KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP
Kepribadian dan perilaku konsumen
Kepribadian menurut psikologi modern yaitu: “
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik”.
Jadi, kepribadian seorang dewasa umumnya sekarang
dianggap terbuat dari baik faktor keturunan maupun lingkungan, yang diperlunak
oleh faktor situasi:
a. Keturunan.
b. Lingkungan.
c. Situasi.
d. Dinamis,
e. Organisasi
sistem,
f. Psikofisis,
g. Unik,
Karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku
konsumen
Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
a. Umur dan
Tahap Daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi
Ekonomi
d. Kepribadian
Teori-teori kepribadian
Terdapat banyak teori tentang bagaimana sebuah
kepribadian berkembang. Paling tidak terdapat 3 perspektif pada kepribadian
yaitu :
a. Psychodynamic
Theory
Teori ini diciptakan oleh Sigmund Freud dan merupakan tonggak awal psikologi
modern. Disini dirumuskan dengan premis bahwa kebutuhan atau dorongan yang
tidak disadari (unconscious need) konsumen terutama dorongan biologis dan
seksual merupakan inti dari motivasi dan kepribadian. Ada tiga system yang
berinteraksi didalam kepribadian manusia :
• Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
• Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika sosial.
• Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu.
Beberapa cara atau metode yang digunakan individu untuk mengatasi masalah psikologis yaitu :
• Identifikasi
Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.
• Represi
Individu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.
• Displacement
Individu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi permen rokok.
• Prosyeksi
Individu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.
• Rasionalisasi
Individu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.
• Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
• Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika sosial.
• Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu.
Beberapa cara atau metode yang digunakan individu untuk mengatasi masalah psikologis yaitu :
• Identifikasi
Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.
• Represi
Individu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.
• Displacement
Individu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi permen rokok.
• Prosyeksi
Individu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.
• Rasionalisasi
Individu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.
b. Neo-Freudian
Personality Theory
Berbeda dari pandangan Freud bahwa kepribadian bahwa
kepribadian bersumber dari insting manusia secara alamiah, Karen Hornet, salah
satu peneiliti teori ini mengajukan sebuah mekanisme yang dilalui individual
dalam rangka mencari jalan keluar dari konflik yang menggelisahkan. Menurutnya
individu dapat dibedakan menjadi 3 kepribadian yaitu :
• Compliant Individual
Individu-individu yang cenderung mendekati orang
lain. Mereka memepunyai hasrat untuk dikasihi, diingini, dan dihargai.
• Aggressives Individual
Individu-individu yang cenderung menentang orang
lain. Mereka mempunyai hasrat untuk berprestasi dan mendapatkan pujian.
• Detached Individual
Individu-individu yang cenderung menjauhi orang
lain. Mereka suka kemandirian, kemerdekaan, kebebasan dari kewajiban.
c. Trait
Theory
Trait Theory menggunakan asumsi (1) bahwa semua
individu memilik karakter berbeda, (2) karakter tersebut bersifat konsisten dan
dapat diukur perbedaanya antara individu yang satu dengan yang lain.
Costa dan McCrae (1992;dalam Walzuch,2001), membagi
karakter manusia menjadi 5 yaitu :
· Extraversion
Manusia memiliki karakter extraversion adalah mereka
yang suka berada didunia lain selain dunia mereka. Mereka adalah manusia
ekstrovert yang focus pada dunia luar, lebih bersifat social, tidak terlalu
peduli dan cepat sekali berubah.
· Neurotism
Karakter ini ditandai dengan kondisi emosi yang
tidak stabil, pesimis dan kepercayaan diri yang rendah.
d. Agreebleness
Manusia yang memiliki karakter ini cenderung berkeyakinan posotif dan
menghargai nilai-nilai orang lain, mereka sangat peduli pada norma-norma
masyarakat. Manusia dengan karakter ini adalah mereka yang dapat sangat
dipercaya.
· Conscientiousness
Karakter ini ditandai dengan sikap bertanggung
jawab, penuh dedikasi, dan dapat dipercaya. Mereka yang berkarakter
conscientiousness cenderung mengambil keputusan dengan serius dan sangat
hati-hati.
· Openess
to experience
Jika seseorang memiliki karakter ini maka akan nampak pada keterbukaan cara berpikir dan mau menerima konsep-konsep baru. Umumnya mereka akan membuat keputusan yang tidak konservatif.
Jika seseorang memiliki karakter ini maka akan nampak pada keterbukaan cara berpikir dan mau menerima konsep-konsep baru. Umumnya mereka akan membuat keputusan yang tidak konservatif.
· Carl
Jung Theory
Carl Jung berpendapat dalam psikologi terdapat 2 dimensi cara berperilaku dan fungsi dasar psikologi. Dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang arah aliran energy psikis taua perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energy psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar atau sesuatu. Sedangkan introversion adalah energy psikis yang focus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide pemikiran.
Carl Jung berpendapat dalam psikologi terdapat 2 dimensi cara berperilaku dan fungsi dasar psikologi. Dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang arah aliran energy psikis taua perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energy psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar atau sesuatu. Sedangkan introversion adalah energy psikis yang focus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide pemikiran.
Dimensi kepribadian
a. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
b. sifat
menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang baik hati, kooperatif dan mempercayai
c. sifat
mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
d. kemantapan
emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak
kokoh (negative).
e. keterbukaan
terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang
yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual
Secara general, personality sendiri merupakan
keseluruhan total cara seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan yang
lain.
Personality seseorang, ditentukan oleh tiga hal yang
saling mendukung satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan,yakni,
1. Genetik.Keturunan
2. Lingkungan, mulai dari budaya, lingkungan
keluarga, sekolah, pergaulan.
3. Situasi, kepribadian seseorang bisa berubah pada
situasi-situasi tertentu.
Idealnya seseorang akan memiliki kepribadian yang
tidak jauh beda dengan leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya pengaruh
lingkungan atau situasi tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya berbeda
dengan ciri keperibadian keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele,
kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu
a. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan
untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan
menghindari marah.
b. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai
dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari
kesan membutuhkan.
c. Pengejar
Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan
untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari
kegagalan.
d. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk
memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna
hidup, dan menghindari citra
e. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk
mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri
dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
f. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk
mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan
pemberontak.
g. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa
bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia,
dan terhindar dari derita dan
h. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat
mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar
dari kesan lemah.
i. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk
menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.
Gaya hidup
Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting
dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri
mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat) .
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan
konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana
seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama
keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang
memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan.
Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan
pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Gaya hidup menurut Hair dan McDaniel adalah cara hidup, yang diidentifikasi
melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang. Penilaian gaya
hidup dapat dilakukan melalui analisa psychografi. Psychografi merupakan teknik
analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen sehingga dapat dikelompokkan
berdasarkan karakteristik gaya hidupnya. Menurut Kasali gaya hidup mencerminkan
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam
aktivitas-aktivitas, minat dan opini-opininya.
Pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan
konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest, Opinion, yaitu
aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi
sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa
mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari apa
yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara
hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka,
apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia
sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera
pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang
terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
a. pemasar
dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
b. pemahaman gaya
hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan
menggunakan iklan.
c. jika
gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media
yang paling cocok
d. mengetahui
gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan
tuntutan gaya hidup mereka.
Nilai dan gaya hidup
Nilai memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat karena nilai sendiri merupakan ukuran mengenai baik dan
buruk, benar dan salah, pantas dan tak pantas. Nilai sangat mencerminkan suatu
kualitas pilihan dalam tindakan dalam hal apapun termasuk melakukan pembelian.
Gaya hidup adalah cara hidup, yang diidentifikasi
melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang. Mowen dan Minor menyatakan
bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan
mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang
konsisten, penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai
aktivitas. Mowen dan Minor juga menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada
bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana
mereka mengalokasikan waktu mereka. Hal ini dinilai dengan bertanya kepada
konsumen tentang aktivitas, minat, dan opini mereka, gaya hidup berhubungan
dengan tindakan nyata dan pembelian yang dilakukan konsumen sendiri.
SUMBER
http://peacethree.blogspot.com/2011/03/makalah-kepribadian-dan-perilaku.html
http://annafiryana.blogspot.com/2010/12/teori-teori-kepribadian.html
http://kamahera18.wordpress.com/2010/12/04/kepribadian-dan-gaya-hidup/
http://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup-terhadap-perilaku-konsumen/
Link:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar