(cerpen)
Rida, gadis manis itu berkali-kali menghela napas panjang untuk sekedar
melonggarkan rongga dada nya yang serasa sesak berdempet-dempetan bak
penumpang kereta kelas ekonomi. Betapa tidak, orang yang sudah
dianggapnya sebagai paman nya tega membohongi dan mencoba menipunya.
Berawal
dari undangan job party yang diterimanya dari Raul (raja ulok) yang
nota bene masih semarganya dan Rida tak sedikit pun menaruh curiga
padanya. Rida sudah menganggap Raul sebagai paman nya. Rida yang sudah
sering menerima tawaran dan job menyanyi di acara-acara perkawinan, bona taon
maupun acara showtime mengiyakan undangan paman nya Raul untuk menyanyi
di acara bona taon yang diadakan di salah satu gedung pemerintahan
tanpa menanyakan pasti berapa honor bayaran nya. Rida begitu yakin
dengan paman nya itu.
"Jangan sampai lupa ya inang ya, hari sabtu
ini, langsung aja nanti ke gedung tempat acaranya," Raul mengingatkan
melalui telepon.
"Iya Uda," balas Rida.
Tiba di hari H, Rida
pun menunaikan tugasnya mengisi acara sebagai penyanyi di perhelatan
itu. Setelah selesai acara Rida menghampiri Raul untuk serah terima
honor. Raul sudah terlebih dahulu meminta honor itu dari panitia. Namun begitu Rida menanyakan honornya, cepat-cepat Raul berkilah,
"Nantilah inang ya kuantar ke rumah, kau masih tinggal di situ kan?"
"Ya udah,
ku tunggu nanti di rumah," sahut Rida sedikit kurang puas.
Bagaimana bisa puas, selama Rida menjalani karir menyanyi, baru kali ini honor nya
dibayarkan kemudian, aneh memang, arghhh... Rida mulai curiga, teringat
waktu dulu Raul pernah tidak membayar honor nya saat menyanyi di sebuah
cafe milik Raul. Waktu itu cafe nya bangkrut jadi Rida tidak menuntut
bayaran honor itu lagi dari Raul. Padahal sebenarnya sewaktu cafe di
over bukan tak bisa membayar honor penyanyi-penyanyi nya. Tapi niat Raul tidak
ada sedikitpun untuk membayar utang-utang nya.
Huuufff..... Rida
menarik nafas panjang lagi, apa yang dikhawatirkan nya benar-benar terjadi.
Dua hari setelah acara itu Raul masih bisa dihubungi. Rida mencoba
menghubungi nomor hp Raul, namun berkali-kali Rida menelepon, tidak
diangkat juga. Rida mengirimkan pesan singkat,
"Uda.. mana honor saya, koq ga
diantar, itu mau bayar uang kuliah Uda, tolong lah," begitu isi
sms Rida.
Namun Raul tetap tidak menanggapi. Esok harinya Rida coba
menelepon kembali, tapi apa.. hp Raul dinonaktifkan. Masih bersabar Rida
kembali mengirimkan sms,
"Uda, anterin ke Indah Cafe aja ya, aku nyanyi
di situ sekarang," sms Rida.
Tak sedikitpun ada balasan dari Raul. Gak salah
lagi memang, Raul memang benar-benar ingin menipu Rida. Tapi bukan Rida
namanya kalau sampai kehilangan akal. Habis sudah kesabaran nya. Rida
ingat lagi di waktu acara itu ada ketemu dengan Uda semarganya yang
punya pengaruh cukup besar di acara itu, yaaah... Uda Kolonel itu, pikir
Rida dalam hati. Tidak kehilangan akal Rida pun mengirimkan sms ke Raul
"Jangan Uda kira aku orang bodoh yang bisa Uda bodoh-bodohi, sudah saya
bilang saya mau bayar uang kuliah, tapi tak sedikit pun ada itikad baik
dari Uda memberikan honor itu. Oke baiklah jangan salahkan saya jika nanti
saya bertindak, saya tunggu dalam 2 hari ini kalau tidak ada itikad baik
dari Uda, terpaksa saya akan laporkan ini sama Uda Kolonel itu, untung
kemarin saya sempat minta no hp Uda itu. Sebenarnya saya tidak ingin
mempermalukan Uda gara-gara uang segitu, tapi saya juga tidak sudi dibohong-bohong i, kesabaran orang ada batasnya Uda."
Demikian bunyi pesan panjang yang
dikirimkan Rida. Padahal itu hanya akal-akalan Rida saja untuk menggertak Raul,
sebenarnya Rida tidak ada minta dan tidak tahu no hp Pak Kolonel yang cukup
disegani itu. Dan ternyata berhasil, taktik Rida menggertak Raul dengan
kebohongan manis nya itu berhasil. Tiba-tiba Raul menelepon Rida,
"Iya..iya..nanti saya antarkan ya, baru pulang dari Kaltim ini, jangan
marah ya inang!"
Huuhh... dasar orang tua tak pantas dihormati, masih saja berkilah, bertambah lagi dosamu...
Namun
tak cukup sampai disitu, dia tambah lagi pundi-pundi dosanya. Mungkin karena
tidak punya muka lagi bertemu dengan Rida, Raul menyuruh anak lajang
keponakan nya menyerahkan honor tersebut pada Rida. Rida menerima dan
menghitungnya, hanya sekian... Sungguh di bawah standard honor
selayaknya.
"Koq cuma segini, mana Uda itu?"
"Aku gak tau, aku cuma disuruh nyampein segitu," papar si anak muda itu.
Huuh.. dasar, berusaha menahan kesal nya Rida berdoa dalam hati..
"Tuhan... Aku tau, Engkau pasti akan memberi rezeki yang berlipat ganda
padaku, lebih dari rezeki orang tua yang jahat itu. Ini pelajaran bagiku
Tuhan, pasti ada hikmah dibalik semua itu. Ubahkan hati orang tua itu
Tuhan, karena saya masih menghargainya lebih dari sekedar honor itu".
***
Sekian
kosakata:
bona taon = acara syukuran ulang tahun.
in ang = ibu, panggilan lazim pada anak perempuan.
uda = paman, adik laki-laki dari bapak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar