NETTI NATARIDA MARPAUNG

WELLCOME TO MY BLOG..

I'M A DREAMER, AND I WANNA MAKE MY DREAMS COME TRUE.

Senin, 24 Oktober 2011

== D I L E M A ==


(Cerpen)


Dari tadi pagi, sejak bangun Tari masih saja berbaring di peraduannya, di tempat tidur yang selalu dialasinya dengan sprei bermotif bunga warna merah, yaa...merah yang selalu jadi warna pilihannya.
Dibacanya berulang-ulang sms yang ada dalam inbox hapenya,

"Lu jgn gtu, kpn gw pcran sm lu, biar tau lu pikiran n mataku jg msh aktif, gw jg pny pcr, jd jgn bnyk bkn cerita, tau diri dikit."

Yah sms ini, sms yang sudah menghuni inbox hapenya selama setengah tahun ini, tak ada sedikitpun niatan Tari untuk menghapusnya, biarlah....tunggu sipengirim sms tersebut saja yang minta baru aku mau menghapusnya, batin Tari.

Sesaat kemudian jari jemari Tari dengan lincah memainkan tombol-tombol keypad hapenya, dibukanya fitur galery dan digesernya cursor untuk mencari sesuatu di file galerynya. Yup..ini dia, ditekannya tombol ok untuk memutar rekaman itu, lalu suara seseorang pun terdengar seketika menyanyikan lagu itu,

"Nang gok hata hata i, ro tu sipareonki, sai hujalahi..sai hujalahi do ho ito..
Ai holan ho, dirohangki
Ai holan ho, dinipiki
dang muba dang mose, dang muba dang mose sai hot do ho dirohangki."
(artinya: Walaupun banyak omongan tentang mu, namun kau akan selalu kucari dan kucari, karena engkau ada di hatiku, kau ada dalam mimpiku, takkan pernah berubah kau selalu di hatiku.)

Akh..bodohnya aku selama ini, ternyata lagu itu bukanlah untukku, akh..mengapa rasa itu ada dan hadir dalam hatiku, rasa yang tiba-tiba muncul saat kau berkata "IYAAA.." dengan nada yang sangat lembut, yang sebelumnya kau dengan sikap cuek dan kasar, yah..satu kata itu ternyata bisa membiusku, mampu meluluhkan hatiku, batin Tari.

Gadis yang juga super cuek ini sebelumnya tidak suka dengan sikap kasar dari lelaki yang sering membuatnya kesal, sejak dia mengenalnya sebagai karyawan papanya dulu, tapi entah kenapa hanya dengan kata lembut "IYA" nya si cowok ini bisa membuat Tari seketika hilang ingatan, Tari tidak lagi mengingat tingkah urakan si cowok yang sering membuatnya kesal.

Akh..kini yang ada dalam pikiran Tari hanya dia, dia, dan dia terus, sampai-sampai Tari yang super cuek stadium 4 dan selalu jual mahal pada setiap lelaki tak kuasa untuk memendam isi hatinya, Tari memberanikan diri untuk mengatakan pada lelaki itu kalau dia mencintainya. Dan selama sicowok tersebut jadi karyawan papanya, sebagai pemain keybord di cafe milik papanya, tak pernah sekalipun Tari melihat dia menyanyi sendiri, tapi anehnya setelah Tari mengatakan kalau ia suka padanya, kemudian cowok itu dengan beraninya naik ke panggung dan menyanyikan lagu itu, yah lagu yang dengan sigap Tari rekam di memori hapenya.

Akh..namun semua itu telah berakhir. Berakhir setelah sms itu terkirim, sms yang telah membuat hati Tari hancur berkeping-keping.
Hmm..kenapa sih harus seperti itu, apa sih salahku, dosakah jika rasa itu hadir dalam hatiku, dan jika kamu tidak suka, tidak adakah cara lain yang lebih bersahabat untuk menolakku, mengapa Kau berikan aku rasa itu ya Tuhan?
Air mata Tari tak terbendung lagi mengingat semua itu.
***
Hari-hari berlalu menyisakan rasa yang tak pernah mati dalam hati Tari, yah..lelaki yang telah menyakiti hati Tari itupun menghilang entah kemana, namun Tari adalah sosok gadis yang tak gampang menyerah dan selalu optimist dengan kehidupannya.

Dan kemudian seorang pria lain muncul dalam kehidupannya, seorang pria yang sangat jauh berbeda dengan latar belakang dan karakter dari lelaki yang dicintainya, pendidikan, kemapanan, titel maupun penampilan dan sikapnya.
Dengan sikap intelektual yang tinggi sebagai seorang yang terpelajar, pria itu berusaha mendekatinya.

"Ayolah Tari, loe mau cari yang gimana sih, loe itu dah beruntung banget dapat cowok kayak dia, dia ganteng, mapan, dan punya status (titel) lagi, gak ada apa-apanya jika dibandingin sama si cowok brengsek yang loe cintai mati-matian itu," ceramah teman-temannya panjang lebar.

Hmm..iya juga sih, buat apa aku mikirin orang yang tak pernah mikirin aku, batin Tari. Dan pertanyaan itupun akhirnya terucap, pertanyaan yang menjadi momok yang menakutkan buat Tari, pertanyaan yang menguras habis daya pikir Tari untuk menjawabnya,

"Tari, mau kan kamu menikah denganku?"

Bagai disambar petir di siang bolong Tari kaget mendengarnya, Tari tak menyangka secepat itu pria itu menanyakannya.

"Apalagi sih Tari yang kau pikirkan, ingat usiamu Ri, elo tuh bukan ABG lagi, Richard itu bukan orang sembarangan, elo bisa langsung menyandang gelar nyonya terhormat kalau menikah dengannya, daripada lo menikah sama anak malam yang tak jelas batang idungnya itu." papar Lani sobat karibnya itu.

Lani adalah sohib kentalnya yang selalu jadi tempat curahan hatinya.

"Tapi aku ga bisa mencintai dia Lan, yang ada dihatiku hanya dia dan dia terus."
"Akh persetan loe dengan cinta, mank lo bisa makan tuh cinta, dia aja ga pernah mikirin loe, gimana sich loe, waras dikit napa?" umpat Lani seraya monyongin bibirnya.

Tuhan...benarkah dia jodoh yang Kau persiapkan untukku, jika ia, mengapa tak ada rasa itu dalam hatiku? Bisakah nanti aku mencintai dia?
Lalu bagaimana dengan rasa cinta yang tak bisa mati dalam hatiku, apakah rasa itu harus terkubur dalam nantinya?

Akh andai kau datang dan memintaku tuk kembali padamu, tak akan dua kali aku berpikir untuk berkata "iya", adakah mungkin kau kan datang untuk menjemputku? Aku pasti akan sangat bahagia walau kau tak sehebat Richard, tapi bagiku kaulah yang terindah.

Tak terasa jam di meja kamar Tari sudah jam 1.00 siang, hufft..dari tadi pagi belum bergerak sama sekali, lapaaarrr.....
Segera ditutupnya lembar diary kesayangannya.
"Tuhan..aku masih percaya dengan keajaibanMU," doanya dalam hati.


Camra, 2011




 (Cerpen ini saya buat untuk tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tema Manusia dan Keindahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar