NETTI NATARIDA MARPAUNG
WELLCOME TO MY BLOG..
I'M A DREAMER, AND I WANNA MAKE MY DREAMS COME TRUE.
Jumat, 30 Desember 2011
Senin, 12 Desember 2011
KUMPULAN STATUS KU
SELAMA KAMU MASIH MEMPERTAHANKAN GENGSI, SELAMA ITU JUGA KAMU AKAN MENDERITA.
jenet121211
KEBAHAGIAAN
YANG SEJATI DIRASAKAN, BUKANLAH DI SAAT KAMU BISA MENDAPATKAN SEGALA
YANG KAMU INGINKAN, TETAPI DI SAAT KAMU BISA MEMBERI APA YANG JUSTRU
KAMU INGINKAN.
Jenet111211
MANUSIA BISA KITA UJI, TETAPI TUHAN TIDAK SEORANG PUN YANG MAMPU MENGUJINYA.
Lelaki sejati adalah lelaki yang berani menolak berjuta wanita demi seorang wanita yg dicintainya.
Lelaki sejati adalah lelaki yang berani berkorban harga diri demi mendapatkan wanita yang dicintainya.
***
Tugas mu adalah BELAJAR DAN BERUSAHA.
Tentang hasil dan masa depan itu bukan urusanmu..
Bagaimana mungkin seorang Bapa memberikan ikan jika anaknya meminta roti?
Apalagi BAPA mu yang MAHA BAIK itu, sedang tidak kau pinta DIA memberi, apalagi kau berusaha keras untuk memintanya,
MUNGKINKAH TIDAK DIBERIKAN-NYA???
***
"ORANG YANG BENAR-BENAR BERISI TIDAK AKAN BANYAK NGOMONG, INGAT SAJA ILMU PADI."
***
~AKU TATAP TRIBUN ITU DARI KEJAUHAN..
~TERBERSIT CITA DALAM NALURIKU..
~SUATU SAAT AKU PASTI BISA BERDIRI DI SANA..
(@GBK041211)
BEGITU SIA-SIA NYA CINTA YANG KAMU PUNYA, JIKA KAMU TIDAK PUNYA KEBERANIAN UNTUK MENGUNGKAPKANNYA.
***
UNANG MA MANGAPIAN MARNIDA KESUKSESAN NI SASAHALAK DONGAN..
Jika kita mau berusaha dan pantang menyerah, kita pun akan mendapatkan
kesuksesan tersendiri, setiap orang punya zaman keemasan nya...
***
BERSYUKUR ADALAH OBAT YANG PALING MUJARAB UNTUK MENGHILANGKAN RASA CAPEK YANG BERLEBIH..
***
TAK ADA YANG BISA MEMBUAT KAMU BAHAGIA SELAIN DIRIMU SENDIRI DAN ORANG YANG KAMU CINTAI..
TEMUKAN LAH ORANG-ORANG ITU, DAN RAIH BAHAGIAMU..
***
JIKA DALAM MIMPI KU BISA..
AKU YAKIN DALAM NYATA KU JUGA BISA..
ASAL TUHAN YANG MEMAMPUKAN AKU..
***
Aku bisa terlihat tak peduli meski sebenarnya ku peduli..
Aku bisa terlihat tak butuh meski sebenarnya ku butuh..
Aku bisa terlihat tegar meski sebenarnya ku rapuh..
Aku bisa terlihat bahagia tanpamu meski sebenarnya ku tersiksa...
Itu semua kulakukan karena tekad ku yang kuat saat ku berkata padamu...
... "AKU TAK AKAN MENINGGALKAN JAKARTA, SEBELUM KU BISA MENUNJUKKAN JATI DIRIKU YANG SESUNGGUHNYA"
(a year ago, I said for u and my family)
My families said : "SIKERAS KEPALA, NAJUGULAN HO MEMANG"
lalu kamu, APA YANG KAMU KATAKAN???
***
KEBAHAGIAAN DAN BUDI YG BAIKLAH YG AKAN ABADI
***
BELAJARLAH DARI KESALAHAN, TIDAK USAH MALU UNTUK BANGKIT BERDIRI, SEBAB SEMUA ORANG PASTI PERNAH MELAKUKAN KESALAHAN, BEDANYA TIDAK SEMUA ORANG BISA BANGKIT DAN MENGAKUI KESALAHANNYA.
***
JANGAN PERNAH PEDULIKAN APA PUN OMONGAN NEGATIF DARI ORANG2 TENTANG MU, MEREKA HANYA SIRIK DGN KELEBIHAN MU..
SO LET'S GOING ON....
KAU TAU APA YG TERBAIK TUK KAMU LAKUKAN JECQ.....
I LOVE YOU.....
(its the voice of My Lord for me....)
YESS...I LOVE U TOO MY LORD...
***
Ilmu baru, TERNYATA SEBUAH TUDUHAN JELEK ATAUPUN EJEKAN BISA KITA MODIFIKASI MENJADI SEBUAH KATA2 YG INDAH, ini pengalaman sy:
seseorang menuduh sy "MATA HEPENGON" tanpa berdasarkan fakta yg jelas.
Saya diam sejenak, berfikir bgmn menjawab dgn benar & tepat, so I
say that:
"MUNGKIN BENAR YA SAYA MATA HEPENGON, SOALNYA SETIAP YG
SAYA PANDANG & LIHAT PASTI AKAN BISA MENGHASILKAN DUIT, TUHAN MAHA
BAIK PD SY, SEHINGGA SETIAP APAPUN YG SY LIHAT DAN LAKUKAN BS BERUBAH JD
UANG".
(sy bisa pastikan tuh org yg menuduh akan diam tak berkutik)
~~MENDEKATLAH...BUANG SEMUA GENGSI DAN RAGU..
SUDAH TERLALU LAMA KITA MENYIMPAN HARGA DIRI BERLEBIH..
YANG HANYA MENYIKSA DIRI KITA SENDIRI..
KU SUDAH LAKUKAN, TAPI KAU TIDAK..
KU TAKUT JIKA KU MEMULAI, KAU SAKITI AKU LAGI..
APA KAU TIDAK TAU BAGAIMANA MEMBUAT KU TERSENYUM BAHAGIA???~~
Ah..hujan...datangmu hanya sebentar saja...
kau tau ku belum puas bercengkerama denganmu??
kau belum rata membasahi kota ku yang gersang...
sebab sudah sangat lama kau tidak hadir...
kemana aja sih kamu???
~~ ADA DAMAI DALAM MANIS SENYUM MU, YANG BERARTI, "AKU MASIH DI SINI UNTUK MU".~~
Kamu
msh punya masa depan yg panjang utk kamu warnai seindah mgkn dan kamu
tempatkan setinggi mungkin, agar org2 bisa melihat lukisan indah masa
depanmu, jgnlah memikirkan yg tdk terlalu penting utk dipikirkan, jika
mmg itu yg terbaik utkmu Tuhan pasti akan memberikannya pdmu, Tuhan
pasti punya alasan tersendiri mengapa Dia menjauhkanmu dari yg kau
pikirkan, Tuhan ingin menempahmu, membentukmu jd seseorang seperti yg
Dia nubuatkan kepadamu.
So... bangkitkan semangatmu Net...I want to see ur smile (^_^).
(menyemangati diri saat lg down)
~~TUHAN BELUM MENJAWAB DOAMU, KARENA TUHAN TAU KAMU MASIH SANGGUP UNTUK BERSABAR~~
~~DANG POLA GABE OTO MOLO OLO MENGALAH TU NAOTO~~
~~KEYAKINAN ITU ADA DI HATI, DAN DI DALAM PERBUATAN~~
APAPUN AGAMANYA, TUJUANNYA ADALAH SURGA, YAKINILAH AGAMAMU, DAN LAKUKAN TUJUANNYA..
(apapun makanannya, minumnya teh botol sosro)
NYAMBUNG GAK SIHHH........
Tak perlu kamu tau siapa saya skrg, saya ingin kamu tau siapa saya ke depan....
KataNya
kepadaku, "Jangan pernah tunda untuk memberikan yg baik kepada
orangtuamu, sebab sesungguhnya Aku telah menyediakan semua itu,
percayalah."
Benar banget.... lebih dari yg kuberi, Engkau berikan padaku.
Met hari Minggu yee... I love U forever.
Aku merasa istimewa jadi anak-Mu...
Kau beri aku semua yg terbaik..
dan bahkan satu hal yg selalu melekat di hatiku...
mimpi...yah mimpi...
orang sering mengatakan mimpi hanyalah bunga tidur..
... tapi buatku mimpi itu selalu berarti, bukan sekedar bunga tidur..
Kau selalu beri aku mimpi sebagai pertanda apa yg akan terjadi padaku esok..
dan semua itu kenyataan...
Semalam Kau beri aku mimpi indah, aku percaya dia adalah orang yg Kau sediakan bagiku...
Aku mohon...berilah dia keberanian dan kebahagiaan.
amin.
Jika kita berani bertindak (melakukan) sesungguhnya 90% kemenangan sdh di tangan kita.
Hanya butuh 10% utk menang, dan jika tdk berhasil persentase kegagalannya hanya 10%....
So 10% tidak lah berpengaruh dibanding 90% yg sdh ditangan.
(jenet's quote)
Makasih Tuhan buat ujian dan cobaan yg Kau berikan pdku..
Kini ku bs memandang ke dpn dgn penuh semangat dn sukacita..
Kau sucikan aku atas segala khilafku yg dulu..
Kau berikan aku jiwa yg baru..
Kalau tdk krn kesalahan itu, ku tak kan prnh tau mana yg baik dan benar..
Aku gak akan mengulang kesalahan itu tuk yg kedua kalinya..
Rumah tangga sama seperti sebuah bahtera (kapal)..
dimana suami sebagai nakhoda dan istri sebagai kompasnya..
Jika nakhodanya gak mau mengemudi gmn mau jalan yee kapalnya, trus klo
kompasnya dah gak bs nunjuk utara selatan bisa jalan2 di laut tuh kapal,
gak bakal nyampe2 dah....
Jika kelak ku punya anak, ku kan menerapkan bahasa Ibunya (Bahasa Batak) sehari-hari kepadanya.
(bercermin dari anak tetangga yg chinese, sehari2 di rumah berbahasa
chinese, miris lihat teman2ku remaja&naposo gereja udh gak bs lg
berbahasa Batak)
Sekeras-kerasnya batu karang akan hancur dengan hempasan air yg lembut.
Sekuat-kuatnya tembaga akan lebur dengan bara api.
intinya : kekerasan hanya bisa dikalahkan dengan kelembutan.
(pengalaman yg diambil dr grup GGD)
SAAT KITA BISA MENGALAHKAN EGO, DI SAAT ITULAH KITA BISA MERASAKAN INDAHNYA MENCINTA.
Jenet's quote.
Ada saatnya org2 yg tdk diperhitungkan akan terkira..
Dunia begitu dikejutkan oleh kemenangan Miss Angola Leila Lopez dlm
kontes Miss Universe. Wanita cantik berkulit hitam ini tampil
mengalahkan delapanpuluhan wanita cantik sejagad. Setelah presiden USA
sdh ada yg berkulit hitam, kini Miss Universe jg sdh ada yg berkulit
hitam.
hmmm...berarti suatu saat pasti ada boru Batak yg jd Miss Universe...kapan yaaahhh...
Bedanya PRIA TAMPAN dan PRIA SMART:
PRIA TAMPAN akan lebih memilih wanita cantik dgn kepintaran standart
krn ada rasa takut dlm dirinya jika wanita itu akn lbh mendominasi.
Tetapi PRIA SMART akan memilih wanita cantik dan pintar krn dia yakin
pasti bisa menguasai dan mengarahkan kepintaran wanita pilihannya.
Jenet's qoute.
THANKYOU LORD....
YOU SHOW ME THE WAY THAT I MUST TO CHOOSE...
Ada saatnya orang2 yang tidak diperhitungkan akan terkira.
Orang2 yang mau berusaha akan menuai hasil.
Selamat malam...
Semangat terus....
Selamat Minggu...
Ketegasan dan keceriaan itu adalah arti dari senyumnya..
Menangis itu bukan cirinya..
Tetapi kalau sampai dia menangis, itu berarti telah terjadi kepedihan yang amat dalam di hatinya..
Mampukah kau menyeka air matanya????
JIKA KU CINTA KAU TUHAN, MUNGKINKAH TIDAK KAN KAU BERIKAN ORANG YANG MENCINTAI KU SEPERTI CINTAKU KEPADAMU????
JUJUR hampir sama dengan SUKSES..
sama2 sulit melakukannya dan sama2 puas jika sudah mencapainya..
hmmm..begitulah kira2 menurut saya..
AKU BENCI KAMU, TAPI CINTA..
AKU SAYANG KAMU, TAPI KU TAK CINTA..
AKU INGIN MELUPAKAN KAMU, TAPI KU TAK BISA..
AKU INGIN BERTEMAN DENGAN KAMU, TAPI KU TAKUT ADA RASA..
(penonton bingung....kwkwkwkwkkwkwk...)
HANYA TUHAN YANG TAU BESERTA STAF-STAF NYA
BAHWA AKU CINTA KAU..
Sejujurnya ku masih ragu, tapi tolong bantu aku Tuhan mengatasi keraguanku.....
Senin, 28 November 2011
ARTI SEBUAH TANGGUNG JAWAB
Pernahkah kita memperhatikan seorang pejabat menghadiri suatu undangan atau acara? Menghadiri perayaan tujuhbelas agustusan misalnya, atau menghadiri tabligh akbar, natalan, atau juga seremonial umum yang lain. Seperti contoh, seorang camat menghadiri perayaan tujuhbelas agustusan di kecamatannya, seorang pejabat diundang ke acara tabligh akbar, atau bahkan seorang presiden menghadiri suatu acara peresmian sesuatu hal. Coba kita perhatikan, seberapa lama mereka betah mengikuti acara itu berlangsung? Apakah pernah anda melihat seorang pejabat teras yang betah duduk berlama-lama dalam suatu acara dari awal acara hingga selesai?
Menurut pengamatan saya belum pernah ada seorang pejabat teras yang betah duduk berlama-lama dalam suatu acara. Sudah jadi jawaban klise dengan dalil mengatakan masih banyak acara lagi yang mau dihadiri. Benarkah? Apakah setiap ada undangan/acara selalu saja berbarengan dengan acara yang lain? Begitukah selalu? Jika kita berfikir logika pasti kita bilang tak selalu. Tapi selalu saja kita melihat orang-orang terhormat itu tidak betah berlama-lama dalam suatu acara.
Namun pemikiran saya yang seperti itu harus saya ralat sejak dari kemarin. Saya begitu terkesan dengan seorang pemimpin HKBP Ephorus DR.Bonar Napitupulu yang saya lihat kemarin. Baru pertama kali saya melihat beliau secara langsung walaupun sudah sejak dahulu saya menjadi jemaat atau warga HKBP, di pesta Jubileum HKBP Distrik XIX Jakarta II yang saya ikuti kemarin bertempat di gedung Sport Hall Kelapa Gading Jakarta yang juga dihadiri oleh sesepuh HKBP itu. HKBP adalah organisasi ke-3 terbesar di Indonesia setelah NU dan Muhammadiyah.
Saya "jatuh cinta" kepada beliau, ya.... itu benar. Entah lah... apakah saya terlalu dini menyimpulkan penilaian baik saya terhadap beliau, apakah satu hari terlalu sedikit untuk tahu watak seorang pejabat setinggi beliau. Yang jelas saya sungguh-sungguh kagum dengan beliau, Oppung Ephorus, begitu pada umumnya beliau disebut.
Sejak awal saya lihat beliau berdiri di mimbar untuk menyampaikan khotbah di perayaan akbar itu, saya sangat suka dengan metode penyampaian khotbahnya, begitu tegas dan berapi-api. Juga pada saat menyelipkan jokes-jokes ringan dalam khotbahnya, saya kutip kalimat beliau,
"Seorang jemaat berkata, saya bersyukur Ephorus bisa hadir, jangan pernah bersyukur pada saya, kalau berterimakasih itu boleh, sebab bersyukur itu hanya diucapkan pada Allah saja, bersyukur itu berbeda dengan berterimakasih, bersyukur berasal dari kata kharis yang artinya karena anugerah Tuhan. Berterimakasih lah yang setinggi-tingginya kepada Angkatan Udara, sebab Angkatan Udara itu melayang tinggi, berterimakasih lah yang sedalam-dalamnya kepada Angkatan Laut, sebab yang paling dalam itu laut, berterimakasih lah yang seluas-luasnya kepada Angkatan Darat, sebab darat itu luas, berterimakasih lah yang sebesar-besarnya kepada polisi, sebab kalau kecil terima kasihnya bisa-bisa urusan berlanjut, berterimakasih lah yang setulus-tulusnya kepada pendeta, sebab pendeta itu selalu tulus dan tulus menerima amplop." Lalu disambut dengan gggrrrrrrrrrr.....jemaat.
Salah seorang fotographer yang hilir mudik mengambil gambar beliau saat khotbah berlangsung, tak ayal mendapat teguran langsung dari beliau, ya memang benar, khotbah adalah firman Tuhan, kita mutlak harus menghargai firman itu, sebab firman itu adalah perkataan Tuhan.
Yang paling membuat saya terkesan dengan khotbahnya yaitu, beliau begitu memahami siapa yang sedang duduk mendengarkan khotbahnya. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut serta dalam acara itu. Sudah barang tentu anak-anak kurang bisa mencerna materi khotbah yang disampaikan kepada orang dewasa. Dengan bahasa Indonesia nya yang sangat kental sekali dengan logat Batak, beliau mendongeng kepada anak-anak tersebut tentang seorang pangeran yang ganteng yang mau berkorban menyelamatkan seorang gadis cilik berumur 3 tahun anak seorang wanita tua pencari kayu api. Jujur, saya sangat suka dengan logat beliau.
Setelah acara ibadah selesai, dilanjutkan dengan acara manortor. Sudah lazim di saat sekarang ini manortor dilakukan dengan tortor gaya bebas. Sekali lagi dengan tegas beliau mengatakan bahwa orang tua harus memberi contoh yang baik kepada generasi muda. Manortor yang sesungguhnya itu bukanlah seperti tortor gaya bebas yang sering dilakukan kebanyakan orang saat ini.
"Dang boi mangerbang tangan so jolo manghuling sarune, ido na sasintong na. (Tidak bisa membuka telapak tangan sebelum sarune berbunyi)", kata beliau.
Bahkan saat maminta gondang beliau sempat marah kepada seorang panitia yang menyuruh jemaat tertib saat beliau sedang berbicara. Saya yang duduk menonton di tribun mendengar seorang jemaat berkata,
"Koq seorang Ephorus marah-marah?"
Lho.. apakah rasa marah bukan hal yang wajar? Tuhan Yesus saja pernah marah saat melihat orang banyak yang berjualan di bait suci, pikir saya dalam hati.
Dengan langkah tertatih beliau manortor, memimpin rombongan pendeta beserta para istri untuk manortor. Memperlihatkan kepada kami generasi muda cara manortor yang sebenarnya. Walaupun belum bisa kami terapkan namun setidaknya saya dan generasi muda lainnya yang mendengar itu bisa tahu dan mengerti cara dan bagaimana manortor yang benar.
Sampai acara selesai, di saat jemaat dan parhalado sudah banyak yang pulang, tetapi beliau dan istri masih setia duduk menunggu acara berakhir. Untuk ukuran seusia beliau yang sudah lanjut umur sebenarnya kita bisa maklum seandainya beliau lebih cepat meninggalkan acara. Tapi beliau lebih memilih tetap di situ sampai acara selesai. Kenapa ya, apa beliau yang sudah serenta itu tidak capek, saya saja yang masih muda sudah merasakan capek minta ampun? Pikir saya dalam hati. Apa sih yang mau dicari Ephorus ini sebenarnya, jika beliau hanya ingin mencari simpati orang banyak toh beliau juga sebentar lagi akan lengser dan tidak bisa lagi mencalonkan diri. Bukankah sebenarnya beliau bisa untuk sedikit berleha-leha di akhir masa jabatannya itu? Atau seperti yang sering saya baca di status-status facebook sebagian anggotanya yang mengeluhkan kepemimpinan beliau, apakah seperti itu adanya beliau? Hal kecil yang saya lihat dari keberadaan beliau di sini sampai acara selesai bisa menjelaskan kepada saya bahwa tanggapan-tanggapan negatif dari segelintir orang atas kepemimpinan beliau sama sekali tidak berdasar. Saya bisa melihat tanggung jawab yang begitu besar dari beliau, saya suka dengan ketegasan beliau, saya suka dengan "marah"nya beliau. Saya benar-benar "jatuh cinta" dalam sehari kepada beliau.
Akhir kata, saya ingin seperti beliau, bukan dalam arti bisa jadi Ephorus seperti beliau, karena tidak mungkin saya bisa jadi Ephorus jika saya berpendidikan di bidang ekonomi. Saya hanya ingin meniru kepemimpinan beliau, ketegasan beliau, tanggung jawab beliau dan wibawa beliau. Semoga Bonar- Bonar yang lain juga banyak bermunculan di HKBP khususnya dan di dunia ini pada umumnya.
Camra, 11/28/11
Jecqlien Netty Marpaung.
Kosa kata
Ephorus = Pemimpin tertinggi dalam organisasi keagamaan HKBP.
Oppung = Panggilan kepada seorang tua yang dihormati.
Manortor = menari dalam budaya Batak.
Sarune = Alat musik tiup.
maminta gondang = Meminta gendang kepada juru musik, salah satu ritual dalam manortor.
Parhalado = Pekerja pada rumah ibadah/gereja.
(Artikel ini dibuat untuk tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tema MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABNYA.)
Menurut pengamatan saya belum pernah ada seorang pejabat teras yang betah duduk berlama-lama dalam suatu acara. Sudah jadi jawaban klise dengan dalil mengatakan masih banyak acara lagi yang mau dihadiri. Benarkah? Apakah setiap ada undangan/acara selalu saja berbarengan dengan acara yang lain? Begitukah selalu? Jika kita berfikir logika pasti kita bilang tak selalu. Tapi selalu saja kita melihat orang-orang terhormat itu tidak betah berlama-lama dalam suatu acara.
Namun pemikiran saya yang seperti itu harus saya ralat sejak dari kemarin. Saya begitu terkesan dengan seorang pemimpin HKBP Ephorus DR.Bonar Napitupulu yang saya lihat kemarin. Baru pertama kali saya melihat beliau secara langsung walaupun sudah sejak dahulu saya menjadi jemaat atau warga HKBP, di pesta Jubileum HKBP Distrik XIX Jakarta II yang saya ikuti kemarin bertempat di gedung Sport Hall Kelapa Gading Jakarta yang juga dihadiri oleh sesepuh HKBP itu. HKBP adalah organisasi ke-3 terbesar di Indonesia setelah NU dan Muhammadiyah.
Saya "jatuh cinta" kepada beliau, ya.... itu benar. Entah lah... apakah saya terlalu dini menyimpulkan penilaian baik saya terhadap beliau, apakah satu hari terlalu sedikit untuk tahu watak seorang pejabat setinggi beliau. Yang jelas saya sungguh-sungguh kagum dengan beliau, Oppung Ephorus, begitu pada umumnya beliau disebut.
Sejak awal saya lihat beliau berdiri di mimbar untuk menyampaikan khotbah di perayaan akbar itu, saya sangat suka dengan metode penyampaian khotbahnya, begitu tegas dan berapi-api. Juga pada saat menyelipkan jokes-jokes ringan dalam khotbahnya, saya kutip kalimat beliau,
"Seorang jemaat berkata, saya bersyukur Ephorus bisa hadir, jangan pernah bersyukur pada saya, kalau berterimakasih itu boleh, sebab bersyukur itu hanya diucapkan pada Allah saja, bersyukur itu berbeda dengan berterimakasih, bersyukur berasal dari kata kharis yang artinya karena anugerah Tuhan. Berterimakasih lah yang setinggi-tingginya kepada Angkatan Udara, sebab Angkatan Udara itu melayang tinggi, berterimakasih lah yang sedalam-dalamnya kepada Angkatan Laut, sebab yang paling dalam itu laut, berterimakasih lah yang seluas-luasnya kepada Angkatan Darat, sebab darat itu luas, berterimakasih lah yang sebesar-besarnya kepada polisi, sebab kalau kecil terima kasihnya bisa-bisa urusan berlanjut, berterimakasih lah yang setulus-tulusnya kepada pendeta, sebab pendeta itu selalu tulus dan tulus menerima amplop." Lalu disambut dengan gggrrrrrrrrrr.....jemaat.
Salah seorang fotographer yang hilir mudik mengambil gambar beliau saat khotbah berlangsung, tak ayal mendapat teguran langsung dari beliau, ya memang benar, khotbah adalah firman Tuhan, kita mutlak harus menghargai firman itu, sebab firman itu adalah perkataan Tuhan.
Yang paling membuat saya terkesan dengan khotbahnya yaitu, beliau begitu memahami siapa yang sedang duduk mendengarkan khotbahnya. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut serta dalam acara itu. Sudah barang tentu anak-anak kurang bisa mencerna materi khotbah yang disampaikan kepada orang dewasa. Dengan bahasa Indonesia nya yang sangat kental sekali dengan logat Batak, beliau mendongeng kepada anak-anak tersebut tentang seorang pangeran yang ganteng yang mau berkorban menyelamatkan seorang gadis cilik berumur 3 tahun anak seorang wanita tua pencari kayu api. Jujur, saya sangat suka dengan logat beliau.
Setelah acara ibadah selesai, dilanjutkan dengan acara manortor. Sudah lazim di saat sekarang ini manortor dilakukan dengan tortor gaya bebas. Sekali lagi dengan tegas beliau mengatakan bahwa orang tua harus memberi contoh yang baik kepada generasi muda. Manortor yang sesungguhnya itu bukanlah seperti tortor gaya bebas yang sering dilakukan kebanyakan orang saat ini.
"Dang boi mangerbang tangan so jolo manghuling sarune, ido na sasintong na. (Tidak bisa membuka telapak tangan sebelum sarune berbunyi)", kata beliau.
Bahkan saat maminta gondang beliau sempat marah kepada seorang panitia yang menyuruh jemaat tertib saat beliau sedang berbicara. Saya yang duduk menonton di tribun mendengar seorang jemaat berkata,
"Koq seorang Ephorus marah-marah?"
Lho.. apakah rasa marah bukan hal yang wajar? Tuhan Yesus saja pernah marah saat melihat orang banyak yang berjualan di bait suci, pikir saya dalam hati.
Dengan langkah tertatih beliau manortor, memimpin rombongan pendeta beserta para istri untuk manortor. Memperlihatkan kepada kami generasi muda cara manortor yang sebenarnya. Walaupun belum bisa kami terapkan namun setidaknya saya dan generasi muda lainnya yang mendengar itu bisa tahu dan mengerti cara dan bagaimana manortor yang benar.
Sampai acara selesai, di saat jemaat dan parhalado sudah banyak yang pulang, tetapi beliau dan istri masih setia duduk menunggu acara berakhir. Untuk ukuran seusia beliau yang sudah lanjut umur sebenarnya kita bisa maklum seandainya beliau lebih cepat meninggalkan acara. Tapi beliau lebih memilih tetap di situ sampai acara selesai. Kenapa ya, apa beliau yang sudah serenta itu tidak capek, saya saja yang masih muda sudah merasakan capek minta ampun? Pikir saya dalam hati. Apa sih yang mau dicari Ephorus ini sebenarnya, jika beliau hanya ingin mencari simpati orang banyak toh beliau juga sebentar lagi akan lengser dan tidak bisa lagi mencalonkan diri. Bukankah sebenarnya beliau bisa untuk sedikit berleha-leha di akhir masa jabatannya itu? Atau seperti yang sering saya baca di status-status facebook sebagian anggotanya yang mengeluhkan kepemimpinan beliau, apakah seperti itu adanya beliau? Hal kecil yang saya lihat dari keberadaan beliau di sini sampai acara selesai bisa menjelaskan kepada saya bahwa tanggapan-tanggapan negatif dari segelintir orang atas kepemimpinan beliau sama sekali tidak berdasar. Saya bisa melihat tanggung jawab yang begitu besar dari beliau, saya suka dengan ketegasan beliau, saya suka dengan "marah"nya beliau. Saya benar-benar "jatuh cinta" dalam sehari kepada beliau.
Akhir kata, saya ingin seperti beliau, bukan dalam arti bisa jadi Ephorus seperti beliau, karena tidak mungkin saya bisa jadi Ephorus jika saya berpendidikan di bidang ekonomi. Saya hanya ingin meniru kepemimpinan beliau, ketegasan beliau, tanggung jawab beliau dan wibawa beliau. Semoga Bonar- Bonar yang lain juga banyak bermunculan di HKBP khususnya dan di dunia ini pada umumnya.
Camra, 11/28/11
Jecqlien Netty Marpaung.
Kosa kata
Ephorus = Pemimpin tertinggi dalam organisasi keagamaan HKBP.
Oppung = Panggilan kepada seorang tua yang dihormati.
Manortor = menari dalam budaya Batak.
Sarune = Alat musik tiup.
maminta gondang = Meminta gendang kepada juru musik, salah satu ritual dalam manortor.
Parhalado = Pekerja pada rumah ibadah/gereja.
(Artikel ini dibuat untuk tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tema MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABNYA.)
Kamis, 24 November 2011
@JANGANLAH JEMU BERBUAT YANG BENAR@
Dodi adalah teman se kantor saya yang baru tiga bulan ini bekerja di perusahaan tempat saya bekerja. Dia seorang pria muslim yang cukup sederhana dan taat beribadah. Seperti layaknya karyawan baru pada umumnya kurang mendapat perhatian dari atasan atau sering diperlakukan sewenang-wenang oleh atasan yang kurang bijaksana. Apa-apa saja perintah dari atasan wajib dilaksanakan, benar atau salah perintah atasan tersebut kita harus melaksanakannya.
Perusahaan tempat saya bekerja adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor dan ekspedisi barang-barang ke luar negeri. Dodi bertugas di bidang pembuatan dokumen-dokumen barang sedangkan saya di bidang finance. Suatu ketika Dodi mendapat perintah dari atasannya untuk membuatkan dokumen pengiriman barang dengan nilai $3000 yang semestinya nilai barang tersebut adalah $5000,
"Pak, maaf bukankah nilai barang tersebut adalah $5000, mengapa bapak suruh saya membuat surat pengiriman ini seharga $3000.?" tanya Dodi pada si atasan yang berdarah India itu.
"Lakukan saja, saya atasan mu, saya berhak menyuruh mu."
"Kalau begitu bapak sajalah yang membuatnya."
"Lho, bukankah membuat dokumen adalah tugas anda di sini?"
"Oke..saya akan membuatkan dokumen itu, tapi tolong bapak kirimkan saya email perintah untuk membuat dokumen ini lengkap dengan nilai barang yang bapak perintahkan."
Yaah..walaupun Dodi hanya pegawai rendahan di kantor itu, namun saya salut melihat kegigihannya dan keberaniannya menyatakan apa yang seharusnya dilakukan dengan pekerjaan tersebut. Cukup bijak, Dodi mem-print lembar email perintah dari atasan nya itu, sebab email bisa saja sewaktu-waktu terhapus atau hilang.
Tiga bulan setelah kejadian itu, kasus tersebut terbongkar dan muncul kepermukaan setelah mendapat email konfirmasi dari negara tujuan barang tersebut dikirimkan. Negara tujuan pengiriman barang itu adalah negara Brazil yang cukup terkenal dengan mafia ekspedisinya. Gara-gara uang sejumlah $2000, ternyata bisa juga menggemparkan jajaran direksi dan manajer perusahaan tempat saya bekerja. Dan ternyata di negara tujuan pengiriman barang itu pun terjadi kegemparan serupa, menurut pengakuan karyawan di sana yang dikirimkan lewat email, sampai-sampai karyawan tersebut akan dipenjarakan karena selisih dari harga pengiriman barang tersebut.
Akhirnya manajer dan direksi mengadakan meeting untuk membahas kasus tersebut, usut punya usut, ternyata kesalahan ada di dokumen/agreement yang dikirimkan sebesar $3000 itu. Orang pertama yang dipersalahkan tentunya adalah orang yang membuat dokumen itu. Siapa lagi, Dodi lah yang membuat dokumen itu. Dodi akhirnya dipanggil ke ruang meeting untuk mempertanggungjawabkan kesalahan dokumen itu. Dengan tenang Dodi melangkah masuk ruang meeting. Lalu manajernya menanyakannya,
"Apakah anda yang membuat dokumen ini?"
"Iya, saya pak."
"Apa dasar anda mengubah amount dari barang tersebut?"
"Atasan saya, Mr. Prakash yang menyuruh saya pak."
Seketika Mr. Prakash terkejut, tak menyangka bawahannya akan mempersalahkan nya begitu.
"Anda jangan sembarangan menuduh, anda bisa dipecat karena kesalahan anda ini, anda telah berbohong." Mr. Prakash ngotot dan terus-terusan menyalahkan Dodi dalam bahasa Inggris yang saya coba terjemahkan dalam hati saya.
"Apakah anda punya bukti atas perkataan anda itu pak Dodi?" cukup bijak manajer tersebut menengahi.
"Ya, saya punya pak, izinkan saya keluar sebentar ke ruangan saya untuk mengambil barang bukti tersebut."
Dodi masuk ruang meeting kembali dan menunjukkan barang bukti berupa email perintah lengkap alamat dari email Mr. Prakash yang sudah diprint nya. Dengan wajah merah padam, Mr. Prakash terdiam dan tak bisa menyanggah lagi.
"You have done the good job Dodi, urusan anda sudah selesai, sekarang ini menjadi urusan saya."
Dengan bijak si manajer mempersilahkan Dodi meninggalkan ruang meeting. Tak berapa lama kemudian saya dengar Mr. Prakash dipecat dari jabatannya dan tidak lagi bekerja di perusahaan ini.
Inti yang bisa saya ambil adalah walaupun kita hanyalah orang-orang kecil yang kadangkala terpinggirkan, janganlah jemu-jemunya kita melakukan yang baik dan benar. Sebab Tuhan itu Maha adil yang akan turut serta membela kita di saat kita diperlakukan tidak adil.
Camra, 25/11/2011
Netti Natarida Marpaung.
(Artikel ini saya buat untuk tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan tema MANUSIA DAN KEADILAN)
Perusahaan tempat saya bekerja adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor dan ekspedisi barang-barang ke luar negeri. Dodi bertugas di bidang pembuatan dokumen-dokumen barang sedangkan saya di bidang finance. Suatu ketika Dodi mendapat perintah dari atasannya untuk membuatkan dokumen pengiriman barang dengan nilai $3000 yang semestinya nilai barang tersebut adalah $5000,
"Pak, maaf bukankah nilai barang tersebut adalah $5000, mengapa bapak suruh saya membuat surat pengiriman ini seharga $3000.?" tanya Dodi pada si atasan yang berdarah India itu.
"Lakukan saja, saya atasan mu, saya berhak menyuruh mu."
"Kalau begitu bapak sajalah yang membuatnya."
"Lho, bukankah membuat dokumen adalah tugas anda di sini?"
"Oke..saya akan membuatkan dokumen itu, tapi tolong bapak kirimkan saya email perintah untuk membuat dokumen ini lengkap dengan nilai barang yang bapak perintahkan."
Yaah..walaupun Dodi hanya pegawai rendahan di kantor itu, namun saya salut melihat kegigihannya dan keberaniannya menyatakan apa yang seharusnya dilakukan dengan pekerjaan tersebut. Cukup bijak, Dodi mem-print lembar email perintah dari atasan nya itu, sebab email bisa saja sewaktu-waktu terhapus atau hilang.
Tiga bulan setelah kejadian itu, kasus tersebut terbongkar dan muncul kepermukaan setelah mendapat email konfirmasi dari negara tujuan barang tersebut dikirimkan. Negara tujuan pengiriman barang itu adalah negara Brazil yang cukup terkenal dengan mafia ekspedisinya. Gara-gara uang sejumlah $2000, ternyata bisa juga menggemparkan jajaran direksi dan manajer perusahaan tempat saya bekerja. Dan ternyata di negara tujuan pengiriman barang itu pun terjadi kegemparan serupa, menurut pengakuan karyawan di sana yang dikirimkan lewat email, sampai-sampai karyawan tersebut akan dipenjarakan karena selisih dari harga pengiriman barang tersebut.
Akhirnya manajer dan direksi mengadakan meeting untuk membahas kasus tersebut, usut punya usut, ternyata kesalahan ada di dokumen/agreement yang dikirimkan sebesar $3000 itu. Orang pertama yang dipersalahkan tentunya adalah orang yang membuat dokumen itu. Siapa lagi, Dodi lah yang membuat dokumen itu. Dodi akhirnya dipanggil ke ruang meeting untuk mempertanggungjawabkan kesalahan dokumen itu. Dengan tenang Dodi melangkah masuk ruang meeting. Lalu manajernya menanyakannya,
"Apakah anda yang membuat dokumen ini?"
"Iya, saya pak."
"Apa dasar anda mengubah amount dari barang tersebut?"
"Atasan saya, Mr. Prakash yang menyuruh saya pak."
Seketika Mr. Prakash terkejut, tak menyangka bawahannya akan mempersalahkan nya begitu.
"Anda jangan sembarangan menuduh, anda bisa dipecat karena kesalahan anda ini, anda telah berbohong." Mr. Prakash ngotot dan terus-terusan menyalahkan Dodi dalam bahasa Inggris yang saya coba terjemahkan dalam hati saya.
"Apakah anda punya bukti atas perkataan anda itu pak Dodi?" cukup bijak manajer tersebut menengahi.
"Ya, saya punya pak, izinkan saya keluar sebentar ke ruangan saya untuk mengambil barang bukti tersebut."
Dodi masuk ruang meeting kembali dan menunjukkan barang bukti berupa email perintah lengkap alamat dari email Mr. Prakash yang sudah diprint nya. Dengan wajah merah padam, Mr. Prakash terdiam dan tak bisa menyanggah lagi.
"You have done the good job Dodi, urusan anda sudah selesai, sekarang ini menjadi urusan saya."
Dengan bijak si manajer mempersilahkan Dodi meninggalkan ruang meeting. Tak berapa lama kemudian saya dengar Mr. Prakash dipecat dari jabatannya dan tidak lagi bekerja di perusahaan ini.
Inti yang bisa saya ambil adalah walaupun kita hanyalah orang-orang kecil yang kadangkala terpinggirkan, janganlah jemu-jemunya kita melakukan yang baik dan benar. Sebab Tuhan itu Maha adil yang akan turut serta membela kita di saat kita diperlakukan tidak adil.
Camra, 25/11/2011
Netti Natarida Marpaung.
(Artikel ini saya buat untuk tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan tema MANUSIA DAN KEADILAN)
Sabtu, 19 November 2011
BUAH KURMA
Tumbuhan paling ekstrem di bumi ini adalah Kurma, yang tak lazim seperti biasa cara menanamnya.
Bibit kurma yang sudah matang dimasukkan ke dalam lubang sedalam satu meter, lalu ditimbun dengan batu-batu berat. Ketika kurma sudah mulai akan bertumbuh, dia mencari jalan keluar ke segala arah. Akarnya menancap jauh ke tanah oleh sebab beban yang berat di atasnya. Berbulan-bulan, bertahun-tahun berjuang mengangkat beban yang berat di atasnya. Dan ketika tunasnya keluar mencapai permukaan tanah, kurma sudah tak
bisa dicabut, sekencang-kencangnya angin tak bisa menggoyahkan nya. Walau hidup di tanah tandus, kering dan sumber air terbatas, kurma bukan sembarang buah, buah kurma adalah buah yang paling manis menyerupai manisnya madu.
Begitu juga dengan kehidupan kita, berbagai tantangan dan penderitaan yang kita hadapi mengharuskan kita mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Jika kita mampu menghadapi penderitaan dan bangkit keluar sebagai pemenang niscaya kita akan memetik hasil atau buah manis dari usaha kita itu. Seperti buah kurma yang tampil jadi buah termanis, kita juga bisa tampil sebagai sosok terkuat dan terkenal jika kita mampu mengalahkan penderitaan itu.
Jadilah buah kurma dalam hidupmu, yang walaupun banyak penderitaan tetap berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan itu, dan keluarlah sebagai pemenang yang termanis.
Jakarta, 21/11/11
(Tugas IBD dengan tema MANUSIA DAN PENDERITAAN)
Minggu, 06 November 2011
"TAK PERNAH TERLAMBAT PERTOLONGAN-MU"
***
Tuhan datang dan hadir tepat waktu untuk menolong kita, tak ada kata terlambat atas pertolongan-Nya pada kita, di saat puncak dari masalah kita telah ada di depan mata, Tangan Tuhan dengan sigap akan menolong kita, asalkan di dalam benak kita selalu ada usaha dan tidak mengenal kata menyerah.
Yaahhh....selalu saja saya senang menuliskan segala sesuatu yang saya alami dengan kebaikan dan kemurahan hati-Nya kepadaku. Terlebih dengan pengalaman ini, saat saya mengikuti Festival Paduan Suara Gerejawi yang diadakan Agustus yang lalu di HKBP Pasar Rebo, kebetulan waktu pelaksanaan final fesparawi tersebut berbenturan dengan jadwal kuliah saya di kampus. Sebelumnya saya tidak terlalu memikirkan akan jadi masalah besar jadwal yang bersamaan tersebut, dalam hati saya berfikir, "Akhh...ntar masuk ajalah sebentar ke kampus, terus izin sama dosennya," namun karena mata kuliah yang bersangkutan adalah mata kuliah utama, terlebih lagi itu dosen ada sedikit killer-killernya, jadi dah diriku bermasalah, dapat izin sih, tapi dengan syarat harus ada surat rekomendasi dari lembaga atau dari gereja yang bersangkutan dan harus diserahkan Senin jam 10.00 pagi ke sekdos.
Hmmmm... baiklah, dengan semangat saya melangkahkan kaki meninggalkan kampus kembali ke rumah. Dengan sisa waktu yang sedikit saya berkemas-kemas, selesai dan segera menyusul teman-teman di gereja yang sudah menunggu ku sejak tadi.
Mungkin di sini saya tidak akan luas menceritakan apa dan bagaimana detailnya tentang pertandingan yang kami ikuti, intinya kami tidak mendapatkan juara pada festival itu. Selesai festival saya sampaikan kepada ketua naposo dan kepada pelatih kami bahwa saya membutuhkan surat rekomendasi dari gereja untuk keperluan kampus sebagai surat bukti bahwa saya izin adalah benar-benar untuk mengikuti festival tersebut.
"Koq gak dari kemarin-kemarin kamu minta Net, duuuuhhh susah tuh berhadapan sama kakak itu" (sekretaris gereja maksudnya).
"Iya..gue juga gak nyangka bakalan ribet begini, tadinya sih mikir buat izin lisan doank, eh ternyata harus pake surat izin dari gereja kata dosennya, yah gini deh..."
"Si Imel aja pernah nangis dibuatnya gara-gara minta surat rekomendasi nilai untuk kampusnya." kata teman ku yang lain.
Hmmmm...gimana yah, dan benar juga begitu saya samperin kakak itu (kaka sekretaris gereja) dan mengatakan butuh surat rekomendasi jawabannya selalu saja menyulitkan, kenapa baru sekarang, yang inilah yang itulah. Melihat kami ada sedikit berdebat, abang pelatih kami pun turun tangan,
"Sudah, buat kan surat rekomendasi nya itu, gak usah banyak tanya lagi." kata pelatih kami.
"Iya, bang." jawab kakak itu. "Ya udah nanti sms kan ke saya data-datanya ya!"
"Oke kak, siap." jawab saya.
Minggu paginya saya coba sms lagi untuk mengingatkan kalau saya ibadah sore dan sebisa mungkin selesai ibadah saya sudah bisa mengambil surat tersebut. Namun apa, sebelum masuk ibadah saya coba cari kaka itu tidak ada, saya telepon ke nomor hp nya dia malah marah-marah pada saya,
"Eehh..surat mu belum jadi ya, pendeta tidak ada, jadi belum bisa diambil, hari selasa saja kamu datang tuk mengambilnya."
"Whaaatttt??? hari selasa...aduuuuuhhh...saya kan udah bilang kaka, dosennya minta hari senin, gimana donk"
"Tapi kamu gak bisa maksa saya, salah kamu sendiri kenapa kamu telat ngajuinnya, si Rosma dua minggu sebelum hari H udah ngajuin, jadi kamu harus terima, lagian saya lagi gak di gereja nih, saya lagi bawa anak sekolah minggu."
"Kalau cuma belum ditandatangani saja, gimana kalau saya yang pergi minta tandatangan ke rumah pendeta kak?" tawar saya lagi.
"Gak bisa gitu, pokoknya surat yang keluar dari gereja harus sepengetahuan saya, itu peraturannya."
"Aduuuuhhh...gimana yaa...ada solusi yang lain gak kak." saya coba menghiba.
"Keputusannya surat bisa diambil hari selasa jam sepuluh pagi saya sudah di kantor.........." tuutt...tuuttt...tuutttt....
Aduuuhhh....mana henpon mati lagi, lowbath, aarrrggghhhh...
Yaahh sudahlah, tidak ada harapan lagi, kalau hari selasa yang bisa suratnya, berarti ada tak ada surat saya harus memberanikan diri menghadap dosen nya hari senin, biarlah apa pun yang terjadi saya akan menghadap, tekad saya dalam hati.
Dengan langkah gontai saya masuk ke dalam gereja, mencoba untuk konsentrasi di kebaktian yang saya ikuti. Dalam ibadah saya berdoa,
"Biarlah Tuhan, saya sudah berusaha meminta surat izin dari kakak itu, tapi gak bisa juga, walaupun begitu, tanpa surat itu saya sudah nekad untuk berani menghadap dosen besok dan berterus terang, apa pun yang terjadi saya siap menerimanya Tuhan."
Ternyata di dalam kepasrahan dan tekad kuat kita, Tuhan tidak tinggal diam, Dia melawat hati kita masing-masing, Dia melawat hati kakak itu.
Sehabis ibadah saya turun ke bawah, lalu saya lihat ada kakak itu, dengan senyum yang lebar saya salam dan ucapkan selamat hari minggu, dan tiba-tiba saja,
"Tunggu sebentar ya, surat mu lagi ditanda tangan kan."
Ooohh maaayy Gaaadd...benarkah??? Bukankah tadi kaka itu bilang dia sedang bepergian dan tidak ada di gereja, koq bisa tiba-tiba kaka itu datang dan membuatkan surat saya ya, jadi selama aku berdoa dalam ibadah tadi Tuhan mendengar keluh kesah ku, hmmmm...luar biasa banget Tuhan ku, tak sedetik pun terlambat pertolongan Nya, mungkin tadi Tuhan mengizinkan kesabaran saya untuk diuji, dan apakah saya membenci jika tidak diberikan. Dan Tuhan melihat saya lulus dalam ujian itu sehingga dalam waktu yang sangat singkat Dia memberikan pertolongan pada saya.
Terpujilah Engkau Tuhan, Bapa Yang Maha Baik dan Maha Pengasih.
"Makasih banget kakak atas suratnya." saya peluk kakak itu dengan hati yang bersyukur, ternyata jadi juga besok saya kasih suratnya, bathin saya.
"Lain kali kalau butuh surat, jauh-jauh hari harus sudah dilaporkan ya, jangan begitu lagi."
"Iya kak, saya ngerti." jawab saya.
Dengan langkah yang ringan dan hati yang gembira saya tinggalkan halaman gereja dan pulang ke rumah. Sesampai di rumah saya charge henpon saya yang mati mendadak saat nelpon tadi. Lalu saya hidupkan, sebentar kemudian ada sms yang masuk ke henpon saya, mungkin sms yang tertunda karena hp saya mati tadi.
"Maaf ya, saya tidak bermasalah dengan mengkonsep surat. Solusinya hari senin baru bisa saya kasih, saya sampai kantor jam 9, sekitar jam 10 surat mu sudah selesai, makasih."
Saya tutup henpon saya dengan tersenyum, "Terimakasih Tuhan, telah bukakan hati kakak itu untuk saya. I love you my Lord, I love you sista."
KU NAIK KAN SYUKUR KU..
BUAT HARI YANG KAU B'RI..
TAK HABIS-HABISNYA KASIH DAN RAHMAT MU..
S'LALU BARU DAN TAK PERNAH TERLAMBAT PERTOLONGAN MU..
BESAR SETIA MU DI S'PANJANG HIDUP KU..
Camra, 11/6/11
Jenet Marpaung
Tuhan datang dan hadir tepat waktu untuk menolong kita, tak ada kata terlambat atas pertolongan-Nya pada kita, di saat puncak dari masalah kita telah ada di depan mata, Tangan Tuhan dengan sigap akan menolong kita, asalkan di dalam benak kita selalu ada usaha dan tidak mengenal kata menyerah.
Yaahhh....selalu saja saya senang menuliskan segala sesuatu yang saya alami dengan kebaikan dan kemurahan hati-Nya kepadaku. Terlebih dengan pengalaman ini, saat saya mengikuti Festival Paduan Suara Gerejawi yang diadakan Agustus yang lalu di HKBP Pasar Rebo, kebetulan waktu pelaksanaan final fesparawi tersebut berbenturan dengan jadwal kuliah saya di kampus. Sebelumnya saya tidak terlalu memikirkan akan jadi masalah besar jadwal yang bersamaan tersebut, dalam hati saya berfikir, "Akhh...ntar masuk ajalah sebentar ke kampus, terus izin sama dosennya," namun karena mata kuliah yang bersangkutan adalah mata kuliah utama, terlebih lagi itu dosen ada sedikit killer-killernya, jadi dah diriku bermasalah, dapat izin sih, tapi dengan syarat harus ada surat rekomendasi dari lembaga atau dari gereja yang bersangkutan dan harus diserahkan Senin jam 10.00 pagi ke sekdos.
Hmmmm... baiklah, dengan semangat saya melangkahkan kaki meninggalkan kampus kembali ke rumah. Dengan sisa waktu yang sedikit saya berkemas-kemas, selesai dan segera menyusul teman-teman di gereja yang sudah menunggu ku sejak tadi.
Mungkin di sini saya tidak akan luas menceritakan apa dan bagaimana detailnya tentang pertandingan yang kami ikuti, intinya kami tidak mendapatkan juara pada festival itu. Selesai festival saya sampaikan kepada ketua naposo dan kepada pelatih kami bahwa saya membutuhkan surat rekomendasi dari gereja untuk keperluan kampus sebagai surat bukti bahwa saya izin adalah benar-benar untuk mengikuti festival tersebut.
"Koq gak dari kemarin-kemarin kamu minta Net, duuuuhhh susah tuh berhadapan sama kakak itu" (sekretaris gereja maksudnya).
"Iya..gue juga gak nyangka bakalan ribet begini, tadinya sih mikir buat izin lisan doank, eh ternyata harus pake surat izin dari gereja kata dosennya, yah gini deh..."
"Si Imel aja pernah nangis dibuatnya gara-gara minta surat rekomendasi nilai untuk kampusnya." kata teman ku yang lain.
Hmmmm...gimana yah, dan benar juga begitu saya samperin kakak itu (kaka sekretaris gereja) dan mengatakan butuh surat rekomendasi jawabannya selalu saja menyulitkan, kenapa baru sekarang, yang inilah yang itulah. Melihat kami ada sedikit berdebat, abang pelatih kami pun turun tangan,
"Sudah, buat kan surat rekomendasi nya itu, gak usah banyak tanya lagi." kata pelatih kami.
"Iya, bang." jawab kakak itu. "Ya udah nanti sms kan ke saya data-datanya ya!"
"Oke kak, siap." jawab saya.
Minggu paginya saya coba sms lagi untuk mengingatkan kalau saya ibadah sore dan sebisa mungkin selesai ibadah saya sudah bisa mengambil surat tersebut. Namun apa, sebelum masuk ibadah saya coba cari kaka itu tidak ada, saya telepon ke nomor hp nya dia malah marah-marah pada saya,
"Eehh..surat mu belum jadi ya, pendeta tidak ada, jadi belum bisa diambil, hari selasa saja kamu datang tuk mengambilnya."
"Whaaatttt??? hari selasa...aduuuuuhhh...saya kan udah bilang kaka, dosennya minta hari senin, gimana donk"
"Tapi kamu gak bisa maksa saya, salah kamu sendiri kenapa kamu telat ngajuinnya, si Rosma dua minggu sebelum hari H udah ngajuin, jadi kamu harus terima, lagian saya lagi gak di gereja nih, saya lagi bawa anak sekolah minggu."
"Kalau cuma belum ditandatangani saja, gimana kalau saya yang pergi minta tandatangan ke rumah pendeta kak?" tawar saya lagi.
"Gak bisa gitu, pokoknya surat yang keluar dari gereja harus sepengetahuan saya, itu peraturannya."
"Aduuuuhhh...gimana yaa...ada solusi yang lain gak kak." saya coba menghiba.
"Keputusannya surat bisa diambil hari selasa jam sepuluh pagi saya sudah di kantor.........." tuutt...tuuttt...tuutttt....
Aduuuhhh....mana henpon mati lagi, lowbath, aarrrggghhhh...
Yaahh sudahlah, tidak ada harapan lagi, kalau hari selasa yang bisa suratnya, berarti ada tak ada surat saya harus memberanikan diri menghadap dosen nya hari senin, biarlah apa pun yang terjadi saya akan menghadap, tekad saya dalam hati.
Dengan langkah gontai saya masuk ke dalam gereja, mencoba untuk konsentrasi di kebaktian yang saya ikuti. Dalam ibadah saya berdoa,
"Biarlah Tuhan, saya sudah berusaha meminta surat izin dari kakak itu, tapi gak bisa juga, walaupun begitu, tanpa surat itu saya sudah nekad untuk berani menghadap dosen besok dan berterus terang, apa pun yang terjadi saya siap menerimanya Tuhan."
Ternyata di dalam kepasrahan dan tekad kuat kita, Tuhan tidak tinggal diam, Dia melawat hati kita masing-masing, Dia melawat hati kakak itu.
Sehabis ibadah saya turun ke bawah, lalu saya lihat ada kakak itu, dengan senyum yang lebar saya salam dan ucapkan selamat hari minggu, dan tiba-tiba saja,
"Tunggu sebentar ya, surat mu lagi ditanda tangan kan."
Ooohh maaayy Gaaadd...benarkah??? Bukankah tadi kaka itu bilang dia sedang bepergian dan tidak ada di gereja, koq bisa tiba-tiba kaka itu datang dan membuatkan surat saya ya, jadi selama aku berdoa dalam ibadah tadi Tuhan mendengar keluh kesah ku, hmmmm...luar biasa banget Tuhan ku, tak sedetik pun terlambat pertolongan Nya, mungkin tadi Tuhan mengizinkan kesabaran saya untuk diuji, dan apakah saya membenci jika tidak diberikan. Dan Tuhan melihat saya lulus dalam ujian itu sehingga dalam waktu yang sangat singkat Dia memberikan pertolongan pada saya.
Terpujilah Engkau Tuhan, Bapa Yang Maha Baik dan Maha Pengasih.
"Makasih banget kakak atas suratnya." saya peluk kakak itu dengan hati yang bersyukur, ternyata jadi juga besok saya kasih suratnya, bathin saya.
"Lain kali kalau butuh surat, jauh-jauh hari harus sudah dilaporkan ya, jangan begitu lagi."
"Iya kak, saya ngerti." jawab saya.
Dengan langkah yang ringan dan hati yang gembira saya tinggalkan halaman gereja dan pulang ke rumah. Sesampai di rumah saya charge henpon saya yang mati mendadak saat nelpon tadi. Lalu saya hidupkan, sebentar kemudian ada sms yang masuk ke henpon saya, mungkin sms yang tertunda karena hp saya mati tadi.
"Maaf ya, saya tidak bermasalah dengan mengkonsep surat. Solusinya hari senin baru bisa saya kasih, saya sampai kantor jam 9, sekitar jam 10 surat mu sudah selesai, makasih."
Saya tutup henpon saya dengan tersenyum, "Terimakasih Tuhan, telah bukakan hati kakak itu untuk saya. I love you my Lord, I love you sista."
KU NAIK KAN SYUKUR KU..
BUAT HARI YANG KAU B'RI..
TAK HABIS-HABISNYA KASIH DAN RAHMAT MU..
S'LALU BARU DAN TAK PERNAH TERLAMBAT PERTOLONGAN MU..
BESAR SETIA MU DI S'PANJANG HIDUP KU..
Camra, 11/6/11
Jenet Marpaung
Senin, 24 Oktober 2011
== D I L E M A ==
(Cerpen)
Dari tadi pagi, sejak bangun Tari masih saja berbaring di peraduannya, di tempat tidur yang selalu dialasinya dengan sprei bermotif bunga warna merah, yaa...merah yang selalu jadi warna pilihannya.
Dibacanya berulang-ulang sms yang ada dalam inbox hapenya,
"Lu jgn gtu, kpn gw pcran sm lu, biar tau lu pikiran n mataku jg msh aktif, gw jg pny pcr, jd jgn bnyk bkn cerita, tau diri dikit."
Yah sms ini, sms yang sudah menghuni inbox hapenya selama setengah tahun ini, tak ada sedikitpun niatan Tari untuk menghapusnya, biarlah....tunggu sipengirim sms tersebut saja yang minta baru aku mau menghapusnya, batin Tari.
Sesaat kemudian jari jemari Tari dengan lincah memainkan tombol-tombol keypad hapenya, dibukanya fitur galery dan digesernya cursor untuk mencari sesuatu di file galerynya. Yup..ini dia, ditekannya tombol ok untuk memutar rekaman itu, lalu suara seseorang pun terdengar seketika menyanyikan lagu itu,
"Nang gok hata hata i, ro tu sipareonki, sai hujalahi..sai hujalahi do ho ito..
Ai holan ho, dirohangki
Ai holan ho, dinipiki
dang muba dang mose, dang muba dang mose sai hot do ho dirohangki."(artinya: Walaupun banyak omongan tentang mu, namun kau akan selalu kucari dan kucari, karena engkau ada di hatiku, kau ada dalam mimpiku, takkan pernah berubah kau selalu di hatiku.)
Akh..bodohnya aku selama ini, ternyata lagu itu bukanlah untukku, akh..mengapa rasa itu ada dan hadir dalam hatiku, rasa yang tiba-tiba muncul saat kau berkata "IYAAA.." dengan nada yang sangat lembut, yang sebelumnya kau dengan sikap cuek dan kasar, yah..satu kata itu ternyata bisa membiusku, mampu meluluhkan hatiku, batin Tari.
Gadis yang juga super cuek ini sebelumnya tidak suka dengan sikap kasar dari lelaki yang sering membuatnya kesal, sejak dia mengenalnya sebagai karyawan papanya dulu, tapi entah kenapa hanya dengan kata lembut "IYA" nya si cowok ini bisa membuat Tari seketika hilang ingatan, Tari tidak lagi mengingat tingkah urakan si cowok yang sering membuatnya kesal.
Akh..kini yang ada dalam pikiran Tari hanya dia, dia, dan dia terus, sampai-sampai Tari yang super cuek stadium 4 dan selalu jual mahal pada setiap lelaki tak kuasa untuk memendam isi hatinya, Tari memberanikan diri untuk mengatakan pada lelaki itu kalau dia mencintainya. Dan selama sicowok tersebut jadi karyawan papanya, sebagai pemain keybord di cafe milik papanya, tak pernah sekalipun Tari melihat dia menyanyi sendiri, tapi anehnya setelah Tari mengatakan kalau ia suka padanya, kemudian cowok itu dengan beraninya naik ke panggung dan menyanyikan lagu itu, yah lagu yang dengan sigap Tari rekam di memori hapenya.
Akh..namun semua itu telah berakhir. Berakhir setelah sms itu terkirim, sms yang telah membuat hati Tari hancur berkeping-keping.
Hmm..kenapa sih harus seperti itu, apa sih salahku, dosakah jika rasa itu hadir dalam hatiku, dan jika kamu tidak suka, tidak adakah cara lain yang lebih bersahabat untuk menolakku, mengapa Kau berikan aku rasa itu ya Tuhan?
Air mata Tari tak terbendung lagi mengingat semua itu.
***
Hari-hari berlalu menyisakan rasa yang tak pernah mati dalam hati Tari, yah..lelaki yang telah menyakiti hati Tari itupun menghilang entah kemana, namun Tari adalah sosok gadis yang tak gampang menyerah dan selalu optimist dengan kehidupannya.
Dan kemudian seorang pria lain muncul dalam kehidupannya, seorang pria yang sangat jauh berbeda dengan latar belakang dan karakter dari lelaki yang dicintainya, pendidikan, kemapanan, titel maupun penampilan dan sikapnya.
Dengan sikap intelektual yang tinggi sebagai seorang yang terpelajar, pria itu berusaha mendekatinya.
"Ayolah Tari, loe mau cari yang gimana sih, loe itu dah beruntung banget dapat cowok kayak dia, dia ganteng, mapan, dan punya status (titel) lagi, gak ada apa-apanya jika dibandingin sama si cowok brengsek yang loe cintai mati-matian itu," ceramah teman-temannya panjang lebar.
Hmm..iya juga sih, buat apa aku mikirin orang yang tak pernah mikirin aku, batin Tari. Dan pertanyaan itupun akhirnya terucap, pertanyaan yang menjadi momok yang menakutkan buat Tari, pertanyaan yang menguras habis daya pikir Tari untuk menjawabnya,
"Tari, mau kan kamu menikah denganku?"
Bagai disambar petir di siang bolong Tari kaget mendengarnya, Tari tak menyangka secepat itu pria itu menanyakannya.
"Apalagi sih Tari yang kau pikirkan, ingat usiamu Ri, elo tuh bukan ABG lagi, Richard itu bukan orang sembarangan, elo bisa langsung menyandang gelar nyonya terhormat kalau menikah dengannya, daripada lo menikah sama anak malam yang tak jelas batang idungnya itu." papar Lani sobat karibnya itu.
Lani adalah sohib kentalnya yang selalu jadi tempat curahan hatinya.
"Tapi aku ga bisa mencintai dia Lan, yang ada dihatiku hanya dia dan dia terus."
"Akh persetan loe dengan cinta, mank lo bisa makan tuh cinta, dia aja ga pernah mikirin loe, gimana sich loe, waras dikit napa?" umpat Lani seraya monyongin bibirnya.
Tuhan...benarkah dia jodoh yang Kau persiapkan untukku, jika ia, mengapa tak ada rasa itu dalam hatiku? Bisakah nanti aku mencintai dia?
Lalu bagaimana dengan rasa cinta yang tak bisa mati dalam hatiku, apakah rasa itu harus terkubur dalam nantinya?
Akh andai kau datang dan memintaku tuk kembali padamu, tak akan dua kali aku berpikir untuk berkata "iya", adakah mungkin kau kan datang untuk menjemputku? Aku pasti akan sangat bahagia walau kau tak sehebat Richard, tapi bagiku kaulah yang terindah.
Tak terasa jam di meja kamar Tari sudah jam 1.00 siang, hufft..dari tadi pagi belum bergerak sama sekali, lapaaarrr.....
Segera ditutupnya lembar diary kesayangannya.
"Tuhan..aku masih percaya dengan keajaibanMU," doanya dalam hati.
Camra, 2011
(Cerpen ini saya buat untuk tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tema Manusia dan Keindahan)
Dari tadi pagi, sejak bangun Tari masih saja berbaring di peraduannya, di tempat tidur yang selalu dialasinya dengan sprei bermotif bunga warna merah, yaa...merah yang selalu jadi warna pilihannya.
Dibacanya berulang-ulang sms yang ada dalam inbox hapenya,
"Lu jgn gtu, kpn gw pcran sm lu, biar tau lu pikiran n mataku jg msh aktif, gw jg pny pcr, jd jgn bnyk bkn cerita, tau diri dikit."
Yah sms ini, sms yang sudah menghuni inbox hapenya selama setengah tahun ini, tak ada sedikitpun niatan Tari untuk menghapusnya, biarlah....tunggu sipengirim sms tersebut saja yang minta baru aku mau menghapusnya, batin Tari.
Sesaat kemudian jari jemari Tari dengan lincah memainkan tombol-tombol keypad hapenya, dibukanya fitur galery dan digesernya cursor untuk mencari sesuatu di file galerynya. Yup..ini dia, ditekannya tombol ok untuk memutar rekaman itu, lalu suara seseorang pun terdengar seketika menyanyikan lagu itu,
"Nang gok hata hata i, ro tu sipareonki, sai hujalahi..sai hujalahi do ho ito..
Ai holan ho, dirohangki
Ai holan ho, dinipiki
dang muba dang mose, dang muba dang mose sai hot do ho dirohangki."(artinya: Walaupun banyak omongan tentang mu, namun kau akan selalu kucari dan kucari, karena engkau ada di hatiku, kau ada dalam mimpiku, takkan pernah berubah kau selalu di hatiku.)
Akh..bodohnya aku selama ini, ternyata lagu itu bukanlah untukku, akh..mengapa rasa itu ada dan hadir dalam hatiku, rasa yang tiba-tiba muncul saat kau berkata "IYAAA.." dengan nada yang sangat lembut, yang sebelumnya kau dengan sikap cuek dan kasar, yah..satu kata itu ternyata bisa membiusku, mampu meluluhkan hatiku, batin Tari.
Gadis yang juga super cuek ini sebelumnya tidak suka dengan sikap kasar dari lelaki yang sering membuatnya kesal, sejak dia mengenalnya sebagai karyawan papanya dulu, tapi entah kenapa hanya dengan kata lembut "IYA" nya si cowok ini bisa membuat Tari seketika hilang ingatan, Tari tidak lagi mengingat tingkah urakan si cowok yang sering membuatnya kesal.
Akh..kini yang ada dalam pikiran Tari hanya dia, dia, dan dia terus, sampai-sampai Tari yang super cuek stadium 4 dan selalu jual mahal pada setiap lelaki tak kuasa untuk memendam isi hatinya, Tari memberanikan diri untuk mengatakan pada lelaki itu kalau dia mencintainya. Dan selama sicowok tersebut jadi karyawan papanya, sebagai pemain keybord di cafe milik papanya, tak pernah sekalipun Tari melihat dia menyanyi sendiri, tapi anehnya setelah Tari mengatakan kalau ia suka padanya, kemudian cowok itu dengan beraninya naik ke panggung dan menyanyikan lagu itu, yah lagu yang dengan sigap Tari rekam di memori hapenya.
Akh..namun semua itu telah berakhir. Berakhir setelah sms itu terkirim, sms yang telah membuat hati Tari hancur berkeping-keping.
Hmm..kenapa sih harus seperti itu, apa sih salahku, dosakah jika rasa itu hadir dalam hatiku, dan jika kamu tidak suka, tidak adakah cara lain yang lebih bersahabat untuk menolakku, mengapa Kau berikan aku rasa itu ya Tuhan?
Air mata Tari tak terbendung lagi mengingat semua itu.
***
Hari-hari berlalu menyisakan rasa yang tak pernah mati dalam hati Tari, yah..lelaki yang telah menyakiti hati Tari itupun menghilang entah kemana, namun Tari adalah sosok gadis yang tak gampang menyerah dan selalu optimist dengan kehidupannya.
Dan kemudian seorang pria lain muncul dalam kehidupannya, seorang pria yang sangat jauh berbeda dengan latar belakang dan karakter dari lelaki yang dicintainya, pendidikan, kemapanan, titel maupun penampilan dan sikapnya.
Dengan sikap intelektual yang tinggi sebagai seorang yang terpelajar, pria itu berusaha mendekatinya.
"Ayolah Tari, loe mau cari yang gimana sih, loe itu dah beruntung banget dapat cowok kayak dia, dia ganteng, mapan, dan punya status (titel) lagi, gak ada apa-apanya jika dibandingin sama si cowok brengsek yang loe cintai mati-matian itu," ceramah teman-temannya panjang lebar.
Hmm..iya juga sih, buat apa aku mikirin orang yang tak pernah mikirin aku, batin Tari. Dan pertanyaan itupun akhirnya terucap, pertanyaan yang menjadi momok yang menakutkan buat Tari, pertanyaan yang menguras habis daya pikir Tari untuk menjawabnya,
"Tari, mau kan kamu menikah denganku?"
Bagai disambar petir di siang bolong Tari kaget mendengarnya, Tari tak menyangka secepat itu pria itu menanyakannya.
"Apalagi sih Tari yang kau pikirkan, ingat usiamu Ri, elo tuh bukan ABG lagi, Richard itu bukan orang sembarangan, elo bisa langsung menyandang gelar nyonya terhormat kalau menikah dengannya, daripada lo menikah sama anak malam yang tak jelas batang idungnya itu." papar Lani sobat karibnya itu.
Lani adalah sohib kentalnya yang selalu jadi tempat curahan hatinya.
"Tapi aku ga bisa mencintai dia Lan, yang ada dihatiku hanya dia dan dia terus."
"Akh persetan loe dengan cinta, mank lo bisa makan tuh cinta, dia aja ga pernah mikirin loe, gimana sich loe, waras dikit napa?" umpat Lani seraya monyongin bibirnya.
Tuhan...benarkah dia jodoh yang Kau persiapkan untukku, jika ia, mengapa tak ada rasa itu dalam hatiku? Bisakah nanti aku mencintai dia?
Lalu bagaimana dengan rasa cinta yang tak bisa mati dalam hatiku, apakah rasa itu harus terkubur dalam nantinya?
Akh andai kau datang dan memintaku tuk kembali padamu, tak akan dua kali aku berpikir untuk berkata "iya", adakah mungkin kau kan datang untuk menjemputku? Aku pasti akan sangat bahagia walau kau tak sehebat Richard, tapi bagiku kaulah yang terindah.
Tak terasa jam di meja kamar Tari sudah jam 1.00 siang, hufft..dari tadi pagi belum bergerak sama sekali, lapaaarrr.....
Segera ditutupnya lembar diary kesayangannya.
"Tuhan..aku masih percaya dengan keajaibanMU," doanya dalam hati.
Camra, 2011
(Cerpen ini saya buat untuk tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tema Manusia dan Keindahan)
"ADUUUUUHH....RUHUT LAGI...RUHUT LAGI"
Bicara soal politik,
bagiku itu sangat menarik,
'bak menyaksikan akrobatik,
ketika adegan jungkir balik,
awas jangan sampai terbalik,
bisa-bisa traumatik...
Ckckckck...emang dasar ye politik..
"Ampun dijeee... Ruhut lagi... Ruhut lagi, lagi-lagi si Poltak mencla-mencle ini berkicau lagi, ceplas-ceplos lagi, dasar wong Batak koe, edaaan..." komentar seorang teman saat menyaksikan siaran berita di televisi.
"Ups...apa?...wong Batak edan?" tak bisa dipungkiri darah Batakku mendidih juga mendengarnya. Begitu ada Ruhut selalu dikaitkan dengan Batak, hanya seorang Ruhut Sitompul yang berbicara "bangsat" di sidang DPR, segenap orang Batak kena getahnya.
Melalui notes ini, saya sebagai Boru (putri) Batak protes atas image yang selalu anda kaitkan antara sikap arogan dari Ruhut Sitompul dengan Bangsa Batak yang besar, yang tetap menjunjung tinggi etika, kasih dan adat istiadat Batak yang luhur dan mulia. Adat istiadat Batak tidak pernah mengajarkan sikap arogansi, tidak pernah menghalalkan ke-tidaksantun-an berbicara dan juga tidak pernah mengizinkan sikap tidak menghormati yang lebih tua.
Kepada seluruh pembaca notes saya yang bukan suku Batak, STOP mengaitkan sikap Ruhut Sitompul alias siPoltak ini dengan nama besar BATAK.
Kepada bang Ruhut Sitompul, bisa sajakan melalui facebook ini apa yang menjadi pesan dan harapan pribadi saya sampai ke anda? Pernahkah anda berpikir ada tanggung jawab moril atas marga "Sitompul" yang melekat dibelakang nama anda? Bukankah marga "Sitompul" yang anda cantumkan itu menyatakan kalau anda adalah seorang raja keturunan Sitompul? Lantas sampai dimanakah kualiatas ke-RAJA-an anda?
Memang anda bergelut di kancah politik yang bisa saja anda katakan tidak merugikan tanah Batak, tapi secara moril, tidakkah anda sadari bahwa karena anda Bangsa Batak dicela, dijugde dengan istilah-istilah yang buruk?
Andai saja anda bersedia mencopot marga yang melekat dibelakang nama anda itu, mungkin saya dan segenap bangsa Batak tidak akan protes dengan apapun yang anda lakukan, terserah anda mau berbicara apa, yang jelas orang tidak lagi mengaitkan anda dengan saya, dengan Sitompul, dengan Batak pada umumnya.
Dan kepada segenap Bangsa Batak yang risih dengan sikap Sitompul yang satu ini, mohon untuk tidak mengikuti cara dan sikap yang tidak terpuji dari dia dalam menyatakan sikap protes anda. Terlebih kepada teman-teman yang bergabung dalam grup BATAK TOLAK RUHUT SITOMPUL, ada banyak komentar yang berlebihan saya baca di dinding grup itu. Adalah tidak guna sahabatku jika kita berkomentar yang berlebihan apalagi sampai balas menghujat. Tidakkah kita sadari bahwa kita telah terjebak ke dalam dosa karena dia? Kita boleh mengkritik tanpa menghujat, seperti saya juga yang turut mengkritisi sikap dan perilaku dia. Karena jika kita balik menghujat berarti kita telah sama seperti dia. Bukankah agama kita mengajarkan kasih? Dan juga adat istiadat bangsa kita yang sangat menjunjung tinggi etika dan sopan santun. Mari...kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita memang benar-benar Anak ni Raja dan Boru ni Raja, melalui sikap dan perilaku kita agar dunia bisa menilai bahwa Bangsa Batak itu adalah bangsa yang bermartabat.
Notes ini adalah bentuk protes dan kritikan saya atas ketidaksukaan saya terhadap sikap dan perilaku bang Ruhut Sitompul yang saya saksikan sering bersikap arogan di televisi.
Bagaimana dengan anda??
CamRa, 26 05 11
Jenet Marpaung
bagiku itu sangat menarik,
'bak menyaksikan akrobatik,
ketika adegan jungkir balik,
awas jangan sampai terbalik,
bisa-bisa traumatik...
Ckckckck...emang dasar ye politik..
"Ampun dijeee... Ruhut lagi... Ruhut lagi, lagi-lagi si Poltak mencla-mencle ini berkicau lagi, ceplas-ceplos lagi, dasar wong Batak koe, edaaan..." komentar seorang teman saat menyaksikan siaran berita di televisi.
"Ups...apa?...wong Batak edan?" tak bisa dipungkiri darah Batakku mendidih juga mendengarnya. Begitu ada Ruhut selalu dikaitkan dengan Batak, hanya seorang Ruhut Sitompul yang berbicara "bangsat" di sidang DPR, segenap orang Batak kena getahnya.
Melalui notes ini, saya sebagai Boru (putri) Batak protes atas image yang selalu anda kaitkan antara sikap arogan dari Ruhut Sitompul dengan Bangsa Batak yang besar, yang tetap menjunjung tinggi etika, kasih dan adat istiadat Batak yang luhur dan mulia. Adat istiadat Batak tidak pernah mengajarkan sikap arogansi, tidak pernah menghalalkan ke-tidaksantun-an berbicara dan juga tidak pernah mengizinkan sikap tidak menghormati yang lebih tua.
Kepada seluruh pembaca notes saya yang bukan suku Batak, STOP mengaitkan sikap Ruhut Sitompul alias siPoltak ini dengan nama besar BATAK.
Kepada bang Ruhut Sitompul, bisa sajakan melalui facebook ini apa yang menjadi pesan dan harapan pribadi saya sampai ke anda? Pernahkah anda berpikir ada tanggung jawab moril atas marga "Sitompul" yang melekat dibelakang nama anda? Bukankah marga "Sitompul" yang anda cantumkan itu menyatakan kalau anda adalah seorang raja keturunan Sitompul? Lantas sampai dimanakah kualiatas ke-RAJA-an anda?
Memang anda bergelut di kancah politik yang bisa saja anda katakan tidak merugikan tanah Batak, tapi secara moril, tidakkah anda sadari bahwa karena anda Bangsa Batak dicela, dijugde dengan istilah-istilah yang buruk?
Andai saja anda bersedia mencopot marga yang melekat dibelakang nama anda itu, mungkin saya dan segenap bangsa Batak tidak akan protes dengan apapun yang anda lakukan, terserah anda mau berbicara apa, yang jelas orang tidak lagi mengaitkan anda dengan saya, dengan Sitompul, dengan Batak pada umumnya.
Dan kepada segenap Bangsa Batak yang risih dengan sikap Sitompul yang satu ini, mohon untuk tidak mengikuti cara dan sikap yang tidak terpuji dari dia dalam menyatakan sikap protes anda. Terlebih kepada teman-teman yang bergabung dalam grup BATAK TOLAK RUHUT SITOMPUL, ada banyak komentar yang berlebihan saya baca di dinding grup itu. Adalah tidak guna sahabatku jika kita berkomentar yang berlebihan apalagi sampai balas menghujat. Tidakkah kita sadari bahwa kita telah terjebak ke dalam dosa karena dia? Kita boleh mengkritik tanpa menghujat, seperti saya juga yang turut mengkritisi sikap dan perilaku dia. Karena jika kita balik menghujat berarti kita telah sama seperti dia. Bukankah agama kita mengajarkan kasih? Dan juga adat istiadat bangsa kita yang sangat menjunjung tinggi etika dan sopan santun. Mari...kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita memang benar-benar Anak ni Raja dan Boru ni Raja, melalui sikap dan perilaku kita agar dunia bisa menilai bahwa Bangsa Batak itu adalah bangsa yang bermartabat.
Notes ini adalah bentuk protes dan kritikan saya atas ketidaksukaan saya terhadap sikap dan perilaku bang Ruhut Sitompul yang saya saksikan sering bersikap arogan di televisi.
Bagaimana dengan anda??
CamRa, 26 05 11
Jenet Marpaung
@> ULOS HELA <@
oleh Jecqlien Netty Marpaung pada 05 April 2011 jam 14:14
Kita
pasti sudah tahu dan sering melihat dalam pesta-pesta perkawinan ULOS
HELA itu, yaitu ulos yang diberikan orang tua perempuan (parboru) kepada
menantunya (helanya).
Namun banyak diantara kita yang tidak tahu apa sebenarnya makna dari ULOS HELA itu, kita hanya tahu itulah prosesi adat istiadat Batak dalam pelaksanaan adat perkawinan.
Disinilah kita bisa lihat salah satu contoh bahwa nenek moyang kita (ompunta sijolojolo tubu) telah memiliki pemikiran yang maju dan berhasil menuangkan pemikiran mereka dengan berbagai tanda simbolyk melalui benda-benda alamiah pada umumnya.
Kenapa harus ULOS yang diberikan orang tua perempuan? Bukankah masih banyak barang lain yang lebih mahal, emas misalnya?
Nah, disini saya coba mengkaji apa sebenarnya makna dari pemberian ULOS itu. Mohon maaf jika kajian saya bertentangan dengan makna sebenar-benarnya dari ULOS HELA itu. Karena ini adalah pemikiran saya semata.
Ulos yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya adalah SELIMUT berfungsi untuk menghangatkan badan kita, sebagai alat untuk menjaga dan merawat tubuh kita dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan (masuk angin dan lain sebagainya). Intinya ulos itu adalah alat untuk merawat tubuh kita.
Nah, dalam hal ini orang tua perempuan (parboru) memberikan ULOS kepada menantunya (helanya) dengan artian bahwa urusan menjaga dan merawat anak perempuannya itu diserahkan sepenuhnya kepada menantunya (helanya). Jadi ULOS itu merupakan simbolyk dari serah terima tanggung jawab akan anak perempuannya kepada menantunya.
Itu makanya tidak pernah dikatakan ULOS BORU melainkan ULOS HELA, walaupun dalam penyerahan ulos tersebut diberikan bersamaan pada anak perempuan dan menantunya. Karena pada dasarnya orang tua perempuan dengan menantunyalah yang serah terima.
Saya tertarik menuliskan note ini karena membaca status salah seorang teman saya yang menanyakan apa itu ULOS HELA, dan mudah-mudahan catatan saya berguna untuk yang lain.
Camra, 05 04 11
Namun banyak diantara kita yang tidak tahu apa sebenarnya makna dari ULOS HELA itu, kita hanya tahu itulah prosesi adat istiadat Batak dalam pelaksanaan adat perkawinan.
Disinilah kita bisa lihat salah satu contoh bahwa nenek moyang kita (ompunta sijolojolo tubu) telah memiliki pemikiran yang maju dan berhasil menuangkan pemikiran mereka dengan berbagai tanda simbolyk melalui benda-benda alamiah pada umumnya.
Kenapa harus ULOS yang diberikan orang tua perempuan? Bukankah masih banyak barang lain yang lebih mahal, emas misalnya?
Nah, disini saya coba mengkaji apa sebenarnya makna dari pemberian ULOS itu. Mohon maaf jika kajian saya bertentangan dengan makna sebenar-benarnya dari ULOS HELA itu. Karena ini adalah pemikiran saya semata.
Ulos yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya adalah SELIMUT berfungsi untuk menghangatkan badan kita, sebagai alat untuk menjaga dan merawat tubuh kita dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan (masuk angin dan lain sebagainya). Intinya ulos itu adalah alat untuk merawat tubuh kita.
Nah, dalam hal ini orang tua perempuan (parboru) memberikan ULOS kepada menantunya (helanya) dengan artian bahwa urusan menjaga dan merawat anak perempuannya itu diserahkan sepenuhnya kepada menantunya (helanya). Jadi ULOS itu merupakan simbolyk dari serah terima tanggung jawab akan anak perempuannya kepada menantunya.
Itu makanya tidak pernah dikatakan ULOS BORU melainkan ULOS HELA, walaupun dalam penyerahan ulos tersebut diberikan bersamaan pada anak perempuan dan menantunya. Karena pada dasarnya orang tua perempuan dengan menantunyalah yang serah terima.
Saya tertarik menuliskan note ini karena membaca status salah seorang teman saya yang menanyakan apa itu ULOS HELA, dan mudah-mudahan catatan saya berguna untuk yang lain.
Camra, 05 04 11
CINTA DITOLAK, GONDRONG DIBOTAK
CHAPTER 1
"Dia suka sama lo..."
"What?? Dia suka sama gue? Gak salah tuh??"
Gue lirik lagi cowok yang disebutkan nya itu, gondrong, direbonding, duuuhh....maap... Gue ilfill sama rambut lo, bukan karena gondrong nya tp karena rebonding nya. Cowok direbonding?? Ga banget gue...
Tapi oke..oke.. Lo boleh babat abis tuh rambut biar gue suka sama lo, tapi ada satu syarat lagi... "Kalahin dulu gue main catur!"
hahahaha.... Punya nyali gak????
koment
Lina Nur
Kata cowok gondrong itu, ntar kan bisa ke salon berdua, potong rambut, creambath, catok, dll. Gimana..???
Jecqlien Netty Marpaung
Huahaha...bs dua kali pengeluaran tuh, gara2 dia nya juga ikutan creambath gue ga bisa lagi dah medi-pedi... Pemborosan...
Lina Nur
Ooohh... Ok.. Ok.. Kita cari cowok yang suka bakar duit aja.
Erik Panjaitan
Wkwkwkwk...kalau masalah rambut gondrong itu bisa dipotong/dirapikan paribanku, tenang aja, mungkin setelah dirapikan bisa lebih cakep. So let him do it the beast for you in this time.
Jecqlien Netty Marpaung
@Lina. Wakawakawaka... Jangaaaaaaaaaann... Klo koin yang dibakar seh gak ngaruh, kalo yang gocapan atau duit yang merah, aarrgghhh.. Bisa kere donk..
@Erik Panjaitan. Baaaaan... Beast or Best sich.. Klo Beast jelek donk. But no matter about his hair, yang jadi soal bisa gak dia ngalahin gue main catur?
Jasy Ringo
Ku maha teh...
Jecqlien Netty Marpaung
Ka die atuh...
Lina Nur
Oke... Gimana kalo bakar gondrong nya aja..
Hmm.. Bahasa Sundanya good..good.
Jecqlien Netty Marpaung
Ide gokiiiilll... Bisa angus tuh 'pala orang..
Erik Panjaitan
Aku yakin bisa... Tantang aja. Iban berani tidak??
Jecqlien Netty Marpaung
Baca lagi adegan selanjutnya ibaaan.. Dia yang nantangin gue..
CHAPTER 2
Esok harinya si Gorbond (Gondrong en Bonding) nyamperin gue dengan membawa seikat kembang merah...suit...suit...
Tapi.. Astaghfirullooooh... Bonding lo udah dimane?? Gondrong lo jg udah dimane??
Seraya mengeluarkan kotak catur dari balik punggungnya dia berkata,
"Hayoo.. Gua tantangin lo main catur, tapi ada juga syarat nya, ELO PRE CASTEL..."
Gue : ?+&%#/%£#@$.....
koment
Ronny Asido Hutabarat
Hahahaha... Gak di pre menteri aja sekalian, emangnya ito jago main catur??
Jecqlien Netty Marpaung
Di pre Mesha aja dah, asa bulusss... Tepar... Hahaha..
Ronny Asido Hutabarat
Nah itu dia maksudku,hahaha.. Jangan rambut aja yang gondrong, masa main catur juga masih dikasih pre..hahaha..
Jecqlien Netty Marpaung
Tuh dia tok.. Kalo ito jadi aku, kesimpulan apa yang ito ambil??
Ronny Asido Hutabarat
Kurang cerdas..
Jecqlien Netty Marpaung
Masih andai jadi aku, berapa % kira2 kesediaan ito sama dia?
Ronny Asido Hutabarat
Untuk tahap ini 5% aja sudah syukur. Habis orang nya aneh sih, Gorbond gitu loohh..
Jecqlien Netty Marpaung
Hahaha.. Gue pikir gue yang keterlaluan, ternyata tidaklah demikian....hehehe...
Komentator dari luar lapangan hijau (dari studio maksudnya, eh salah dari inbox.. Tapi bukan inbox nya SCTV yaa..)
Jecqlien Netty Marpaung
Haiii.. Brader... Bagus gak ide cerita di statusku, hehehe...satu lagi neh bakatnya si Jenet yang manis... "PE NU LIS"
Sebenarnya itu ada kisah nyata nya seh diawal, terus gue kembangin lagi, jadi deh cerita yang simple tapi nyentrik..trik..trik... Hehehe...
Cuma sayang..gue belom punya laptop buat menulis en nyimpen ide2 kreatif yang ada dalam otak gue. Ntar kapan2 gue bilang dah sama Parhalado gini,
"Amang Parhalado, patupa pandurungon tu jolo majo ateh amang manuhor laptop hu"
Parhalado : {......gubrak.....}
Paul B Sihombing
Terputus-putus dalam status, tulis lengkap di catatan!
Jecqlien Netty Marpaung
Status hanya bisa memuat 420 karakter, makanya pake episode, mank cuma sinetron yang bisa pake episode, status juga kalee... Ntar dah gue tulis di catatan, biar selalu up to date..
Ending.
Akhirnya berkat saran komentator dari luar lapangan hijau (inbox) terangkatlah cerita ini ke permukaan eh catatan....
Jakarta. 27 Januari 2011
J e n e t M a r p a u n g
"Dia suka sama lo..."
"What?? Dia suka sama gue? Gak salah tuh??"
Gue lirik lagi cowok yang disebutkan nya itu, gondrong, direbonding, duuuhh....maap... Gue ilfill sama rambut lo, bukan karena gondrong nya tp karena rebonding nya. Cowok direbonding?? Ga banget gue...
Tapi oke..oke.. Lo boleh babat abis tuh rambut biar gue suka sama lo, tapi ada satu syarat lagi... "Kalahin dulu gue main catur!"
hahahaha.... Punya nyali gak????
koment
Lina Nur
Kata cowok gondrong itu, ntar kan bisa ke salon berdua, potong rambut, creambath, catok, dll. Gimana..???
Jecqlien Netty Marpaung
Huahaha...bs dua kali pengeluaran tuh, gara2 dia nya juga ikutan creambath gue ga bisa lagi dah medi-pedi... Pemborosan...
Lina Nur
Ooohh... Ok.. Ok.. Kita cari cowok yang suka bakar duit aja.
Erik Panjaitan
Wkwkwkwk...kalau masalah rambut gondrong itu bisa dipotong/dirapikan paribanku, tenang aja, mungkin setelah dirapikan bisa lebih cakep. So let him do it the beast for you in this time.
Jecqlien Netty Marpaung
@Lina. Wakawakawaka... Jangaaaaaaaaaann... Klo koin yang dibakar seh gak ngaruh, kalo yang gocapan atau duit yang merah, aarrgghhh.. Bisa kere donk..
@Erik Panjaitan. Baaaaan... Beast or Best sich.. Klo Beast jelek donk. But no matter about his hair, yang jadi soal bisa gak dia ngalahin gue main catur?
Jasy Ringo
Ku maha teh...
Jecqlien Netty Marpaung
Ka die atuh...
Lina Nur
Oke... Gimana kalo bakar gondrong nya aja..
Hmm.. Bahasa Sundanya good..good.
Jecqlien Netty Marpaung
Ide gokiiiilll... Bisa angus tuh 'pala orang..
Erik Panjaitan
Aku yakin bisa... Tantang aja. Iban berani tidak??
Jecqlien Netty Marpaung
Baca lagi adegan selanjutnya ibaaan.. Dia yang nantangin gue..
CHAPTER 2
Esok harinya si Gorbond (Gondrong en Bonding) nyamperin gue dengan membawa seikat kembang merah...suit...suit...
Tapi.. Astaghfirullooooh... Bonding lo udah dimane?? Gondrong lo jg udah dimane??
Seraya mengeluarkan kotak catur dari balik punggungnya dia berkata,
"Hayoo.. Gua tantangin lo main catur, tapi ada juga syarat nya, ELO PRE CASTEL..."
Gue : ?+&%#/%£#@$.....
koment
Ronny Asido Hutabarat
Hahahaha... Gak di pre menteri aja sekalian, emangnya ito jago main catur??
Jecqlien Netty Marpaung
Di pre Mesha aja dah, asa bulusss... Tepar... Hahaha..
Ronny Asido Hutabarat
Nah itu dia maksudku,hahaha.. Jangan rambut aja yang gondrong, masa main catur juga masih dikasih pre..hahaha..
Jecqlien Netty Marpaung
Tuh dia tok.. Kalo ito jadi aku, kesimpulan apa yang ito ambil??
Ronny Asido Hutabarat
Kurang cerdas..
Jecqlien Netty Marpaung
Masih andai jadi aku, berapa % kira2 kesediaan ito sama dia?
Ronny Asido Hutabarat
Untuk tahap ini 5% aja sudah syukur. Habis orang nya aneh sih, Gorbond gitu loohh..
Jecqlien Netty Marpaung
Hahaha.. Gue pikir gue yang keterlaluan, ternyata tidaklah demikian....hehehe...
Komentator dari luar lapangan hijau (dari studio maksudnya, eh salah dari inbox.. Tapi bukan inbox nya SCTV yaa..)
Jecqlien Netty Marpaung
Haiii.. Brader... Bagus gak ide cerita di statusku, hehehe...satu lagi neh bakatnya si Jenet yang manis... "PE NU LIS"
Sebenarnya itu ada kisah nyata nya seh diawal, terus gue kembangin lagi, jadi deh cerita yang simple tapi nyentrik..trik..trik... Hehehe...
Cuma sayang..gue belom punya laptop buat menulis en nyimpen ide2 kreatif yang ada dalam otak gue. Ntar kapan2 gue bilang dah sama Parhalado gini,
"Amang Parhalado, patupa pandurungon tu jolo majo ateh amang manuhor laptop hu"
Parhalado : {......gubrak.....}
Paul B Sihombing
Terputus-putus dalam status, tulis lengkap di catatan!
Jecqlien Netty Marpaung
Status hanya bisa memuat 420 karakter, makanya pake episode, mank cuma sinetron yang bisa pake episode, status juga kalee... Ntar dah gue tulis di catatan, biar selalu up to date..
Ending.
Akhirnya berkat saran komentator dari luar lapangan hijau (inbox) terangkatlah cerita ini ke permukaan eh catatan....
Jakarta. 27 Januari 2011
J e n e t M a r p a u n g
@ P U R B A @
"PURBA" atau Pertanda yang diterima orang tua kita dalam mimpi sebelum mengandung atau ketika kita dalam kandungan.
Banyak orang yang mengetahui "PURBA"nya dari orang tua mereka sendiri, dan begitu juga peng-arti-an dari "PURBA" tersebut. Menurut orang-orang tua pada umumnya peng-artian "PURBA" seseorang tidak berbeda jauh dari sifat atau karakter dari orang yang memiliki "PURBA" tersebut.
Karena hal ini sangat menarik perhatianku, dan karena sampai sekarang ini saya tidak pernah tau apa "PURBA" ku, sekonyong-konyong ku tanyakan juga hal ini sama orang tuaku.
"Maa... Paa...apa setiap orang ada PURBAnya gak?"
"Ba adong, ai boha?"
"Kalo gitu PURBAku apa sich Maa?"
Sejenak mamaku berfikir, lalu berkata,
"Ah...dang na niingot be aha PURBAm naujui."
Hahaha...bener gak sich Maa, mama lupa apa PURBAku, atau emang mama sengaja ngerahasiain itu sama ku. Aku tau ekspresi mama, mama pasti punya alasan gak ngasih tau itu sama ku. Tapi gak papalah, apa dan bagaimanapun "PURBA" ku itu yang jelas aku adalah anak Mama yang sangat menyayangi Mama dan Bapak, bagiku kalianlah Allah yang bisa kulihat dengan mata kepalaku sendiri (Debata naniida).
Aku janji akan membuat kalian bahagia punya anak diriku.
Banyak orang yang mengetahui "PURBA"nya dari orang tua mereka sendiri, dan begitu juga peng-arti-an dari "PURBA" tersebut. Menurut orang-orang tua pada umumnya peng-artian "PURBA" seseorang tidak berbeda jauh dari sifat atau karakter dari orang yang memiliki "PURBA" tersebut.
Karena hal ini sangat menarik perhatianku, dan karena sampai sekarang ini saya tidak pernah tau apa "PURBA" ku, sekonyong-konyong ku tanyakan juga hal ini sama orang tuaku.
"Maa... Paa...apa setiap orang ada PURBAnya gak?"
"Ba adong, ai boha?"
"Kalo gitu PURBAku apa sich Maa?"
Sejenak mamaku berfikir, lalu berkata,
"Ah...dang na niingot be aha PURBAm naujui."
Hahaha...bener gak sich Maa, mama lupa apa PURBAku, atau emang mama sengaja ngerahasiain itu sama ku. Aku tau ekspresi mama, mama pasti punya alasan gak ngasih tau itu sama ku. Tapi gak papalah, apa dan bagaimanapun "PURBA" ku itu yang jelas aku adalah anak Mama yang sangat menyayangi Mama dan Bapak, bagiku kalianlah Allah yang bisa kulihat dengan mata kepalaku sendiri (Debata naniida).
Aku janji akan membuat kalian bahagia punya anak diriku.
ANTARA JEMPOL DAN PILPRES
Teman-teman...., Bingung kan membaca judulnya? Aku tahu pasti dalam
pikiran teman-teman semua berkata, "Apa-apaan nih, apa hubungannya
jempol dengan Pilpres?"
Hahaha...ada teman...ada. Mau tau? Check it out.
Tentu teman semua pernah me-like (memberi jempol) pada status teman-teman anda kan?
Kenapa teman-teman memberi jempol? Apa kira-kira kriteria status tersebut sehingga teman-teman memberikan jempol?
Apa karena statusnya lucu?
Apa karena statusnya berbobot (menarik dan berkualitas)?
Apa karena sipembuat status seleb atau orang yang anda sukai sehingga setiap dia meng-update status selalu disukai?
Atau jangan-jangan karena teman anda itu sering me-like status anda terus gak enak dong kalau gak balas like kembali?
Opsi terakhir ini nih yang paling bahaya. Beda-beda tipis nih dengan budaya sogok-menyogok atau suap-menyuap. Betul tidak? Harus dijempol dulu baru dia mau kasih jempol?
Terus...korelasinya dengan Pilpres apa donk?
Inilah yang menarik perhatian saya untuk mengangkat persoalan ini dalam catatan, sebab selama ini saya sering bingung melihat status teman-teman yang begini misalnya, "Aduh...perut gw sakit banget nih.."
atau status yang begini, "Uuuhh...gak tahan boo' nafasnya bau jengkol."
tapi auzubileee ada-ada aja yang memberi jempol, padahal yang begini nih logikanya butuh koment kan? Kali aja teman-teman ada yang tahu obat sakit perut yang manjur, atau sebagai teman share untuk mengatasi bau jengkol nafasnya.
Malas berkomentar? Sekalian abaikan daripada harus memberi pilihan jempol atau opsi setuju pada statement yang tidak berkualitas?
Dari hal-hal kecil seperti inilah kita sebenarnya membiasakan diri menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang berbobot atau berkualitas. Jika kita terbiasa memilih atau menyukai yang berkualitas dibanding yang hanya lucu-lucuan atau asal-asalan dan yang lebih parah lagi karena suap-menyuap (dijempol dulu baru menjempol) maka saya yakin dalam setiap Pilpres atau pemilihan-pemilihan pemimpin lainya kita bisa lebih cerdas dalam menjatuhkan pilihan. Janganlah tertarik memilihnya karena dia ganteng atau keren saja misalnya, atau karena dia masih orang terdekatnya si raja minyak padahal bibit bobot bebetnya tidak jelas, atau karena kita disogok dengan beberapa lembar uang yang sejatinya hanya bisa buat membeli makanan sehari saja.
Ingat..begitu kita menjatuhkan jempol, kita sudah ikut ambil bagian dalam sepak terjang kepemimpinannya. So bagaimanapun hasil kerja kepemimpinannya kitalah yang menyetujuinya.
Jadi biasakanlah diri anda dengan memilih dan menyukai hal-hal yang berkualiatas, niscaya di 2014 kita tidak akan salah memberikan jempol lagi. Mulailah membangun negara kita tercinta ini dari diri kita sendiri dengan cara memilih pemimpin yang berkualitas.
Camra, 15 04 11
J e n e t
Hahaha...ada teman...ada. Mau tau? Check it out.
Tentu teman semua pernah me-like (memberi jempol) pada status teman-teman anda kan?
Kenapa teman-teman memberi jempol? Apa kira-kira kriteria status tersebut sehingga teman-teman memberikan jempol?
Apa karena statusnya lucu?
Apa karena statusnya berbobot (menarik dan berkualitas)?
Apa karena sipembuat status seleb atau orang yang anda sukai sehingga setiap dia meng-update status selalu disukai?
Atau jangan-jangan karena teman anda itu sering me-like status anda terus gak enak dong kalau gak balas like kembali?
Opsi terakhir ini nih yang paling bahaya. Beda-beda tipis nih dengan budaya sogok-menyogok atau suap-menyuap. Betul tidak? Harus dijempol dulu baru dia mau kasih jempol?
Terus...korelasinya dengan Pilpres apa donk?
Inilah yang menarik perhatian saya untuk mengangkat persoalan ini dalam catatan, sebab selama ini saya sering bingung melihat status teman-teman yang begini misalnya, "Aduh...perut gw sakit banget nih.."
atau status yang begini, "Uuuhh...gak tahan boo' nafasnya bau jengkol."
tapi auzubileee ada-ada aja yang memberi jempol, padahal yang begini nih logikanya butuh koment kan? Kali aja teman-teman ada yang tahu obat sakit perut yang manjur, atau sebagai teman share untuk mengatasi bau jengkol nafasnya.
Malas berkomentar? Sekalian abaikan daripada harus memberi pilihan jempol atau opsi setuju pada statement yang tidak berkualitas?
Dari hal-hal kecil seperti inilah kita sebenarnya membiasakan diri menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang berbobot atau berkualitas. Jika kita terbiasa memilih atau menyukai yang berkualitas dibanding yang hanya lucu-lucuan atau asal-asalan dan yang lebih parah lagi karena suap-menyuap (dijempol dulu baru menjempol) maka saya yakin dalam setiap Pilpres atau pemilihan-pemilihan pemimpin lainya kita bisa lebih cerdas dalam menjatuhkan pilihan. Janganlah tertarik memilihnya karena dia ganteng atau keren saja misalnya, atau karena dia masih orang terdekatnya si raja minyak padahal bibit bobot bebetnya tidak jelas, atau karena kita disogok dengan beberapa lembar uang yang sejatinya hanya bisa buat membeli makanan sehari saja.
Ingat..begitu kita menjatuhkan jempol, kita sudah ikut ambil bagian dalam sepak terjang kepemimpinannya. So bagaimanapun hasil kerja kepemimpinannya kitalah yang menyetujuinya.
Jadi biasakanlah diri anda dengan memilih dan menyukai hal-hal yang berkualiatas, niscaya di 2014 kita tidak akan salah memberikan jempol lagi. Mulailah membangun negara kita tercinta ini dari diri kita sendiri dengan cara memilih pemimpin yang berkualitas.
Camra, 15 04 11
J e n e t
PATAH YANG TUA, TUMBUH YANG BARU
Andai catatan ini terbaca oleh Keluarga Besar Marpaung dari Narumonda,
khususnya yang masih satu Ompung Parsadaan dengan kami, semoga berguna
untuk diketahui.
Hari kamis malam yang lalu, kakak ke-2 saya ICHA LASMARIA MARPAUNG bermimpi, giginya copot dan begitu kumur-kumur dan meraba dengan lidahnya koq ada lagi tumbuh giginya yang baru, bagus, rapi dan lebih putih lagi. Lalu dia pandangi lagi giginya yang copot ini, sudah berlobang dan pantaslah copot, selama ini, inilah gigiku yang sakit itu, pikir kakak saya.
Lalu kakak saya menelepon dan menceritakan tentang mimpinya,
"Dek, orang Bapak koq gak bisa ditelepon ya, sehat gak orang Bapak?" kata kakakku.
"Iya, aku juga dah coba telepon, tapi gak aktif, mank kenapa kak?"
"Aku mimpi aneh nih, makanya aku takut." kata kakakku seraya menceritakan detail mimpinya.
Lalu tiba-tiba ada sms masuk ke henpon saya dari seorang natua-tua Punguan Raja Marpaung se-Jabodetabek, karena kebetulan saya juga pengurus Punguan Naposobulung Raja Marpaung se-Jabodetabek yang mengabarkan bahwa natua-tua Pdt. Emeritus H. Surtan Marpaung STh (mantan Praeses HKBP) meninggal dunia di usianya yang sudah 83 tahun dan sekarang disemayamkan di Rumah Duka jl. Gatot Subroto.
Refleks saya kaget, saya langsung teringat akan cerita Bapak saya yang selalu diceritakan pada kami anak-anaknya bahwa Bapak saya dulu SMP disekolahkan oleh abangnya Pdt. Surtan Marpaung di Pematang Siantar. Waktu itu keluarga Ompung saya sudah pindah (manombang) dari Narumonda ke Kisaran (Asahan). Dan Bapak saya selalu berpesan kalau ada yang menanyakan kalian Marpaung siapa, jawab aja, "Pdt. Surtan Marpaung, ido pe hami."
Jujur saya pun tidak pernah mengenal siapa-siapapun itu nama-nama keluarga besar yang disebut Bapak, tapi saya selalu mengingat nama-nama itu karena memang walaupun saya seorang boru (perempuan) tapi saya selalu menyimak dan tertarik dengan apa saja yang Bapak ceritakan tentang tarombo.
Karena sudah yakin bahwa yang meninggal itu adalah Bapatua saya sendiri yang dahulu sudah berjasa menyekolahkan Bapak saya, lantas saya bilang ke kakak,
"Kak, itu tuh..mimpimu semalam yang gigimu copot, kakak masih ingatkan tentang abangnya Bapak, Pdt. Surtan Marpaung yang pernah Bapak ceritakan, udah meninggal dan ini kami dari punguan Naposo Marpaung mau melayat kesana." kata ku.
"Tapi dek koq aneh, koq ada lagi tumbuh baru gantinya, lebih bagus dan lebih putih lagi?"
"Hmm...siapa tau karena yang meninggal itu masih keluarga saompu, terus karena Bapak juga masih sehat-sehat aja."
"Kayaknya belum terjawab dek teka-teki mimpiku." kata kakakku.
Setelah sampai di rumah duka, saya salami Mama tua saya dan keluarga, saya bilang kalau sayalah borunya (saya sebut nama Bapak saya) yang disekolahkan beliau dulu dan yang sudah pindah ke Kisaran. Dan ternyata Mama tua saya masih ingat. Saat itu walaupun masih dalam suasana berduka, tapi saya puas dan bahagia sempat melihat wajah Bapatua saya dan sebagai perwakilan Bapak saya untuk mengucapkan terimakasih yang terakhir kali kepada beliau atas jasa-jasanya pada Bapak saya.
Lalu tadi pagi sepupu saya Desita Marpaung(borunya Bapatua namanodohon Bapak) menelepon. Dia mengabari bahwa eda kami mau melahirkan. Langsung saya bilang, "Pasti yang lahir nanti laki-laki."
"Koq kamu bisa yakin laki-laki?" kata sepupuku.
"Iya, kak Lasma dah mimpiin itu, giginya copot eh taunya langsung tumbuh lagi giginya yang bagus, kan Bapatua kita Pdt. Surtan Marpaung dah meninggal kemarin, nah sekarang kamu ngabarin eda mau ngelahirin, pasti yang mau lahir inilah gigi baru yang lebih bagus dalam mimpi kak Lasma."
"Yah, kita doakan ajalah ya, semoga demikian, biar ada generasi penerus Bapatua."
Lalu 2 jam kemudian sepupu saya menelepon kembali,
"Udah lahir Net, benar laki-laki anak ito kita."
"Puji Tuhan, benar-benar itu pengganti Bapatua, dialah nanti penerus sebagai seorang Pendeta dalam keluarga besar kita."
"Mudah-mudahan ya, Tuhan memberkatilah."
"Hmm...karena mimpi kakak itu benar-benar nyata, bilang sama ito andai namanya dibuat entar, jangan lupa tambahkan nama Bapatua, "EMERITUS", dia akan menjadi Pdt. Emeritus Junior Marpaung nanti." kataku.
"Cocok juga, bagus itu, kalau Bapatua kita sudah pernah jadi Praeses, semoga kelak Emeritus Junior Marpaung ini bisa jadi Ephorus."
"Hehehe...semoga ya, Tuhan berkatilah."
Keluarga Besar Marpaung, khususnya yang masih satu Ompu, saya boru kalian menuliskan ini dengan tujuan menekankan bahwa ternyata tondi (Roh) kita ternyata memiliki ikatan bathin yang cukup erat. Walaupun badan atau tubuh kita berjauhan dan bahkan ada yang tidak saling kenal sama sekali tapi ternyata kita punya ikatan bathin yang sangat erat. Ini bukti nyatanya.
Camra, 16 04 11
J e n e t M a r p a u n g
Hari kamis malam yang lalu, kakak ke-2 saya ICHA LASMARIA MARPAUNG bermimpi, giginya copot dan begitu kumur-kumur dan meraba dengan lidahnya koq ada lagi tumbuh giginya yang baru, bagus, rapi dan lebih putih lagi. Lalu dia pandangi lagi giginya yang copot ini, sudah berlobang dan pantaslah copot, selama ini, inilah gigiku yang sakit itu, pikir kakak saya.
Lalu kakak saya menelepon dan menceritakan tentang mimpinya,
"Dek, orang Bapak koq gak bisa ditelepon ya, sehat gak orang Bapak?" kata kakakku.
"Iya, aku juga dah coba telepon, tapi gak aktif, mank kenapa kak?"
"Aku mimpi aneh nih, makanya aku takut." kata kakakku seraya menceritakan detail mimpinya.
Lalu tiba-tiba ada sms masuk ke henpon saya dari seorang natua-tua Punguan Raja Marpaung se-Jabodetabek, karena kebetulan saya juga pengurus Punguan Naposobulung Raja Marpaung se-Jabodetabek yang mengabarkan bahwa natua-tua Pdt. Emeritus H. Surtan Marpaung STh (mantan Praeses HKBP) meninggal dunia di usianya yang sudah 83 tahun dan sekarang disemayamkan di Rumah Duka jl. Gatot Subroto.
Refleks saya kaget, saya langsung teringat akan cerita Bapak saya yang selalu diceritakan pada kami anak-anaknya bahwa Bapak saya dulu SMP disekolahkan oleh abangnya Pdt. Surtan Marpaung di Pematang Siantar. Waktu itu keluarga Ompung saya sudah pindah (manombang) dari Narumonda ke Kisaran (Asahan). Dan Bapak saya selalu berpesan kalau ada yang menanyakan kalian Marpaung siapa, jawab aja, "Pdt. Surtan Marpaung, ido pe hami."
Jujur saya pun tidak pernah mengenal siapa-siapapun itu nama-nama keluarga besar yang disebut Bapak, tapi saya selalu mengingat nama-nama itu karena memang walaupun saya seorang boru (perempuan) tapi saya selalu menyimak dan tertarik dengan apa saja yang Bapak ceritakan tentang tarombo.
Karena sudah yakin bahwa yang meninggal itu adalah Bapatua saya sendiri yang dahulu sudah berjasa menyekolahkan Bapak saya, lantas saya bilang ke kakak,
"Kak, itu tuh..mimpimu semalam yang gigimu copot, kakak masih ingatkan tentang abangnya Bapak, Pdt. Surtan Marpaung yang pernah Bapak ceritakan, udah meninggal dan ini kami dari punguan Naposo Marpaung mau melayat kesana." kata ku.
"Tapi dek koq aneh, koq ada lagi tumbuh baru gantinya, lebih bagus dan lebih putih lagi?"
"Hmm...siapa tau karena yang meninggal itu masih keluarga saompu, terus karena Bapak juga masih sehat-sehat aja."
"Kayaknya belum terjawab dek teka-teki mimpiku." kata kakakku.
Setelah sampai di rumah duka, saya salami Mama tua saya dan keluarga, saya bilang kalau sayalah borunya (saya sebut nama Bapak saya) yang disekolahkan beliau dulu dan yang sudah pindah ke Kisaran. Dan ternyata Mama tua saya masih ingat. Saat itu walaupun masih dalam suasana berduka, tapi saya puas dan bahagia sempat melihat wajah Bapatua saya dan sebagai perwakilan Bapak saya untuk mengucapkan terimakasih yang terakhir kali kepada beliau atas jasa-jasanya pada Bapak saya.
Lalu tadi pagi sepupu saya Desita Marpaung(borunya Bapatua namanodohon Bapak) menelepon. Dia mengabari bahwa eda kami mau melahirkan. Langsung saya bilang, "Pasti yang lahir nanti laki-laki."
"Koq kamu bisa yakin laki-laki?" kata sepupuku.
"Iya, kak Lasma dah mimpiin itu, giginya copot eh taunya langsung tumbuh lagi giginya yang bagus, kan Bapatua kita Pdt. Surtan Marpaung dah meninggal kemarin, nah sekarang kamu ngabarin eda mau ngelahirin, pasti yang mau lahir inilah gigi baru yang lebih bagus dalam mimpi kak Lasma."
"Yah, kita doakan ajalah ya, semoga demikian, biar ada generasi penerus Bapatua."
Lalu 2 jam kemudian sepupu saya menelepon kembali,
"Udah lahir Net, benar laki-laki anak ito kita."
"Puji Tuhan, benar-benar itu pengganti Bapatua, dialah nanti penerus sebagai seorang Pendeta dalam keluarga besar kita."
"Mudah-mudahan ya, Tuhan memberkatilah."
"Hmm...karena mimpi kakak itu benar-benar nyata, bilang sama ito andai namanya dibuat entar, jangan lupa tambahkan nama Bapatua, "EMERITUS", dia akan menjadi Pdt. Emeritus Junior Marpaung nanti." kataku.
"Cocok juga, bagus itu, kalau Bapatua kita sudah pernah jadi Praeses, semoga kelak Emeritus Junior Marpaung ini bisa jadi Ephorus."
"Hehehe...semoga ya, Tuhan berkatilah."
Keluarga Besar Marpaung, khususnya yang masih satu Ompu, saya boru kalian menuliskan ini dengan tujuan menekankan bahwa ternyata tondi (Roh) kita ternyata memiliki ikatan bathin yang cukup erat. Walaupun badan atau tubuh kita berjauhan dan bahkan ada yang tidak saling kenal sama sekali tapi ternyata kita punya ikatan bathin yang sangat erat. Ini bukti nyatanya.
Camra, 16 04 11
J e n e t M a r p a u n g
BUAT ADIKKU YANG PALING GANTENG DI DUNIA
Si "ABANG"....
Itulah panggilan keluarga yang melekat padamu sejak kamu kecil. Padahal cuma 1 saja adik perempuan yang seharusnya memanggil "abang" sama kamu, tapi tetap saja 6 orang kakakmu memanggil kamu dengan panggilan "si abang."
Itulah adat istiadat orang Batak abang, laki-laki tetap jadi kepala, penerus garis keturunan keluarga.
Abang...kamu tau tidak, betapa bahagianya bapak saat kamu lahir ke dunia ini 19 tahun yang lalu, kamu lahir saja mama harus menjalani operasi caesar, tapi semua kesulitan saat proses persalinan mu tiada artinya dengan kebahagiaan di hati bapak. Sudah sekian lama beliau mendambakan seorang anak laki-laki, dan kau sudah menghapus gundah yang ada dalam hatinya dengan kebahagiaan.
Anak laki-laki satu-satunya yang diminta dari Tuhan itulah yang menjadi dasar sehingga kamu diberi nama SAMUEL.
Tapi perhatian yang begitu besar dari keluarga mungkin yang membuat kamu sedikit manja, hmm..tapi bukan manja sih, lebih tepatnya keras kepala, kalau sudah ini ya harus ini, atau kalau sudah itu ya harus itu. Hayo jujur...kamu akui sendiri kan?
Penyakitmu yang paling besar adalah susah bangun pagi, itu makanya sejak dahulu saat kamu masih duduk di bangku SD, kalau mau berangkat ke sekolah, kamu itu paling sering terlambat.
Kau tau tidak, kami sering marah-marah sama mama dan bapak bila tahu kau mangkir dari sekolah.
"Ma..Pak, marahin dong si abang itu kalau malas sekolah, jangan dimanjain, mau jadi apa dia kelak," selalu saya bilang itu sama mama dan bapak.
Memang kamu adalah anak laki-laki satu-satunya, tapi kami tidak ingin kau jadi lengah dengan predikat itu, kami ingin kau bisa menjadi anak yang mengerti akan kerasnya berjuang untuk hidup yang lebih baik. Kami ingin kau memahami betapa besarnya tanggung jawab yang dilimpahkan padamu sebagai seorang penerus keluarga, dan juga tanggung jawab atas ketujuh ito-ito mu.
Kau termasuk orang yang tidak bisa jauh dari orang tua, terbukti waktu kamu duduk di SMP, kamu sempat nge-kost tapi apa, balik-balik sekolah di kampung. Saat Sekolah Menengah Atas ku daftarkan kau di sekolah yang ber-asrama, eh setiap minggu wajib pulang ke rumah.
Padahal sebenarnya kamu orang yang cerdas, tapi malas mu itu lho gak ketulungan, kalau sudah dibilang "malas" tiak bisa lagi itu diganggu gugat, tunggu beberapa menit kemudian agak dingin baru bisa disetting kembali.
Dan yang paling parah, sesudah kau kelas 3 STM ini, tiba-tiba saja kau mogok sekolah, padahal PKL mu sudah selesai, kau bilang alasanmu tidak masuk akal lagi yang bersekolah itu, shock kan semua orang kau buat? Mama saja sampai jatuh sakit gara-gara ulahmu? Aku marah besar waktu itu sama kamu, apalagi kakak Gokna sampai tidak bisa meredam kata-kata saking marah nya. Itu semua karena kami sangat sayang padamu, kami tak ingin kamu menyesal kelak gara-gara ulah kamu sendiri. Melihat anak-anaknya lulus sekolah itu adalah kebahagiaan semua orang tua abang, bagaimana cara kamu membuat mama dan bapak senang kalau kau tidak mau bersekolah lagi?
"Maunya aku gak usah tinggal di asrama lagi kak!" kau bilang gitu.
"Trus gimana kau mau ke sekolah, emang ada mobil mu, emang ada motor mu, mikir dong anak siapa kamu?"
Kau diam sajakan saat kubilang gitu, aku tau kau gak menuntut apa-apa, bahkan sebenarnya menurut pemikiranmu kau gak ingin menyusahkan siapa-siapa, tapi justru sebaliknya dengan tidak bersekolah-lah kau menyusahkan semua orang, termasuk membuat mama sakit.
Tidak mempan dengan cara keras menjinakkan kebuasan mu, akhirnya kucoba cari cara lembut, yah.. aku lupa kalau kekerasan akan hancur dengan kelembutan, dengan sedikit isak tangis berbicara denganmu lalu kubilang,
"Kalau kubelikan motormu bang, apa kau mau sekolah lagi? Aku hanya ingin membuat mama bahagia, dan kebahagiaan mama itu adalah kamu, kamu bisa lulus STM udah syukur itu, aku gak lagi maksain kamu kuliah kayak dulu lagi bang, dapatmu ijazah STM udah hebat itu." rayuku dulu dengan sedikit derai airmata. Yah..benar saja memang, sekeras-kerasnya hati lelaki kalau sudah lihat perempuan menangis pasti luluh hatinya.
"Iya, aku mau sekolah lagi." ucap mu.
Waktu itu aku harus berpikir cukup keras bagaimana caranya mendapatkan uang untuk DP motormu, padahal kau tau saat itu juga aku sedang menangani proyek pembangunan rumah kan? Kau tau abang, saat itu badan ku kurus banget, harus mikirin ini itu, tapi Tuhan selalu membantu ku, Dialah yang mencukupkan semua, sehingga kau bisa menikmati motor barumu itu ke sekolah. Dan perjanjian kita waktu itu jika kau sudah tamat STM nanti kau sendirilah yang berusaha membayar angsuran motor mu. Itulah salah satu motivasi ku sampai aku bersedia membelikan motor buat mu, agar kelak setelah kau lulus ada tanggung jawabmu sendiri terhadap biaya angsuran motor mu.
Namun setelah itu bukannya jadi serba mulus sekolahmu, kadang-kadang kau masih suka ngadat, tidak masuk sekolah karena terlambat bangun, akh..itu itu teruslah penyakitmu, kapan lah itu berubah.
Akhirnya tiba saatnya ujian akhir nasional kemarin, mama menyarankan kau ambil kost selama ujian, tidak baik pulang pergi perjalanan jauh naik motor saat ujian nasional ini, siapa tau terlambat dari rumah atau ban kempes diperjalanan bisa gagal ujian mu, saran mama waktu itu.
Seminggu waktu ujian nasional akhirnya tuntas sudah kamu selesaikan. Dalam hatiku, sampai juga akhirnya si "ganteng" kami ini ke ujian nasional nya.
Dan hari senin yang lalu, saat pengumuman hasil ujian, kau tau tidak kami semua asli jantungan, ditelepon tidak bisa nyambung, sampai-sampai harus menelepon tetangga karena saking penasaran mendengar kata-kata "lulus" mu itu.
Baru tadi siang bisa ditelepon, eh dengan santainya kamu bilang,
"Iya kak, aku lulus, kartu hp lagi kuganti kemarin,makanya gak bisa dihubungin,"
Busyeeeet..gak tau apa semua orang jantungan gara-gara kamu. Apa dan bagaimanakah hasil dari perjuangan keluarga pada mu selama ini.
Kau tau tidak abang, mendengar kata lulus mu itu bak terlepas dari beribu-ribu ton beban dari pundak ku, aku sangat bahagia. Ternyata perjuangan itu tidak sia-sia.
Mungkin kelak kau akan baca catatan ku ini, curahan hatiku yang sungkan diutarakan saat kita berbicara. Kuharap kau mengerti semua yang menjadi harapan dan tanggung jawab yang dilimpahkan padamu sebagai laki-laki satu-satunya penerus bapak.
Kami semua berharap kau tak akan mengecewakan kami. Dan kami semua yakin kau akan memahami tanggung jawabmu itu.
Selalu berserah diri pada Tuhan, itu yang terutama.
CamRa, 2011
Netti Natarida Marpaung.
NPM : 15211137
(Tulisan ini saya buat untuk tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tema Manusia dan Cinta Kasih)
""SELAMAT ULANG TAHUN PAK!""
"WOII..BANGUN, DAH UCAPIN MAT ULTAH GAK BUAT BAPAK?"
Bunyi sms kakak gue pagi-pagi tadi.
Gue lirik tanggal di layar henpon gue, 17-06-2011, my Dad's Birthday, begitu tulisan yang tertera di layar henpon gue yang memang sudah gue setting sedemikian rupa.
Ya ampuuun...bisa-bisanya gue kebablasan tidur gak dengar alarm henpon.
Segera kubuka phonebook henpon, dan kucari nomor yang sudah tidak asing lagi, lalu dial..
"Hallo..." sapa suara seseorang dari seberang yang amat sangat melekat dan hafal di hatiku.
"Bapak... Selamat ulang tahun ya, panjang umur, sehat-sehat Bapak ya!"
"Hahahaha..... "*tawa renyah Bapakku* "Olo inang.. Olo boru, sehat-sehat do au."
MayyGaaaadd...... Kalau sudah dengar tawa renyah Bapak gue serasa gak ada lagi kesusahan yang gue rasakan, damaiii banget....
Akh...segitu berartinya kau Pak dalam hidupku, tak bisa kulukiskan dengan kata-kata kebahagiaanku jika melihatmu bahagia.
Tapi Pak... aku belum bisa memberimu kado ulang tahun yang berarti, aku hanya bisa patungan sama kak Las buat beli springbed baru buat Bapak, hihihi... Saatnya Bapak tidur di tempat yang empuk yaa.. Tuh kasur kapuk kasihin sama si Abang aja. Biar si Abang kalo begadang nonton bola di ruang depan bisa pake tuh kasur.
Si Erna yang mantap Pak, dia bisa memberi kado paling indah buat ulang tahun Bapak kali ini, dia memberi kado ulang tahun dengan pesta pernikahannya, yah seorang "Hela" buat Bapak. Biarpun sekaligus empat orang kami dilangkahin tapi gak pa-palah... Yang penting Bapak bahagia kami pasti akan bahagia.
Sabar ya Pak... Kami pasti akan memberikan kado termanis juga buat Bapak, hanya mungkin belum saat ini, siapa tau besok, lusa.. Pasti.. Kami akan memberi "Hela" yang baik buat Bapak.
Yang penting Bapak sehat-sehat selalu, panjang umur, duduk berdampingan dan bahagia selalu dengan Boru Panjaitanmu yang cantiq itu. Ingat janjimu samaku ya Pak, jangan pergi sebelum pernah merasakan yang terbaik yang sedang kupersiapkan khusus untuk mu.
"TUHAN... Bapakku hari ini genap berusia 62 tahun. Tolong ya Tuhan.. Kasih umur panjang kepada Bapakku agar beliau sempat merasakan sesuatu yang terindah yang sedang kurencanakan buat nya. Aku udah janji Tuhan akan membahagiakannya."
*Amin*
CamRa, 17 06 11
Jecqlien Netty Marpaung
*** MY DAD'S ***
"I have two dads."
"What?? Mank nyokap loe 2x kawin apa?"
"Sembarangan, ntar dulu, jangan asal vonis, dengerin dulu baru.."
Yup, the first, bokap kandung gue. Bokap yang gue panggil dengan kata "Pak atau Bapak" ini adalah sosok yang tegas, demokratis, ulet, jujur, sederhana, dan tentu saja pintar atau cukup cerdas untuk ukuran generasi jaman dulu yang tidak sempat mengecap pendidikan menengah atas.
Aku masih ingat sejak kecil aku sangat dekat dengan Bapak, bahkan di antara tujuh bidadari-bidadarinya (anak perempuan) Bapak, akulah yang paling dekat dengan beliau.
Akh..loe terlalu ngerasa kali Net, belom tentu juga kale...
Hahaha...berani saya katakan demikian karena saudara-saudara saya juga pada ngomong begitu, saya sering disebut "Boru Hasiannya Bapak" di rumah. Kegemarannya sama, kalau mama dan kakak-kakak saya lebih senang nonton sinetron, gue dan Bapak lebih senang nonton Dunia Dalam Beritanya TVRI jaman doeloe tuh, sekarang aja baru ada Metro dan TVone. Dan satu alasan lagi mengapa saya katakan demikian, karena dalam pemberian nama anak-anaknya, sayalah satu-satunya anak perempuan yang diberikan nama oleh Bapak saya, selain anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kami.
Pernah saya bertanya sama Bapak saya, mengapa dia memberikan nama saya seperti itu dan apa artinya, singkat saja jawaban Bapak,
"Nadirippu hian do bawa ho."
Apa?? Jadi sebelum saya lahir, mereka mengira sijabang bayi laki-laki? Darimana mereka bisa tahu seperti itu yah? Ataukah "Purba"ku dulunya diterima adalah purba untuk seorang anak laki-laki?
Wow.. I don't know, untuk hal ini Bapak dan mama sepertinya sepakat untuk merahasiakan.
Dan memang ada korelasinya juga sih, sejak kecil aku termasuk anak yang hyperaktif,tomboy dan tidak bisa diam. Bentuk-bentuk permainan anak laki-laki dan perempuan bisa dibilang sayalah jagonya, dari suka manjat pohon dulu (What?? Gak salah tuh Net?), main karet (nah yang ini wajar..), mancing ikan, dan lain-lain. Dan bahkan main catur, saya adalah rival terberat oleh Bapak saya..
Hahaha...sok banget loe Net, lo aja kalah terus koq...
Hehe.. Iya sich, mana bisa gue ngalahin Bokap main catur, wong Bokap saya sekaliber Utut Adiyanto yang grandmaster itu..so wajarkan?? Hahaha...
Yah..Bapak adalah sahabatku, sekaligus guruku. Dulu saya tidak mengecap pendidikan di TK (karena dulu belom ada TK di kampung), tapi Bapak sudah mengajarkan aku baca tulis dasar, terang aja begitu terima raport pertama dapat juara satu, wong baca tulis "INI BUDI" sudah lancar sich..hehehe...
Begitu beranjak SMP, aku didaftarkan Bapak ke sekolah yang agak jauh dari rumah, alasannya lebih bermutu, hehe...soal persamaan keinginan dan selera dengan Bapak, jangan ditanya deh...
Karena lokasi sekolah sangat jauh dari rumah, aku harus memulai hidup terpisah dari orang tua, nge-kost dan sudah diterapkan hidup mandiri.
Hadeeh...bisa dibayangkan bagaimana susahnya dulu memulai hidup mandiri dan terpisah dari orang tua di usia yang masih 12 tahun, tapi nasehat dan ajaran dari orang tua saya yang selalu memberi keyakinan penuh pada saya bahwa saya bisa, membuat saya menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri.
Alhasil sejak usia 12 tahun hingga sekarang, bisa dibilang saya tidak tinggal dengan orang tua lagi. Paling sewaktu sekolah dulu kalau liburan sekolah baru bisa pulang ke rumah, dan setelah kerja kalau ada cuti atau natalan baru pulang kampung.
Yang bisa saya simpulkan dari cara mendidik Bapak kepada saya adalah sewaktu saya masih kecil hingga berumur 12 tahun, Bapak adalah teman sekaligus guru saya, Beliau mengajarkan langsung bagaimana menikmati hidup, dan setelah saya remaja, beliau memberi kepercayaan penuh pada saya untuk mampu menjalani hidup sendiri. Dan dalam mengambil suatu keputusan dalam keluarga Bapak selalu mengikut sertakan saran dan pendapat kami, tak jarang Bapak saya sering menyepakati pendapat saya sebagai kesimpulan terakhir dalam keluarga.
Dan bahkan di dalam memilih program studipun Bapak saya punya pendapat yang brilian, klop, sesuai banget dengan pemikiran saya.
Jadi Boru Hasian berarti dimanja donk?
Tidak... Saya tidak pernah dimanja atau lebih tepatnya tidak bisa bermanja-manjalah. Kepercayaan diri penuh yang ditanamkan oleh orang tua menjadikan saya menjadi pribadi yang bertanggungjawab akan keluarga, posisi Bapak sebagai penanggungjawab kebutuhan keluarga secara tidak langsung beralih pada saya, hal ini disebabkan oleh kondisi kesehatan Bapak saya yang sudah menurun.
Yah begitulah, jika saya berkata sesuatu atau menyarankan sesuatu kepada Bapak dan keluarga, tak pernah sedikitpun Bapak saya meragukannya, beliau percaya penuh saya bisa menghandlenya, baik itu urusan keuangan, pendidikan bahkan pergaulan saya. Bisa dikatakan kalau saya ini adalah "Wonder woman"nya..hihihi...
Tapi syukurlah setelah menginjak usia dewasa perlahan-lahan sifat tomboinya luntur. Kalau dulu Bapak saya suka dengan model rambut saya yang dipotong cepak, kini rambut panjang sudah jadi ciri khas ku. Kalau dulu lebih simple dengan sepatu kets, sekarang tidak lengkap rasanya jika tidak pake high heels.
Hehehe...perempuaan banget deh pokoknya.
The Second Dad.
Sosok yang saya panggil dengan kata "Papa" ini adalah Bapauda yang jadi orang tua angkat saya. "Papa" adalah panggilan lajim anak Jakarta kepada ayahnya...hehehe...kan disini gue jadi anak Jakarta, kalau di kampung yah jadi anak kampung, tul gak??
Bapauda yang jadi Papa angkat saya asli berbeda 180*derajat dari Bapak saya.
Berbeda apanya sich, berbeda baiknya maksud lo?
Oh..no..no..no.. Bukan itu, both of my Dads are good, handsome, clever, etc. So what gituloh...
Bokap gue yang atu ini selalu nganggap gue tuh kayak masih kecil aje..hehe...abis kerja langsung pulang ke rumah, kagak bisa nongkrong-nongkrong, kagak boleh ini kagak boleh itu...wakawakawaka...ribet gak sih... Sering gue bilang,
"Duh..papa, Netty dah gede lagi."
huuhh..tetep aja gak digubris. Hehehe...wajar memang si Bokap khawatiran, abis dia ga mau ngeliat anak manisnya terpengaruh pergaulan bebas anak-anak metropolitan yang waah..auzubilee. Sampai-sampai saya harus janji sama Papa,
"Papa, gak usah bilang aku borumu, atau gak usah bilang aku boru Marpaung lagi jika nanti Papa dengar macam-macam berita miring tentang aku."
Terang aja si Bokap diam seribu bahasa mendengar janji anak manisnya yang keras kepala. Akhirnya lolos deh Surat izin melanglang buana di dunia metropolis ini.
"Ada uangmu gak?" pertanyaan wajib bokap gue selalu.
"Gak ada Pa," bohongku dengan mimik tak berdosa.
Sekejap aja 2 lembar uang merah seratus ribuan berpindah kepemilikan ke tangan saya. Cihuyyy...kalau sudah begini tak sabar lagi aku peluk Papa saya sembari bilang,
"Cie..cie..makasih Papa."
"Dah..pulanglah ke rumah." hmm..gini nih konsekuensinya, harus pulang.
Tapi anehnya jika kepada Bapak saya, saya tidak bisa memberikan uang, saya tidak akan merasa puas, sebaliknya dengan Papa, jika belum mendapatkan uang saya tidak akan merasa puas. Berapapun itu uang yang diberikan Papa, sangat-sangat puas rasanya menerima itu. Sebaliknya, berapapun yang bisa saya kirimkan pada Bapak di kampung, akan sangat puas rasanya memberikan itu.
Jika Bapak saya memberi kepercayaan penuh pada saya dalam bergaul dengan teman terutama dengan teman pria, berbeda dengan Papa saya, hahaha...bisa dibayangkan soroton mata Papa saya yang tajam ngelirik tampang si cowok yang duduk dekat-dekat dengan saya misalnya. Bahkan pernah suatu ketika Papa saya marah dan hampir saja balikin aku ke kampung hanya gara-gara seseorang memberikan tawaran job pada saya, Papa saya berpikir saya ditawarin job karena seseorang itu ada hati dengan saya, bukan karena kemampuan saya.. Wahuahua... Gaswat nih... Masih ingat apa yang dibilang Papa dulu ke abang, "Kau, selidiki dulu, siapa itu yang ngasih tawaran job sama dia."
Kebayangkan gimana repotnya jadi anak protect??
Hehehe..tapi asyik juga, ngeliat Papa marah-marah kayak gitu..
qiqiqiqi...
Asli, apa yang tidak pernah kudapatkan dari Bapak saya, telah ku dapat dari Papa saya. Lengkap sudah rasanya jadi seorang anak, ku bisa bermanja, merajuk, menangis, tertawa, gembira dan semua-muanya deh...
Tapi sekarang, both of my Dads lagi sama-sama di Sumatera. Ah..kerasa banget gue jauh-jauhan dari sosok-sosok itu. Papa yang ada urusan bisnisnya harus berlama-lama pula di sana. Jujur...kangen banget, yang biasanya gue sering bilang, "Pa..bagi duit" harus nahan dulu.
"Heehh..kapan sih Papa balik ke Jakarta, gue kangen tauk..."
Huufftt...gini nih dampaknya kalau "Roha Bapaon." kangen stadium tingkat tinggi.
Dan sudah tradisi, katanya kalau Marpaung lebih sayang "Marboru" daripada sama "Anak"nya.
Bener gak seeehh...
Kalau gue bilang bener banget, gue nih saksinya, karena dimanja jadi "ROHA BAPAON."
Hahaha...on ma boru Sonak Malela na roha Bapaon i.
I MISS U DADS..
CamRa, 06 05 11
Jenet Marpaung
"What?? Mank nyokap loe 2x kawin apa?"
"Sembarangan, ntar dulu, jangan asal vonis, dengerin dulu baru.."
Yup, the first, bokap kandung gue. Bokap yang gue panggil dengan kata "Pak atau Bapak" ini adalah sosok yang tegas, demokratis, ulet, jujur, sederhana, dan tentu saja pintar atau cukup cerdas untuk ukuran generasi jaman dulu yang tidak sempat mengecap pendidikan menengah atas.
Aku masih ingat sejak kecil aku sangat dekat dengan Bapak, bahkan di antara tujuh bidadari-bidadarinya (anak perempuan) Bapak, akulah yang paling dekat dengan beliau.
Akh..loe terlalu ngerasa kali Net, belom tentu juga kale...
Hahaha...berani saya katakan demikian karena saudara-saudara saya juga pada ngomong begitu, saya sering disebut "Boru Hasiannya Bapak" di rumah. Kegemarannya sama, kalau mama dan kakak-kakak saya lebih senang nonton sinetron, gue dan Bapak lebih senang nonton Dunia Dalam Beritanya TVRI jaman doeloe tuh, sekarang aja baru ada Metro dan TVone. Dan satu alasan lagi mengapa saya katakan demikian, karena dalam pemberian nama anak-anaknya, sayalah satu-satunya anak perempuan yang diberikan nama oleh Bapak saya, selain anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kami.
Pernah saya bertanya sama Bapak saya, mengapa dia memberikan nama saya seperti itu dan apa artinya, singkat saja jawaban Bapak,
"Nadirippu hian do bawa ho."
Apa?? Jadi sebelum saya lahir, mereka mengira sijabang bayi laki-laki? Darimana mereka bisa tahu seperti itu yah? Ataukah "Purba"ku dulunya diterima adalah purba untuk seorang anak laki-laki?
Wow.. I don't know, untuk hal ini Bapak dan mama sepertinya sepakat untuk merahasiakan.
Dan memang ada korelasinya juga sih, sejak kecil aku termasuk anak yang hyperaktif,tomboy dan tidak bisa diam. Bentuk-bentuk permainan anak laki-laki dan perempuan bisa dibilang sayalah jagonya, dari suka manjat pohon dulu (What?? Gak salah tuh Net?), main karet (nah yang ini wajar..), mancing ikan, dan lain-lain. Dan bahkan main catur, saya adalah rival terberat oleh Bapak saya..
Hahaha...sok banget loe Net, lo aja kalah terus koq...
Hehe.. Iya sich, mana bisa gue ngalahin Bokap main catur, wong Bokap saya sekaliber Utut Adiyanto yang grandmaster itu..so wajarkan?? Hahaha...
Yah..Bapak adalah sahabatku, sekaligus guruku. Dulu saya tidak mengecap pendidikan di TK (karena dulu belom ada TK di kampung), tapi Bapak sudah mengajarkan aku baca tulis dasar, terang aja begitu terima raport pertama dapat juara satu, wong baca tulis "INI BUDI" sudah lancar sich..hehehe...
Begitu beranjak SMP, aku didaftarkan Bapak ke sekolah yang agak jauh dari rumah, alasannya lebih bermutu, hehe...soal persamaan keinginan dan selera dengan Bapak, jangan ditanya deh...
Karena lokasi sekolah sangat jauh dari rumah, aku harus memulai hidup terpisah dari orang tua, nge-kost dan sudah diterapkan hidup mandiri.
Hadeeh...bisa dibayangkan bagaimana susahnya dulu memulai hidup mandiri dan terpisah dari orang tua di usia yang masih 12 tahun, tapi nasehat dan ajaran dari orang tua saya yang selalu memberi keyakinan penuh pada saya bahwa saya bisa, membuat saya menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri.
Alhasil sejak usia 12 tahun hingga sekarang, bisa dibilang saya tidak tinggal dengan orang tua lagi. Paling sewaktu sekolah dulu kalau liburan sekolah baru bisa pulang ke rumah, dan setelah kerja kalau ada cuti atau natalan baru pulang kampung.
Yang bisa saya simpulkan dari cara mendidik Bapak kepada saya adalah sewaktu saya masih kecil hingga berumur 12 tahun, Bapak adalah teman sekaligus guru saya, Beliau mengajarkan langsung bagaimana menikmati hidup, dan setelah saya remaja, beliau memberi kepercayaan penuh pada saya untuk mampu menjalani hidup sendiri. Dan dalam mengambil suatu keputusan dalam keluarga Bapak selalu mengikut sertakan saran dan pendapat kami, tak jarang Bapak saya sering menyepakati pendapat saya sebagai kesimpulan terakhir dalam keluarga.
Dan bahkan di dalam memilih program studipun Bapak saya punya pendapat yang brilian, klop, sesuai banget dengan pemikiran saya.
Jadi Boru Hasian berarti dimanja donk?
Tidak... Saya tidak pernah dimanja atau lebih tepatnya tidak bisa bermanja-manjalah. Kepercayaan diri penuh yang ditanamkan oleh orang tua menjadikan saya menjadi pribadi yang bertanggungjawab akan keluarga, posisi Bapak sebagai penanggungjawab kebutuhan keluarga secara tidak langsung beralih pada saya, hal ini disebabkan oleh kondisi kesehatan Bapak saya yang sudah menurun.
Yah begitulah, jika saya berkata sesuatu atau menyarankan sesuatu kepada Bapak dan keluarga, tak pernah sedikitpun Bapak saya meragukannya, beliau percaya penuh saya bisa menghandlenya, baik itu urusan keuangan, pendidikan bahkan pergaulan saya. Bisa dikatakan kalau saya ini adalah "Wonder woman"nya..hihihi...
Tapi syukurlah setelah menginjak usia dewasa perlahan-lahan sifat tomboinya luntur. Kalau dulu Bapak saya suka dengan model rambut saya yang dipotong cepak, kini rambut panjang sudah jadi ciri khas ku. Kalau dulu lebih simple dengan sepatu kets, sekarang tidak lengkap rasanya jika tidak pake high heels.
Hehehe...perempuaan banget deh pokoknya.
The Second Dad.
Sosok yang saya panggil dengan kata "Papa" ini adalah Bapauda yang jadi orang tua angkat saya. "Papa" adalah panggilan lajim anak Jakarta kepada ayahnya...hehehe...kan disini gue jadi anak Jakarta, kalau di kampung yah jadi anak kampung, tul gak??
Bapauda yang jadi Papa angkat saya asli berbeda 180*derajat dari Bapak saya.
Berbeda apanya sich, berbeda baiknya maksud lo?
Oh..no..no..no.. Bukan itu, both of my Dads are good, handsome, clever, etc. So what gituloh...
Bokap gue yang atu ini selalu nganggap gue tuh kayak masih kecil aje..hehe...abis kerja langsung pulang ke rumah, kagak bisa nongkrong-nongkrong, kagak boleh ini kagak boleh itu...wakawakawaka...ribet gak sih... Sering gue bilang,
"Duh..papa, Netty dah gede lagi."
huuhh..tetep aja gak digubris. Hehehe...wajar memang si Bokap khawatiran, abis dia ga mau ngeliat anak manisnya terpengaruh pergaulan bebas anak-anak metropolitan yang waah..auzubilee. Sampai-sampai saya harus janji sama Papa,
"Papa, gak usah bilang aku borumu, atau gak usah bilang aku boru Marpaung lagi jika nanti Papa dengar macam-macam berita miring tentang aku."
Terang aja si Bokap diam seribu bahasa mendengar janji anak manisnya yang keras kepala. Akhirnya lolos deh Surat izin melanglang buana di dunia metropolis ini.
"Ada uangmu gak?" pertanyaan wajib bokap gue selalu.
"Gak ada Pa," bohongku dengan mimik tak berdosa.
Sekejap aja 2 lembar uang merah seratus ribuan berpindah kepemilikan ke tangan saya. Cihuyyy...kalau sudah begini tak sabar lagi aku peluk Papa saya sembari bilang,
"Cie..cie..makasih Papa."
"Dah..pulanglah ke rumah." hmm..gini nih konsekuensinya, harus pulang.
Tapi anehnya jika kepada Bapak saya, saya tidak bisa memberikan uang, saya tidak akan merasa puas, sebaliknya dengan Papa, jika belum mendapatkan uang saya tidak akan merasa puas. Berapapun itu uang yang diberikan Papa, sangat-sangat puas rasanya menerima itu. Sebaliknya, berapapun yang bisa saya kirimkan pada Bapak di kampung, akan sangat puas rasanya memberikan itu.
Jika Bapak saya memberi kepercayaan penuh pada saya dalam bergaul dengan teman terutama dengan teman pria, berbeda dengan Papa saya, hahaha...bisa dibayangkan soroton mata Papa saya yang tajam ngelirik tampang si cowok yang duduk dekat-dekat dengan saya misalnya. Bahkan pernah suatu ketika Papa saya marah dan hampir saja balikin aku ke kampung hanya gara-gara seseorang memberikan tawaran job pada saya, Papa saya berpikir saya ditawarin job karena seseorang itu ada hati dengan saya, bukan karena kemampuan saya.. Wahuahua... Gaswat nih... Masih ingat apa yang dibilang Papa dulu ke abang, "Kau, selidiki dulu, siapa itu yang ngasih tawaran job sama dia."
Kebayangkan gimana repotnya jadi anak protect??
Hehehe..tapi asyik juga, ngeliat Papa marah-marah kayak gitu..
qiqiqiqi...
Asli, apa yang tidak pernah kudapatkan dari Bapak saya, telah ku dapat dari Papa saya. Lengkap sudah rasanya jadi seorang anak, ku bisa bermanja, merajuk, menangis, tertawa, gembira dan semua-muanya deh...
Tapi sekarang, both of my Dads lagi sama-sama di Sumatera. Ah..kerasa banget gue jauh-jauhan dari sosok-sosok itu. Papa yang ada urusan bisnisnya harus berlama-lama pula di sana. Jujur...kangen banget, yang biasanya gue sering bilang, "Pa..bagi duit" harus nahan dulu.
"Heehh..kapan sih Papa balik ke Jakarta, gue kangen tauk..."
Huufftt...gini nih dampaknya kalau "Roha Bapaon." kangen stadium tingkat tinggi.
Dan sudah tradisi, katanya kalau Marpaung lebih sayang "Marboru" daripada sama "Anak"nya.
Bener gak seeehh...
Kalau gue bilang bener banget, gue nih saksinya, karena dimanja jadi "ROHA BAPAON."
Hahaha...on ma boru Sonak Malela na roha Bapaon i.
I MISS U DADS..
CamRa, 06 05 11
Jenet Marpaung
"PUJILAH TUHAN DENGAN HATI MU"
Ini merupakan pengalaman
yang sangat-sangat berharga yang pernah saya alami sendiri dan mungkin
juga dialami oleh teman-teman saya sesama Naposo HKBP Jaka
Sampurna. Dan dari semua pengalaman itu saya bisa menyimpulkan bahwa
Tuhan hanya berkenan menerima pujian dari orang-orang yang dengan tulus
hatinya menyampaikan pujian itu. Se-bagus dan se-indah apa pun yang kita
tampilkan, tetapi Tuhan bisa melihat setiap inci dari hati kita, apakah
kita benar-benar ingin memuji Dia atau hanya berambisi untuk merebut
gelar juara saja.
Hampir tiga bulan lebih lamanya kita mempersiapkan diri melalui latihan-latihan yang kita jalani bersama, yang awalnya kita sepakat ingin mengikuti festival ini, namun di saat awal-awal latihan kita mengalami kendala kekurangan personil, sopran khususnya, dan puji Tuhan dengan usaha teman-teman semua kita bisa membangkitkan semangat teman-teman yang baru dan mengajak untuk bergabung dalam tim paduan suara kita.
Namun bukan hanya di situ saja tantangan yang kita hadapi, di setiap jadwal-jadwal latihan, kita sering tidak bisa memegang teguh komitmen bersama, tak heran jika pelatih kita sering jengkel dan marah karena kelalaian kita semua. Bukan bermaksud memuji, saya pribadi cukup salut dengan pelatih kita yang selalu punya cara tersendiri menghadapi sikap kita yang tidak bisa memegang komitmen itu.
Memang tidak gampang menyatukan persepsi dari tiga puluhan orang anggota tim padus kita, mulai dari menyesuaikan jadwal latihan kita yang berbeda-beda latar belakang maupun pekerjaan kita, menyatukan selera dalam memilih seragam untuk penampilan kita dan lain sebagainya. Di sinilah kita diajarkan untuk bisa bekerja dengan tim, mau saling menerima kekurangan dan kelebihan rekan kita, bisa menurunkan sedikit saja ego kita demi satu kata "kebersamaan".
Mungkin kita perlu sedikit saja bercermin dan membuka mata hati kita melihat tim padus anak-anak gereja kita, coba kita perhatikan bersama, mereka bukanlah bertanding, tapi mereka benar-benar ingin bernyanyi saja, menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan, mereka tidak memperhitungkan kalah atau pun menang. Perhatikan lagi kostum mereka yang kita cibir bersama, coba jujur hampir semua kita mengatakan kostum anak-anak itu sedikit kusam lah, warnanya terlalu tua lah dan mengatakan kostum itu tidak mencerminkan jiwa muda anak-anak. Namun apa, mereka semua senang memakainya, tidak ada yang komplain, anak-anak itu tetap ceria bukan menjadi tua dengan kostum itu. Dan hasilnya dari 3 grup padus yang berangkat dari gereja kita hanya tim padus anak lah yang mendapatkan juara.
Kita bandingkan dengan kita, hanya gara-gara kostum kita sering berbeda pendapat, kurang inilah kurang itulah, jikalau pun kita kurang setuju dengan pilihan teman, tidak bisakah kita mengutarakan komplain kita dengan nada yang sedikit enak dan tidak menyakitkan hati teman kita? Jika memang kita terlanjur mengucapkan kata-kata yang tidak etis itu, sangat sulit kah untuk berdamai lagi?
Tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata bagaimana respon penonton pada saat kita tampil kemarin, segenap Balai Kartini memberikan standing applause pada kita, bertepuk tangan riuh melihat penampilan kita, tidak ada yang mengatakan penampilan kita mengecewakan, mereka semua memuji kostum kita, "elegan" kata mereka, tapi tahukah bahwa penonton hanya bisa melihat penampilan luar kita, mereka memuji kekompakan kita dalam membawakan pujian dan tarian yang kita tampilkan di depan mereka, sampai-sampai dengan keyakinan yang sangat tinggi kita berfikir pastilah kita akan masuk 3 besar, semua kita berfikir demikian kan?
Namun apa... ada satu hal yang kita lupakan, Tuhan melihat hati kita, manusia boleh ditipu dengan penampilan kita yang luar biasa itu, tapi Tuhan tidak. Tuhan tidak berkenan dengan persembahan orang-orang yang tidak tulus. Jika kita tidak bisa berdamai dengan teman kita sendiri bagaimana kita bisa berdamai dengan Tuhan? Jangan kita katakan, "Aku hanya ingin memuji-Mu Tuhan makanya aku masih bela-belain ikut festival ini," sementara kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri dan teman kita. Itu bullshit semua, sia-sia, kita sudah merasakannya bukan?
Nah semoga ini jadi pelajaran buat kita semua, dan kita bisa menyadari, sia-sialah jerih payah dan pengorbanan kita semua, kita sudah capek-capek latihan, capek mondar-mandir hunting baju, capek mencari dana, namun jika memaafkan teman saja tidak bisa, semua akan sia-sia.
Tetapi seperti kata orang bijak, pasti ada hikmah dibalik setiap kesalahan itu, semoga kita bisa mengambil buah manis dari kesalahan kita untuk kita jadikan pembaharu dalam hati kita masing-masing.
Terima kasih yang sebesar-besarnya buat pelatih kami Bang Mindo Leo Siahaan, yang sudah begitu sabar membimbing dan mengajari kami (bang..gue udah tahu tuh bagaimana caranya ngelatih paduan suara, gue bisa curi ilmunya abang, ntar gue terapin dah di kumpulan marga gue hehehe), kepada asisten Bang Mindo, Ramos dan Devi (ampun deh Mos nemenin Jessie buat nyari baju loe tuh ga bisa gue lupain seumur idup..sumpeh..hampir pengsan gue kwkwkwkwk), kepada Ketua Naposo Jessie Siregar yang sudah capek mengurus segala keperluan tim padus kita, mulai dari cari anggota, hunting baju, kucuk-kucuk kesana-kemari....(jujur betis gue masih kerasa Jess saat ngikutin loe hunting baju di Tanah Abang..qiqiqiqi..parah loe Jess..ampun dah..), buat official kami eda Alfred, Budi, Hendra..(luar biasa deh eda kita yang atu ini, hmm..Budi juga..tolak angin gue mana Bud, air minum sekali-kali yang ber-merk donk Bud..jangan itu mulu..kwkwkwkwk), buat Peo atas koreo cantiknya...(qiqiqiqikk....akan saya turunkan koreo apik ini buat anak cucu gue..kwakwakwakwak.....semua memuji koreo kita Pe, mantraaaapppp...katanya), buat Inang (gue lupa Inang siapa itu) atas sumbangan dana buat kostum final kami, buat Pendeta Resort kami yang sudah ngebela-belain dateng untuk nyemangatin kami, buat teman-teman tim paduan suara kita yang tercinta, dan semua-muanya deh jemaat HKBP Jaka Sampurna yang sudah memberikan dukungan moril maupun material buat tim padus kami.
Kiranya Bapa di Surga yang pasti melihat hati semua orang yang telah memberikan dukungan, akan memberikan berkat berlipat kali ganda kepada Amang, Inang dan teman-teman semua.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.
AMIN.
CamRa, 21/08/11
Jecqlien Netty Marpaung.
(mohon maaf temen2 jika ada yang tidak suka dengan penulisan artikel ini, notes ini semata-mata adalah ungkapan hati saya yang ingin saya sharekan pada teman-teman semua, bukan ada niat untuk saling menyalahkan satu sama lain)
Hampir tiga bulan lebih lamanya kita mempersiapkan diri melalui latihan-latihan yang kita jalani bersama, yang awalnya kita sepakat ingin mengikuti festival ini, namun di saat awal-awal latihan kita mengalami kendala kekurangan personil, sopran khususnya, dan puji Tuhan dengan usaha teman-teman semua kita bisa membangkitkan semangat teman-teman yang baru dan mengajak untuk bergabung dalam tim paduan suara kita.
Namun bukan hanya di situ saja tantangan yang kita hadapi, di setiap jadwal-jadwal latihan, kita sering tidak bisa memegang teguh komitmen bersama, tak heran jika pelatih kita sering jengkel dan marah karena kelalaian kita semua. Bukan bermaksud memuji, saya pribadi cukup salut dengan pelatih kita yang selalu punya cara tersendiri menghadapi sikap kita yang tidak bisa memegang komitmen itu.
Memang tidak gampang menyatukan persepsi dari tiga puluhan orang anggota tim padus kita, mulai dari menyesuaikan jadwal latihan kita yang berbeda-beda latar belakang maupun pekerjaan kita, menyatukan selera dalam memilih seragam untuk penampilan kita dan lain sebagainya. Di sinilah kita diajarkan untuk bisa bekerja dengan tim, mau saling menerima kekurangan dan kelebihan rekan kita, bisa menurunkan sedikit saja ego kita demi satu kata "kebersamaan".
Mungkin kita perlu sedikit saja bercermin dan membuka mata hati kita melihat tim padus anak-anak gereja kita, coba kita perhatikan bersama, mereka bukanlah bertanding, tapi mereka benar-benar ingin bernyanyi saja, menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan, mereka tidak memperhitungkan kalah atau pun menang. Perhatikan lagi kostum mereka yang kita cibir bersama, coba jujur hampir semua kita mengatakan kostum anak-anak itu sedikit kusam lah, warnanya terlalu tua lah dan mengatakan kostum itu tidak mencerminkan jiwa muda anak-anak. Namun apa, mereka semua senang memakainya, tidak ada yang komplain, anak-anak itu tetap ceria bukan menjadi tua dengan kostum itu. Dan hasilnya dari 3 grup padus yang berangkat dari gereja kita hanya tim padus anak lah yang mendapatkan juara.
Kita bandingkan dengan kita, hanya gara-gara kostum kita sering berbeda pendapat, kurang inilah kurang itulah, jikalau pun kita kurang setuju dengan pilihan teman, tidak bisakah kita mengutarakan komplain kita dengan nada yang sedikit enak dan tidak menyakitkan hati teman kita? Jika memang kita terlanjur mengucapkan kata-kata yang tidak etis itu, sangat sulit kah untuk berdamai lagi?
Tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata bagaimana respon penonton pada saat kita tampil kemarin, segenap Balai Kartini memberikan standing applause pada kita, bertepuk tangan riuh melihat penampilan kita, tidak ada yang mengatakan penampilan kita mengecewakan, mereka semua memuji kostum kita, "elegan" kata mereka, tapi tahukah bahwa penonton hanya bisa melihat penampilan luar kita, mereka memuji kekompakan kita dalam membawakan pujian dan tarian yang kita tampilkan di depan mereka, sampai-sampai dengan keyakinan yang sangat tinggi kita berfikir pastilah kita akan masuk 3 besar, semua kita berfikir demikian kan?
Namun apa... ada satu hal yang kita lupakan, Tuhan melihat hati kita, manusia boleh ditipu dengan penampilan kita yang luar biasa itu, tapi Tuhan tidak. Tuhan tidak berkenan dengan persembahan orang-orang yang tidak tulus. Jika kita tidak bisa berdamai dengan teman kita sendiri bagaimana kita bisa berdamai dengan Tuhan? Jangan kita katakan, "Aku hanya ingin memuji-Mu Tuhan makanya aku masih bela-belain ikut festival ini," sementara kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri dan teman kita. Itu bullshit semua, sia-sia, kita sudah merasakannya bukan?
Nah semoga ini jadi pelajaran buat kita semua, dan kita bisa menyadari, sia-sialah jerih payah dan pengorbanan kita semua, kita sudah capek-capek latihan, capek mondar-mandir hunting baju, capek mencari dana, namun jika memaafkan teman saja tidak bisa, semua akan sia-sia.
Tetapi seperti kata orang bijak, pasti ada hikmah dibalik setiap kesalahan itu, semoga kita bisa mengambil buah manis dari kesalahan kita untuk kita jadikan pembaharu dalam hati kita masing-masing.
Terima kasih yang sebesar-besarnya buat pelatih kami Bang Mindo Leo Siahaan, yang sudah begitu sabar membimbing dan mengajari kami (bang..gue udah tahu tuh bagaimana caranya ngelatih paduan suara, gue bisa curi ilmunya abang, ntar gue terapin dah di kumpulan marga gue hehehe), kepada asisten Bang Mindo, Ramos dan Devi (ampun deh Mos nemenin Jessie buat nyari baju loe tuh ga bisa gue lupain seumur idup..sumpeh..hampir pengsan gue kwkwkwkwk), kepada Ketua Naposo Jessie Siregar yang sudah capek mengurus segala keperluan tim padus kita, mulai dari cari anggota, hunting baju, kucuk-kucuk kesana-kemari....(jujur betis gue masih kerasa Jess saat ngikutin loe hunting baju di Tanah Abang..qiqiqiqi..parah loe Jess..ampun dah..), buat official kami eda Alfred, Budi, Hendra..(luar biasa deh eda kita yang atu ini, hmm..Budi juga..tolak angin gue mana Bud, air minum sekali-kali yang ber-merk donk Bud..jangan itu mulu..kwkwkwkwk), buat Peo atas koreo cantiknya...(qiqiqiqikk....akan saya turunkan koreo apik ini buat anak cucu gue..kwakwakwakwak.....semua memuji koreo kita Pe, mantraaaapppp...katanya), buat Inang (gue lupa Inang siapa itu) atas sumbangan dana buat kostum final kami, buat Pendeta Resort kami yang sudah ngebela-belain dateng untuk nyemangatin kami, buat teman-teman tim paduan suara kita yang tercinta, dan semua-muanya deh jemaat HKBP Jaka Sampurna yang sudah memberikan dukungan moril maupun material buat tim padus kami.
Kiranya Bapa di Surga yang pasti melihat hati semua orang yang telah memberikan dukungan, akan memberikan berkat berlipat kali ganda kepada Amang, Inang dan teman-teman semua.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.
AMIN.
CamRa, 21/08/11
Jecqlien Netty Marpaung.
(mohon maaf temen2 jika ada yang tidak suka dengan penulisan artikel ini, notes ini semata-mata adalah ungkapan hati saya yang ingin saya sharekan pada teman-teman semua, bukan ada niat untuk saling menyalahkan satu sama lain)
**JADILAH BORU NI RAJA YANG SEJATI**
"Saya
tertarik membaca bio profil yang kamu tuliskan,
CANTIKLAH SEPERTI BORU SUNDA,
LEMBUT DAN SANTUN SEPERTI BORU JAWA,
PINTAR DAN PUNYA BUDI PEKERTI SEPERTI BORU BATAK,
apa sih alasan kamu membuat statement seperti itu?" tanya seseorang kepada ku.
Hehehe... Gak ribet-ribet amat koq jawabannya, saya hanya ingin mencoba menggabungkan 3 ciri khas yang sangat menarik dari 3 perempuan-perempuan itu. Kenapa harus mereka, bukankah perempuan-perempuan dari luar atau dari negara barat sana jauh lebih hebat dari situ?
Ya..ya..ya... Tapi saya hanya ingin menggabungkan 3 ciri khas yang sangat menonjol dan dikenal dari perempuan-perempuan Indonesia yang saya sebut disitu.
"CANTIKLAH SEPERTI BORU SUNDA".
Yah...siapa yang tidak tahu boru Sunda itu cantik-cantik?
Cantik berhias diri dan cantik dalam berpenampilan. Apakah cantik itu perlu? Jawabnya, perlu. Kita tidak bisa memungkiri hal yang pertama sekali kita lihat dari seseorang yang baru kita kenal adalah penampilannya (fisikly). Dan bahkan tampilan seseorang yang sangat cantik dan elegant mampu membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama. Penampilan juga dapat menjadikan kita pada kelas yang diperhitungkan. Hal pertama yang memberi keuntungan langsung pada kita dari penampilan yang baik adalah orang tidak sepele dengan kita. Kita pasti sangat akrab dengan perkataan umum, "TU AHA RUPAI, ANGGO SO HASEA DO PANGALAHONA (UNTUK APA WAJAH YANG CANTIK, JIKA BUDINYA TIDAK BAGUS?" Memang sudah benar sebutan itu, tapi adakah kita sadari bahwa perkataan itu dengan otomatis sudah melemahkan keinginan kita untuk tampil cantik?. Dengan sendirinya kita sudah mengatakan, "TIDAK PERLU UNTUK CANTIK," padahal CANTIK ITU MENARIK bukan?
Bukanlah suatu hal yang susah menurut saya untuk tampil cantik, bukan dengan harus pergi ke salon 3x dalam seminggu. Tapi cukup dengan rajin merawat diri (bersih), pintar memadukan pakaian yang cocok, dan berdandanlah sepantasnya. Saya sudah banyak memperhatikan boru halak hita yang bila sudah menikah tidak memperhatikan penampilan lagi, dengan dalih mengatakan, "AI DANG PORLU BE I, GELLENG I NAMA NAUMPORLU, (TIDAK PERLU LAGI TAMPIL CANTIK, ANAK LAH YANG LEBIH PENTING)."
Hehehe...dari 24 jam sehari tak ada lagikah waktu untuk menjadikan diri kita tetap cantik selalu? Tak ada waktukah untuk berdandan sejenak atau karena malas?
Pola pikir seperti inilah yang perlu dirubah dari kebiasaan boru halak hita. Tidak ada orang yang terlahir jelek, hampir bisa dikatakan semua rupa bayi sama, hanya bagaimana kita bertumbuh dan merawat badan/tubuh kitalah yang kemudian menjadikan kita berbeda. Jadi rawatlah tubuh anda agar anda kelihatan cantik selalu. Ingat untuk CANTIK itu tidak harus mahal, tapi cukup dengan modal kemauan dan kerajinan.
"LEMBUT DAN SANTUN SEPERTI BORU JAWA".
Hmm...pernah dengarkan boru Jawa berbicara? Semarah-marahnya seorang boru Jawa tapi koq tidak bisa kasar ya ngomongnya, selalu nadanya itu bisa dikontrol, lembuuuut. Sangat berbeda dengan boru halak hita yang dominan cerewet, "patubekbek" dalam bahasa ilmiahnya. Satu contoh lagi yang sangat menarik dari boru Jawa ini yaitu santun dan patuh terhadap suaminya. Saya banyak memperhatikan bagaimana seorang boru Jawa melayani suaminya, benar-benar melayani dengan cinta yang lembut, apa dan bagaimanapun suaminya itu dia akan selalu memberi pelayanan terbaik buat suaminya. Akh..boru halak hita seperti itu kah? Jangan-jangan kurang sedikit saja setoran langsung "patubekbek."
Hahaha...pantaslah seorang pencipta lagu menuliskan lagunya,
"OLOMA SIPATA TAHE DA, TATA ROHANIBA MARNIDA BORU NI RAJA NA DI JABUAN, GABE OLO DO SIPATA TAHE DA, TUBU SANGKAP-SANGKAP NI ROHA, LAO MANGALAP BORU JAWA. (TERKADANG INGIN RASANYA MENIKAHI GADIS JAWA DARIPADA GADIS BATAK).
Coba deh boru halak hita semua seperti itu, pasti lagu ini tidak akan pernah tercipta dan tidak akan pernah kita dengar.
Saya bukan bermaksud untuk mengatakan segala sesuatu harus tunduk pada suami (lelaki), tapi saya hanya menekankan, "Buatlah lelaki itu tahluk dengan kelembutan mu sebagai seorang wanita."
Setinggi apapun jabatan mu dalam pekerjaan, sebebas apapun kamu menyuruh laki-laki yang menjadi bawahan kamu, tapi untuk suami, seorang perempuan tetaplah harus tunduk sebagaimana diatur dalam Alkitab (Kolose 3:18).
PINTAR DAN PUNYA BUDI PEKERTI SEPERTI BORU BATAK.
Wouuw....kalau yang ini mah boru batak tidak diragukan lagi. Yahh...pintar. Dari kecil kita sudah terbiasa dengan pendidikan, baik itu pendidikan rohani maupun pendidikan akademis. Semiskin-miskinnya orang tua kita sangat jarang yang tidak menyekolahkan anak-anaknya, minimal sampai pendidikan menengah atas. Oleh karena itu kita sebagai boru halak hita harus meneruskan pola pikir seperti ini kepada anak-anak kita kelak. Tujuh puluh persen pola pikir anak diadopsi dari ibu yang dominan lebih sering berhadapan langsung dengan anaknya. Bagaimana kita mengharapkan anak kita pintar jika ibunya tidak pintar?
Budi pekerti atau akhlak, itu juga didasari dari pola pendidikan rohani sejak dini. Dari kecil kita sudah diajar dalam sekolah minggu, kemudian pendidikan agama dasar dan menengah, adat istiadat dan budaya kita yang sangat menjunjung tinggi norma-norma kiranya menjadikan kita sebagai boru BATAK yang pintar dan berakhlak.
Jika 3 hal yang istimewa ini digabungkan dan ada pada diri seorang boru halak hita,
"CANTIK, LEMBUT DAN SANTUN, SERTA PINTAR DAN BERBUDI PEKERTI,"
apakah itu mustahil?
Akh..saya rasa tidak mustahil, hanya perlu prinsip dan kemauan yang keras untuk melaksanakannya.
Oleh karena itu,
"CANTIKLAH SEPERTI BORU SUNDA,
LEMBUT DAN SANTUN SEPERTI BORU JAWA,
SERTA PINTAR DAN PUNYA BUDI PEKERTI SEPERTI BORU BATAK,"
dan anda akan disebut "BORU NI RAJA."
Camra, 04 04 11.
Love.
Kosakata:
Boru = Perempuan, gadis
halak hita = ungkapan lazim menyebut orang Batak.
patubekbek = cerewet
(Artikel ini buat tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan thema MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP)
CANTIKLAH SEPERTI BORU SUNDA,
LEMBUT DAN SANTUN SEPERTI BORU JAWA,
PINTAR DAN PUNYA BUDI PEKERTI SEPERTI BORU BATAK,
apa sih alasan kamu membuat statement seperti itu?" tanya seseorang kepada ku.
Hehehe... Gak ribet-ribet amat koq jawabannya, saya hanya ingin mencoba menggabungkan 3 ciri khas yang sangat menarik dari 3 perempuan-perempuan itu. Kenapa harus mereka, bukankah perempuan-perempuan dari luar atau dari negara barat sana jauh lebih hebat dari situ?
Ya..ya..ya... Tapi saya hanya ingin menggabungkan 3 ciri khas yang sangat menonjol dan dikenal dari perempuan-perempuan Indonesia yang saya sebut disitu.
"CANTIKLAH SEPERTI BORU SUNDA".
Yah...siapa yang tidak tahu boru Sunda itu cantik-cantik?
Cantik berhias diri dan cantik dalam berpenampilan. Apakah cantik itu perlu? Jawabnya, perlu. Kita tidak bisa memungkiri hal yang pertama sekali kita lihat dari seseorang yang baru kita kenal adalah penampilannya (fisikly). Dan bahkan tampilan seseorang yang sangat cantik dan elegant mampu membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama. Penampilan juga dapat menjadikan kita pada kelas yang diperhitungkan. Hal pertama yang memberi keuntungan langsung pada kita dari penampilan yang baik adalah orang tidak sepele dengan kita. Kita pasti sangat akrab dengan perkataan umum, "TU AHA RUPAI, ANGGO SO HASEA DO PANGALAHONA (UNTUK APA WAJAH YANG CANTIK, JIKA BUDINYA TIDAK BAGUS?" Memang sudah benar sebutan itu, tapi adakah kita sadari bahwa perkataan itu dengan otomatis sudah melemahkan keinginan kita untuk tampil cantik?. Dengan sendirinya kita sudah mengatakan, "TIDAK PERLU UNTUK CANTIK," padahal CANTIK ITU MENARIK bukan?
Bukanlah suatu hal yang susah menurut saya untuk tampil cantik, bukan dengan harus pergi ke salon 3x dalam seminggu. Tapi cukup dengan rajin merawat diri (bersih), pintar memadukan pakaian yang cocok, dan berdandanlah sepantasnya. Saya sudah banyak memperhatikan boru halak hita yang bila sudah menikah tidak memperhatikan penampilan lagi, dengan dalih mengatakan, "AI DANG PORLU BE I, GELLENG I NAMA NAUMPORLU, (TIDAK PERLU LAGI TAMPIL CANTIK, ANAK LAH YANG LEBIH PENTING)."
Hehehe...dari 24 jam sehari tak ada lagikah waktu untuk menjadikan diri kita tetap cantik selalu? Tak ada waktukah untuk berdandan sejenak atau karena malas?
Pola pikir seperti inilah yang perlu dirubah dari kebiasaan boru halak hita. Tidak ada orang yang terlahir jelek, hampir bisa dikatakan semua rupa bayi sama, hanya bagaimana kita bertumbuh dan merawat badan/tubuh kitalah yang kemudian menjadikan kita berbeda. Jadi rawatlah tubuh anda agar anda kelihatan cantik selalu. Ingat untuk CANTIK itu tidak harus mahal, tapi cukup dengan modal kemauan dan kerajinan.
"LEMBUT DAN SANTUN SEPERTI BORU JAWA".
Hmm...pernah dengarkan boru Jawa berbicara? Semarah-marahnya seorang boru Jawa tapi koq tidak bisa kasar ya ngomongnya, selalu nadanya itu bisa dikontrol, lembuuuut. Sangat berbeda dengan boru halak hita yang dominan cerewet, "patubekbek" dalam bahasa ilmiahnya. Satu contoh lagi yang sangat menarik dari boru Jawa ini yaitu santun dan patuh terhadap suaminya. Saya banyak memperhatikan bagaimana seorang boru Jawa melayani suaminya, benar-benar melayani dengan cinta yang lembut, apa dan bagaimanapun suaminya itu dia akan selalu memberi pelayanan terbaik buat suaminya. Akh..boru halak hita seperti itu kah? Jangan-jangan kurang sedikit saja setoran langsung "patubekbek."
Hahaha...pantaslah seorang pencipta lagu menuliskan lagunya,
"OLOMA SIPATA TAHE DA, TATA ROHANIBA MARNIDA BORU NI RAJA NA DI JABUAN, GABE OLO DO SIPATA TAHE DA, TUBU SANGKAP-SANGKAP NI ROHA, LAO MANGALAP BORU JAWA. (TERKADANG INGIN RASANYA MENIKAHI GADIS JAWA DARIPADA GADIS BATAK).
Coba deh boru halak hita semua seperti itu, pasti lagu ini tidak akan pernah tercipta dan tidak akan pernah kita dengar.
Saya bukan bermaksud untuk mengatakan segala sesuatu harus tunduk pada suami (lelaki), tapi saya hanya menekankan, "Buatlah lelaki itu tahluk dengan kelembutan mu sebagai seorang wanita."
Setinggi apapun jabatan mu dalam pekerjaan, sebebas apapun kamu menyuruh laki-laki yang menjadi bawahan kamu, tapi untuk suami, seorang perempuan tetaplah harus tunduk sebagaimana diatur dalam Alkitab (Kolose 3:18).
PINTAR DAN PUNYA BUDI PEKERTI SEPERTI BORU BATAK.
Wouuw....kalau yang ini mah boru batak tidak diragukan lagi. Yahh...pintar. Dari kecil kita sudah terbiasa dengan pendidikan, baik itu pendidikan rohani maupun pendidikan akademis. Semiskin-miskinnya orang tua kita sangat jarang yang tidak menyekolahkan anak-anaknya, minimal sampai pendidikan menengah atas. Oleh karena itu kita sebagai boru halak hita harus meneruskan pola pikir seperti ini kepada anak-anak kita kelak. Tujuh puluh persen pola pikir anak diadopsi dari ibu yang dominan lebih sering berhadapan langsung dengan anaknya. Bagaimana kita mengharapkan anak kita pintar jika ibunya tidak pintar?
Budi pekerti atau akhlak, itu juga didasari dari pola pendidikan rohani sejak dini. Dari kecil kita sudah diajar dalam sekolah minggu, kemudian pendidikan agama dasar dan menengah, adat istiadat dan budaya kita yang sangat menjunjung tinggi norma-norma kiranya menjadikan kita sebagai boru BATAK yang pintar dan berakhlak.
Jika 3 hal yang istimewa ini digabungkan dan ada pada diri seorang boru halak hita,
"CANTIK, LEMBUT DAN SANTUN, SERTA PINTAR DAN BERBUDI PEKERTI,"
apakah itu mustahil?
Akh..saya rasa tidak mustahil, hanya perlu prinsip dan kemauan yang keras untuk melaksanakannya.
Oleh karena itu,
"CANTIKLAH SEPERTI BORU SUNDA,
LEMBUT DAN SANTUN SEPERTI BORU JAWA,
SERTA PINTAR DAN PUNYA BUDI PEKERTI SEPERTI BORU BATAK,"
dan anda akan disebut "BORU NI RAJA."
Camra, 04 04 11.
Love.
Kosakata:
Boru = Perempuan, gadis
halak hita = ungkapan lazim menyebut orang Batak.
patubekbek = cerewet
(Artikel ini buat tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan thema MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP)
Langganan:
Postingan (Atom)