Andai catatan ini terbaca oleh Keluarga Besar Marpaung dari Narumonda,
khususnya yang masih satu Ompung Parsadaan dengan kami, semoga berguna
untuk diketahui.
Hari kamis malam yang lalu, kakak ke-2 saya ICHA
LASMARIA MARPAUNG bermimpi, giginya copot dan begitu kumur-kumur dan
meraba dengan lidahnya koq ada lagi tumbuh giginya yang baru, bagus,
rapi dan lebih putih lagi. Lalu dia pandangi lagi giginya yang copot
ini, sudah berlobang dan pantaslah copot, selama ini, inilah gigiku yang
sakit itu, pikir kakak saya.
Lalu kakak saya menelepon dan menceritakan tentang mimpinya,
"Dek, orang Bapak koq gak bisa ditelepon ya, sehat gak orang Bapak?" kata kakakku.
"Iya, aku juga dah coba telepon, tapi gak aktif, mank kenapa kak?"
"Aku mimpi aneh nih, makanya aku takut." kata kakakku seraya menceritakan detail mimpinya.
Lalu
tiba-tiba ada sms masuk ke henpon saya dari seorang natua-tua Punguan
Raja Marpaung se-Jabodetabek, karena kebetulan saya juga pengurus
Punguan Naposobulung Raja Marpaung se-Jabodetabek yang mengabarkan bahwa
natua-tua Pdt. Emeritus H. Surtan Marpaung STh (mantan Praeses HKBP)
meninggal dunia di usianya yang sudah 83 tahun dan sekarang disemayamkan
di Rumah Duka jl. Gatot Subroto.
Refleks saya kaget, saya langsung
teringat akan cerita Bapak saya yang selalu diceritakan pada kami
anak-anaknya bahwa Bapak saya dulu SMP disekolahkan oleh abangnya Pdt.
Surtan Marpaung di Pematang Siantar. Waktu itu keluarga Ompung saya
sudah pindah (manombang) dari Narumonda ke Kisaran (Asahan). Dan Bapak
saya selalu berpesan kalau ada yang menanyakan kalian Marpaung siapa,
jawab aja, "Pdt. Surtan Marpaung, ido pe hami."
Jujur saya pun tidak
pernah mengenal siapa-siapapun itu nama-nama keluarga besar yang disebut
Bapak, tapi saya selalu mengingat nama-nama itu karena memang walaupun
saya seorang boru (perempuan) tapi saya selalu menyimak dan tertarik
dengan apa saja yang Bapak ceritakan tentang tarombo.
Karena sudah
yakin bahwa yang meninggal itu adalah Bapatua saya sendiri yang dahulu
sudah berjasa menyekolahkan Bapak saya, lantas saya bilang ke kakak,
"Kak,
itu tuh..mimpimu semalam yang gigimu copot, kakak masih ingatkan
tentang abangnya Bapak, Pdt. Surtan Marpaung yang pernah Bapak
ceritakan, udah meninggal dan ini kami dari punguan Naposo Marpaung mau
melayat kesana." kata ku.
"Tapi dek koq aneh, koq ada lagi tumbuh baru gantinya, lebih bagus dan lebih putih lagi?"
"Hmm...siapa tau karena yang meninggal itu masih keluarga saompu, terus karena Bapak juga masih sehat-sehat aja."
"Kayaknya belum terjawab dek teka-teki mimpiku." kata kakakku.
Setelah
sampai di rumah duka, saya salami Mama tua saya dan keluarga, saya
bilang kalau sayalah borunya (saya sebut nama Bapak saya) yang
disekolahkan beliau dulu dan yang sudah pindah ke Kisaran. Dan ternyata
Mama tua saya masih ingat. Saat itu walaupun masih dalam suasana
berduka, tapi saya puas dan bahagia sempat melihat wajah Bapatua saya
dan sebagai perwakilan Bapak saya untuk mengucapkan terimakasih yang
terakhir kali kepada beliau atas jasa-jasanya pada Bapak saya.
Lalu
tadi pagi sepupu saya Desita Marpaung(borunya Bapatua namanodohon
Bapak) menelepon. Dia mengabari bahwa eda kami mau melahirkan. Langsung
saya bilang, "Pasti yang lahir nanti laki-laki."
"Koq kamu bisa yakin laki-laki?" kata sepupuku.
"Iya,
kak Lasma dah mimpiin itu, giginya copot eh taunya langsung tumbuh lagi
giginya yang bagus, kan Bapatua kita Pdt. Surtan Marpaung dah meninggal
kemarin, nah sekarang kamu ngabarin eda mau ngelahirin, pasti yang mau
lahir inilah gigi baru yang lebih bagus dalam mimpi kak Lasma."
"Yah, kita doakan ajalah ya, semoga demikian, biar ada generasi penerus Bapatua."
Lalu 2 jam kemudian sepupu saya menelepon kembali,
"Udah lahir Net, benar laki-laki anak ito kita."
"Puji Tuhan, benar-benar itu pengganti Bapatua, dialah nanti penerus sebagai seorang Pendeta dalam keluarga besar kita."
"Mudah-mudahan ya, Tuhan memberkatilah."
"Hmm...karena
mimpi kakak itu benar-benar nyata, bilang sama ito andai namanya dibuat
entar, jangan lupa tambahkan nama Bapatua, "EMERITUS", dia akan menjadi
Pdt. Emeritus Junior Marpaung nanti." kataku.
"Cocok juga, bagus
itu, kalau Bapatua kita sudah pernah jadi Praeses, semoga kelak Emeritus
Junior Marpaung ini bisa jadi Ephorus."
"Hehehe...semoga ya, Tuhan berkatilah."
Keluarga
Besar Marpaung, khususnya yang masih satu Ompu, saya boru kalian
menuliskan ini dengan tujuan menekankan bahwa ternyata tondi (Roh) kita
ternyata memiliki ikatan bathin yang cukup erat. Walaupun badan atau
tubuh kita berjauhan dan bahkan ada yang tidak saling kenal sama sekali
tapi ternyata kita punya ikatan bathin yang sangat erat. Ini bukti
nyatanya.
Camra, 16 04 11
J e n e t M a r p a u n g
Tidak ada komentar:
Posting Komentar