarga namboru kami, amang boru, kaka Friska, kaka Tina yang dengan senang hati menjaga jagoanku saat aku sedang kuliah. Suamiku yang selalu mendukung dan juga jagoanku pemberi semangat yang tidak pernah rewel dan selalu pengertian seolah jagoanku tahu kalau mamanya pergi bukan untuk hura-hura.
Selesai sudah semester yang penuh dengan cerita, dan aku sangat bersyukur pada Tuhan sebab aku selalu disertai-Nya, dikuatkan, sehingga aku mampu menyelesaikan studiku di masa-masa kelahiran jagoanku tanpa harus cuti. Terimakasih juga buat teman-temanku yang baik, Mak, Nui, Pipit, Kimi, Wanto, Neng, Marta,..you are my bestfriend guys..juga buat teman sekelas ku semua. Thank you all.
Jakarta, 153214
Netti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar