NETTI NATARIDA MARPAUNG

WELLCOME TO MY BLOG..

I'M A DREAMER, AND I WANNA MAKE MY DREAMS COME TRUE.

Kamis, 24 November 2011

@JANGANLAH JEMU BERBUAT YANG BENAR@

Dodi adalah teman se kantor saya yang baru tiga bulan ini bekerja di perusahaan tempat saya bekerja. Dia seorang pria muslim yang cukup sederhana dan taat beribadah. Seperti layaknya karyawan baru pada umumnya kurang mendapat perhatian dari atasan atau sering diperlakukan sewenang-wenang oleh atasan yang kurang bijaksana. Apa-apa saja perintah dari atasan wajib dilaksanakan, benar  atau salah perintah atasan tersebut kita harus melaksanakannya.

Perusahaan tempat saya bekerja adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor dan ekspedisi barang-barang ke luar negeri. Dodi bertugas di bidang pembuatan dokumen-dokumen barang sedangkan saya di bidang finance. Suatu ketika Dodi mendapat perintah dari atasannya untuk membuatkan dokumen pengiriman barang dengan nilai $3000 yang semestinya nilai barang tersebut adalah $5000,

"Pak, maaf bukankah nilai barang tersebut adalah $5000, mengapa bapak suruh saya membuat surat pengiriman ini seharga $3000.?" tanya Dodi pada si atasan yang berdarah India itu.

"Lakukan saja, saya atasan mu, saya berhak menyuruh mu."
"Kalau begitu bapak sajalah yang membuatnya."
"Lho, bukankah membuat dokumen adalah tugas anda di sini?"
"Oke..saya akan membuatkan dokumen itu, tapi tolong bapak kirimkan saya email perintah untuk membuat dokumen ini lengkap dengan nilai barang yang bapak perintahkan."

Yaah..walaupun Dodi hanya pegawai rendahan di kantor itu, namun saya salut melihat kegigihannya dan keberaniannya menyatakan apa yang seharusnya dilakukan dengan pekerjaan tersebut. Cukup bijak, Dodi mem-print lembar email perintah dari atasan nya itu, sebab email bisa saja sewaktu-waktu terhapus atau hilang.

Tiga bulan setelah kejadian itu, kasus tersebut terbongkar dan muncul kepermukaan setelah mendapat email konfirmasi dari negara tujuan barang tersebut dikirimkan. Negara tujuan pengiriman barang itu adalah negara Brazil yang cukup terkenal dengan mafia ekspedisinya. Gara-gara uang sejumlah $2000, ternyata bisa juga menggemparkan jajaran direksi dan manajer perusahaan tempat saya bekerja. Dan ternyata di negara tujuan pengiriman barang itu pun terjadi kegemparan serupa, menurut pengakuan karyawan di sana yang dikirimkan lewat email, sampai-sampai karyawan tersebut akan dipenjarakan karena selisih dari harga pengiriman barang tersebut.

Akhirnya manajer dan direksi mengadakan meeting untuk membahas kasus tersebut, usut punya usut, ternyata kesalahan ada di dokumen/agreement yang dikirimkan sebesar $3000 itu. Orang pertama yang dipersalahkan tentunya adalah orang yang membuat dokumen itu. Siapa lagi, Dodi lah yang membuat dokumen itu. Dodi akhirnya dipanggil ke ruang meeting untuk mempertanggungjawabkan kesalahan dokumen itu. Dengan tenang Dodi melangkah masuk ruang meeting. Lalu manajernya menanyakannya,

"Apakah anda yang membuat dokumen ini?"
"Iya, saya pak."
"Apa dasar anda mengubah amount dari barang tersebut?"
"Atasan saya, Mr. Prakash yang menyuruh saya pak."

Seketika Mr. Prakash terkejut, tak menyangka bawahannya akan mempersalahkan nya begitu.

"Anda jangan sembarangan menuduh, anda bisa dipecat karena kesalahan anda ini, anda telah berbohong." Mr. Prakash ngotot dan terus-terusan menyalahkan Dodi dalam bahasa Inggris yang saya coba terjemahkan dalam hati saya.
"Apakah anda punya bukti atas perkataan anda itu pak Dodi?" cukup bijak manajer tersebut menengahi.
"Ya, saya punya pak, izinkan saya keluar sebentar ke ruangan saya untuk mengambil barang bukti tersebut."

Dodi masuk ruang meeting kembali dan menunjukkan barang bukti berupa email perintah lengkap alamat dari email Mr. Prakash yang sudah diprint nya. Dengan wajah merah padam, Mr. Prakash terdiam dan tak bisa menyanggah lagi.

"You have done the good job Dodi, urusan anda sudah selesai, sekarang ini menjadi urusan saya."

Dengan bijak si manajer mempersilahkan Dodi meninggalkan ruang meeting. Tak berapa lama kemudian saya dengar Mr. Prakash dipecat dari jabatannya dan tidak lagi bekerja di perusahaan ini.

Inti yang bisa saya ambil adalah walaupun kita hanyalah orang-orang kecil yang kadangkala terpinggirkan, janganlah jemu-jemunya kita melakukan yang baik dan benar. Sebab Tuhan itu Maha adil yang akan turut serta membela kita di saat kita diperlakukan tidak adil.


Camra, 25/11/2011

Netti Natarida Marpaung.


(Artikel ini saya buat untuk tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan tema MANUSIA DAN KEADILAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar